Meski Sempat Diguyur Hujan, 300 Lebih Peserta Mlampah Ziarah ke-4 Tugu Jogja-Sendangsono Sukses Sampai Finish

beritabernas.com – Pada Minggu pagi itu, 26 Oktober 2025, mendung menggelayut di langit Jogja. Namun, hal ini tidak menyurutkan niat 328 umat Katolik untuk mengikuti Walking Marathon de Sendangsono edisi keempat (WMSS#4) atau mlampah ziarah dari Tugu Jogja sampai Gua Merai Sendangsono, Kalibawang, Kulonprogo, DIY.

Sebelum pukul 04.00 pagi, satu per satu peserta berdatangan ke Tugu Jogja sebagai titik kumpul sekaligus titik start WMSS atau mlampah ziarah/siarah dengan jalan kaki. Waktu terus berjalan. Cuaca tak kunjung cerah. Namun, peserta terus berdatangan dengan penuh semangat. Tak seorang pun yang peduli dengan cuaca yang kurang bersahabat itu. Semua ceria. Semua semangat. Satu per satu mereka mendatangi meja registrasi untuk mendapatkan tanda kepesertaan WMSS#4 dari panitia.

Sebelum melangkahkan kaki pertama kali dari Tugu Jogja tepat pukul 05.00 pagi, seluruh peserta WMSS#4 mendapat peneguhan dari Romo Francis X Sri Waluyo asal Boro, Kulonoprogo yang sedang cuti (karena ibunya dipanggil Tuhan beberapa waktu lalu) dari tugasnya di Jepang.

Salah satu peserta WMSS#4 yang sepuh (duduk) bersama panitia/relawan dari KMZ. Foto: Dok KMZ

Dalam doanya, Romo Francis memohon kepada Tuhan dengan perantaraan Bunda Maria agar diberikan cuaca yang sejuk, menyertai dan melindungi para peziarah sejak dari Tugu Jogja sampai Sendangsono agar selalu sehat dan selamat sampai tujuan.

Begitu jarum jam menunjukkan pukul 05.00 wib, Ketua Komunitas Mlampah Ziarah (KMZ) Roni Romel didampingi Sekjen AM Kuncoro dan pengurus KMZ lainnya, Stevanus Hening dan Anastasia Meliani, melepas bendera start dari Tugu Jogja. Dengan tertib, para peserta pun melangkahkan kaki pertama kali, berjalan menuju tempat ziarah Gua Maria Sendangsono.

Tampaknya doa Romo Francis agar peserta diberi cuaca yang sejuk dikabulkan. Sejak dari Tugu Jogja memasuki Selokan Mataram di Jalan Magelang (Utara Stasiun TVRI Jogja ke barat) cuaca masih tampak mendung. Matahari seolah malu-malu menampakkan dirinya hingga Check Point 1 (CP1) di kilometer 10. Sejak CP1 itulah hujan mulai mengguyur meski tidak deras. Para peserta pun mulai mengeluarkan mantol plastik atau payung untuk melindungi diri hujan.

Baca juga:

Cuaca pun terasa sejuk. Sehingga para peserta terus melangkah tegap tanpa henti sambil menikmati udara segar di bawah rintik hujan dan pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan. Dengan dukungan cuaca yang sangat baik, hampir semua peserta berjalan tanpa henti hingga CP2 di Alfamarta Jalan Tempel. Ada yang sampai di CP2 sebelum jam 09.00. Cukup cepat.

Dari CP2 menuju CP3 di SMP Negeri 1 Kalibawang, cuaca tetap sejuk. Tak sedikit pun terasa panas sehingga hampir semua peserta merasa nyaman. “Puji Tuhan, pada WMSS#4 kita diberi kemurahan oleh Tuhan dengan perantaraan Bunda Maria dengan cuaca yang sangat baik. Sunggu sangat luar biasa. Meskipun hujan tapi tidak deras. Ini benar-benar mlampah ziarah yang sangat istimewa,” kata Roni Romel, Ketua KMZ, dalam sambutan penutup usai misa di Kapel Sendangsono.

Sebagian peserta WMSS#4 foto bersama di salah satu sudut kompleks Sendangsono, Minggu 26 Oktober 2025. Foto: Dok KMZ

Hampir semua peserta merasa nyama dengan cuaca pada hari Minggu 26 Oktober 2025. Meski hujan tapi tidak deras sehingga tidak membuat basah kuyup.

Seperti pada WMSS sebelumnya sejak 24 Juli 2025, pada WMSS#4 diakhiri dengan misa yang dipimpin Romo Francis X Sri Waluyo. Ia merasa bangga dengan para peserta yang penuh semangat dan niat yang tulus mengikuti mlampah ziarah sejak awal hingga akhir. Semua itu karena pertolongan Tuhan dengan perantaraan Bunda Maria.

Menurut rencana, WMSS yang kelima akan dilaksanakan pada 16 November 2025. Pada WMSS#5 ada hal yang istimewa yakni disertai bakti sosial berupa pemberian bantuan bagi warga yang sangat membutuhkan. (Philipus Jehamun)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *