beritabernas.com – Museum memiliki peran dan fungsi strategis pada era budaya layar dan zaman budaya digital. Karena di dalam museum tersimpan artefak dan arsip jejak sejarah peradaban masa lampau dan masa sekarang. Karena itu jejak peradaban itu harus diposisikan sebagai modal sosial dan modal budaya untuk memasuki hidup dan kehidupan masa peradaban baru.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Barahmus DIY Ki Bambang Widodo SPd MPd mengutip Dr Sumbo Tinarbuko M.Sn dalam acara pembukaan sarasehan permuseuman sebagai rangkaian Festival Museum Yogyakarta 2022 dan memperingati 10 tahun undang-undang keistimewaan DIY di Hotel Jambu Luwuk Yogyakarta, Rabu 21 September 2022.
Sarasehan yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) dengan dana keistimewaan ini bertujuan untuk memaknai kembali perkembangan museum DIY menuju tambahan predikat Yogyakarta kota museum, menempatkan museum pada posisi penting dalam pemajuan kebudayaan dan memantik semangat para pengelola museum untuk mengembangkan museum sebagai sumber pendidikan karakter.
Ki Bambang Widodo yang membuka sarasehan mewakili Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi SS MA mengatakan bahwa tidak bisa dipungkiri Yogyakarta mempunyai banyak tokoh dan pahlawan nasional yang dapat diteladani oleh generasi milenial melalui bukti sejarah yang tersimpan di berbagai museum yaitu Museum Monumen Pangeran Diponegoro, Museum Sasmita Loka Panglima Besar Jenderal Sudirman, Museum Memorial Dewantara Kirti Griya Tamansiswa, Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto, Museum Dr Sardjito dan Museum Muhammadiyah Yogyakarta (KH Ahmad Dahlan).
Selain itu, menurut Ki Bambang Widodo, DIY memiliki keistimewaan kedudukan hukum berdasarkan sejarah dan hak asal usul menurut UUDr 1945 dan selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta kewenangan dalam urusan keistimewaan antara lain unsur kebudayaan.
Sedangkan dalam Undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan di antaranya menyebutkan museum merupakan salah satu sarana dan prasarana kebudayaan yang berperan dalam pelestarian kebudayaan bangsa dan menjadi lokomotif perkembangan peradaban dunia.
Karena itu, Ki Bambang Widodo berharap sarasehan dengan tema Peran Museum dalam Penguatan Pendidikan Karakter ini menghasilkan rumusan yang implementatif bagi pengelolaan museum DIY dalam ikut berperan serta penguatan pendidikan karakter bangsa guna membekali peserta didik generasi emas tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pengembangan karakter filosofi dari Ki Hajar Dewantara yakni olah hati (etika), olah pikir (literasi), olah karsa (estetika) dan olahraga dalam (kinestetika).
Sarasehan menghadirkan narasumber Ki Prof Slamet PH MA M.Ed MLHR PhD (Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa), Hj R Ngt Susilawati Susmono (Pendiri Museum SHK SS/Laboratorium Karakter Susilawati Susmono dan Dr Drs Hajar Pamadhi MA (Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan Barahmus DIY dan Sektiadi M.Hum (Museolog-Kurator Museum UGM) dengan moderator Gatot Nugroho SPt (Kepal Museum HM Soeharto).
Menurut Ki Bambang Widodo, memasuki usia ke-51 tahun Baramus DIY dengan jumlah anggota 41 dan 18 calon anggota menunjukkan bahwa DIY terdapat banyak peninggalan sejarah budaya dan peradaban bangsa yang perlu dilestarikan, dikembangkan, dimanfaatkan dan dikomunikasikan kepada masyarakat sebagai bahan pendidikan, penelitian dan kesenangan.
“Oleh karena itu tepat kiranya kami menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya untuk memberikan pandangan tentang peran museum terhadap penguatan pendidikan karakter yang telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan Permendikbud RI Nomor 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada satuan pendidikan formal,” kata Ki Bambang Widodo.
Ketua Panitia Sarasehan Dr Mahirta MA dalam laporan mengungkapkan, sasaran kegiatan ini adalah para stakeholder dari unsur pendidikan, kebudayaan dan pariwisata. Melalui kegitan ini diharapkan mampu meningkatkan semangat para peserta sarasehan untuk mendukung perluasan peran museum menjadi lembaga yang dibutuhkan oleh masyarakat yaitu sebagai destinasi wisata pendidikan yang menyenangkan. (lip)
There is no ads to display, Please add some