Mencermati Manuver Politik Presiden Joko Widodo

Oleh: Saiful Huda Ems

beritabernas.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah melakukan reshuffle kabinet untuk ketiga kalinya pada periode kedua kepemimpinannya. Dua menteri diganti yakni Menteri Perdagangan Luthfi digantikan oleh Zulkifli Hasan dan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN Sofyan Djalil digantikan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Hadi Tjahjanto. Selain 3 Wakil Menteri (Wamen) diganti dan yang sebelumnya kosong diisi dengan wajah baru.

Manuver Presiden Joko Widodo dalam reshuffle kali ini cukup menarik bukan hanya karena munculnya menteri baru dari partai yang sebelumnya tidak terakomodir dalam jajaran kementerian, yakni Zulkifli Hasan dari Partai Amanat Nasional (PAN) menggantikan Muhammad Luthfi sebagai Menteri Perdagangan dan di posisi Wamenaker yang diisi Arfiansyah Noor dari Partai Bulan Bintang (PBB). Tapi juga karena menteri yang diganti oleh Presiden Jokowi kali ini adalah mereka yang selama ini dianggap oleh banyak kalangan telah membuat masyarakat luas resah.

Pertama, kita semua tahu kelangkaan dan melonjaknya kenaikan harga minyak goreng beberapa waktu lalu yang hingga detik ini pun sepertinya masih belum dapat dituntaskan oleh Menteri Perdagangan M Luthfi. Hal ini terjadi karena adanya monopoli perdagangan oleh mafia mimyak goreng. Celakanya di Gedung DPR, M. Luthfi saat itu malah berterus terang bahwa ia tak sanggup melawan para mafia itu.

Kedua, persoalan sengketa pengelolaan dan kepemilikan hak atas tanah merupakan persoalan purba yang hingga kini masih menyisahkan banyak masalah. Meskipun Presiden Jokowi telah membuat langkah-langkah strategis untuk meminimalisir kasus itu, seperti pembagian sertifikat kepemilikan tanah secara masif dan gratis pada rakyat, akan tetapi nampaknya hal itu tidak sebangun dengan apa yang dilakukan oleh Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil.

Kasus demi kasus pencaplokan tanah rakyat oleh individu atau oleh perusahaan tertentu, terus menerus masih terjadi. Beberapa pejabat atau pegawai di BPN diduga banyak yang terlibat kasus mafia tanah bekerjasama dengan PPAT.

Maka menjadi wajar jika Presiden Jokowi sudah lama geram. Pada waktu yang tepat, Rabu 15 Juni 2022, Presiden Jokowi memberikan tendangan politik mematikan pada kedua Menteri itu. M Luthfi dan Sofyan Djalil pun dilempar keluar istana, diganti dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto. Dari sinilah kita dapat melihat dan menyaksikan, betapa Presiden Jokowi tidak pernah mau main-main dengan para pembantunya yang tidak serius dan tidak cakap bekerja.

Last but not least, dengan masuknya Hadi Tjahjanto di dalam jajaran kementrian Pemerintahan Jokowi kali ini, berarti semakin menambah banyaknya jumlah jenderal TNI purnawirawan bintang empat dan mantan Panglima TNI yang akan membentengi kepemimpinan nasional Jokowi. Ada Wiranto yang menjadi Watimpres, ada Moeldoko yang menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan lain-lain.

Maka semakin kokoh rasanya Pemerintahan Jokowi mendatang dan semakin frustasilah para makelar pengusung khilafah anti NKRI dan Pancasila.

Selamat bekerja para Menteri dan Wamen terbaru, semoga dapat memberikan manfaat untuk kemajuan Indonesia ke depan, meskipun jujur saya agak ragu dengan kemampuan dan keseriusan kerja Menteri baru yang diangkat dari Partai Amanat Nasional (PAN). Wajar kan jika kita pelajari track recordnya? (Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer dan Pemerhati Politik)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *