beritabernas.com – Perayaan Natal 2025 harus dimaknai sebagai momen strategis untuk merawat kebinekaan dan memperkuat toleransi di tengah dinamika sosial yang kian kompleks. Dalam suasana kebangsaan yang diwarnai polarisasi identitas, ujaran kebencian dan menguatnya sikap eksklusif di ruang publik, maka sangat penting untuk kembali pada Empat Pilar MPR RI sebagai fondasi hidup bersama.
Baca juga:
- MY Esti Wijayati: Natal Adalah Momentum Meneguhkan Empat Pilar dan Persatuan Bangsa
- Pohon Natal dengan Lampu Gemerlap dan Karakter Sinterklas Hiasi Stasiun Tugu Yogyakarta
- Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati: Empat Pilar MPR RI jadi Fondasi Pencegahan Kekerasan di Perguruan Tinggi
“Indonesia hari ini menghadapi tantangan serius: bukan kekurangan perbedaan, tetapi kekurangan kesediaan untuk saling memahami,” tegas MY Esti Wijayati, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, di hadapan umat Paroki Pakem dan Somohitan, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY, Senin 22 Desember 2025.
Menurut Politisi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan (Dapil) DIY ini, Pancasila mengajarkan bahwa iman dan kemanusiaan harus berjalan seiring, bukan saling meniadakan. “Agama seharusnya menjadi sumber kasih dan solidaritas, bukan alat untuk membenarkan intoleransi,” ujar Esti.
Sementara itu, UUD NRI 1945 menjamin kebebasan beragama sebagai hak konstitusional yang wajib dilindungi negara tanpa kecuali.

MY Esti juga menyoroti bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika semakin relevan di tengah menguatnya politik identitas dan fragmentasi sosial. “Kebinekaan bukan ancaman bagi persatuan. Justru menolak perbedaanlah yang menggerogoti keutuhan bangsa,” katanya.
Dalam konteks NKRI, Esti menegaskan bahwa persatuan nasional hanya dapat bertahan jika setiap kelompok merasa aman, diakui, dan dihormati di ruang sosial maupun politik. “Ketika toleransi dirawat di tingkat komunitas, Indonesia sedang diselamatkan dari perpecahan,” ujarnya.
MY Esti Wijayati pun mengajak seluruh masyarakat menjadikan Natal 2025 sebagai refleksi kolektif. “Merawat toleransi adalah tanggung jawab kebangsaan. Inilah cara paling konkret menjaga Indonesia tetap damai, adil, dan bermartabat,” kata MY Esti Wijayati. (phj)
There is no ads to display, Please add some