beritabernas.com – Guna mengurangi atau mencegah adanya korban akibat gempa bumi dan kebakaran, RS Panti Rapih Yogyakarta melakukan simulasi bertajuk Simulasi Penanganan Bencana Mayor, Jumat 6 Desember 2024.
Dengan melibatkan 160 mahasiswa Stikes Panti Rapih sebagai relawan dan civitas hospitalia rumah sakit setempat, simulasi berlangsung dari pagi hingga siang bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta.
BACA JUGA:
- Ignasius Jonan Ajak Jajaran Direksi dan Staf RS Panti Rapih agar Menjadi Pribadi yang Bermanfaat
- Rayakan HAN 2024, RS Panti Rapih Perkuat Perlindungan Anak untuk Masa Depan Indonesia
Direktur Utama RS Panti Rapih dr Stephani Maria Nainggolan M.Kes mengatakan dengan adanya simulasi ini diharapkan kita semua, khususnya yang bekerja pada bidang kesehatan memiliki gambaran besar tentang penanganan kebencanaan mulai dari standar prosedur, ketersediaan tenaga relawan hingga dukungan logistik selama masa kedaruratan.
“Setiap tahun kami memiliki program simulasi kebencanaan. Kami lakukan evaluasi. Tahun ini kami mengajak pihak luar, yakni BPBD dan Damkar Kota Yogyakarta. Saat ini simulasi yang dilakukan tentang penanganan gempa dan kebakaran. Kami ingin memastikan semua perangkat yang kami miliki siap pakai,” terang Stephani di sela acara.

Sementara Kepala BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat mengapresiasi pelaksanaan simulasi kebencanaan yang digelar di RS Panti Rapih tersebut. Pihaknya juga mengakui keterlibatan rumah sakit menjadi penting saat terjadi bencana. “RS Panti Rapih ini bisa jadi klaster khusus kebencanaan. Maka perlu dilatih bagaimana proses evakuasi, penyelamatan dan distribusi logistik bagi para korban,” ungkapnya.
Nur Hidayat menambahkan, simulasi kebencanaan di rumah sakit memerlukan treatment yang perlu terus dikaji. Karena secara teknis cukup spesifik. “Mudah-mudahan simulasi di Panti Rapih ini bisa menjadi percontohan rumah sakit yang lain di Yogyakarta. Terutama mampu menghadirkan pendidikan pengurangan risiko bencana bagi publik,” kata dia.
Ketua Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) RS Panti Rapih Yogyakarta dr Indra Wira Kusuma menegaskan simulasi kebencanaan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala. Bahkan dengan persiapan minimal. “Untuk simulasi kali ini kami sudah persiapkan tiga bulan lalu. Ke depan akan kami coba lakukan dengan persiapan waktu lebih minim,” ungkapnya.

Saat ini di RS Panti Rapih ada delapan unit mobil ambulans yang siap mobilisasi jika terjadi bencana. Tersedia juga alur penanganan pasien korban bencana mulai zona hijau, kuning dan merah jika kondisi sangat gawat.
“Kita menyiapkan alur penanganan kegawatan. Termasuk kecepatan pembentukan posko kebencanaan. Ya, sekitar 3 sampai 5 menit posko dan tim akan terbentuk di area rumah sakit ini setelah pemerintah daerah secara resmi menyatakan status bencana. Dan kami siap ikut menangani korban. Tersedia pula media center yang akan memberikan informasi perihal korban dan situasi terkini yang bisa diakses publik,” ujarnya.
Pada tahun 2024 ini Damkar Kota Yogyakarta mencatat ada 70 kasus kebakaran. Sedangkan kejadian tanah longsor serta banjir tercatat 150 kasus. Dengan dukungan 169 kampung tangguh bencana (KTB) serta sejumlah instansi kesehatan seperti rumah sakit, diharapkan Kota Yogyakarta mampu mengurangi risiko bencana. (ag irawan)
There is no ads to display, Please add some