Pemicu Pernikahan Dini di Kabupaten Ketapang dan Dampak Sosialnya

Oleh: Maria Veronika, Mahasiswa asal Ketapang, Kalbar

beritabernas.com – Pernikahan bukanlah sebuah solusi untuk mencapai kebahagiaan. Namun, banyak kaum muda atau Gen Z yang menggunakan pernikahan sebagai jalan pintas untuk mendapatkan kebahagiaan emosional dan kesejahteraan hidup.

Hal ini terbukti banyak keluarga muda yang secara ekonomi sangat sulit namun tetap memutuskan untuk menikah. Akibatnya, ketika mereka memiliki buah hati akhirnya mengalami stunting dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak hanya itu, masalah psikologis juga dapat dialami oleh pasangan muda tersebut dan dapat berdampak pula pada psikis anak.

Kabupaten Ketapang menduduki peringkat pertama dalam kasus pernikahan dini di Kalimantan Barat. Hal
ini terjadi karena minimnya pendidikan formal, peran orangtua dan keluarga, bahkan married by accident. Banyak sekali gadis Ketapang yang hamil di luar pernikahan sehingga terpaksa harus melangsungkan
pernikahan di usia muda. Orangtua dan keluarga yang kurang memberikan perhatian pada anak juga
menjadi pemicu untuk anak mencari kebahagiaan di tempat lain, salah satunya dengan menikah dini.

Maria Veronika. Foto: Dok pribadi

Di usia yang masih sangat muda, seharusnya mereka menerima pendidikan layak hingga tahap SMA dan
bahkan hingga melanjutkan ke perguruan tinggi. Pernikahan tanpa didasari pengetahuan dan kesiapan
mental justru akan menjadi boomerang untuk masa yang akan datang. Siklus ini akan terus berulang hingga ke generasi-generasi berikutnya.

Dilihat dari faktor lainnya, minimnya infrastruktur juga dapat menjadi pemicu hal ini terjadi. Keberadaan
sekolah yang tidak selalu ada di setiap desa menyebabkan kurangnya pendidikan pada anak-anak dan kaum muda. Infrastruktur keamanan juga sangat kurang, dimana kaum muda dapat melakukan hubungan seks di tempat umum tanpa diketahui orang lain terutama orangtuanya. Minimnya aktivitas masyarakat di malamhari, kurangnya penerangan di kebun-kebun, bangunan kosong dan jalanan di pinggiran desa juga menjadikesempatan bagi kaum muda untuk melepaskan hasratnya.

Ketika hubungan ini telah terjadi dan sang wanita mengandung, apa yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga selain menikahkan pasangan ini? Mirisnya, hal seperti ini terus dibiarkan terjadi berulang-ulang tanpa ada solusi untuk menanggulanginya.

Kegiatan malam hari juga sudah membanjiri daerah-daerah yang ada di pedalaman Ketapang. Anak-anak
muda berkumpul hingga dini hari baik laki-laki maupun perempuan. Aktivitas judi, karaoke, mabuk-mabukan kerap kali menjadi kegiatan favorit kaum muda di malam hari. Dari sini, jumlah hamil di luar pernikahan meningkat bahkan hingga penyebaran HIV. Tidak sedikit pula gadis-gadis yang terlibat dalam kegiatan prostitusi offline maupun online. Pelakunya dapat merupakan gadis yang belum menikah hingga janda yang sudah memiliki anak.

BACA JUGA:

Dari internal keluarga, tidak sedikit pula orangtua yang membiarkan anaknya menikah karena kondisi
ekonomi yang sulit. Orangtua sudah tidak mampu untuk menghidupi anaknya dan akhirnya melepas
bebaskan anak tersebut bahkan menyetujui anaknya untuk melakukan pernikahan dini. Hal ini tidak lain agar anak tersebut mulai menanggung kehidupannya sendiri atau ditanggung oleh suaminya.

Jika merujuk pada Undang-Undang Perkawinan, seorang diperbolehkan melakukan pernikahan jika sudah genap 19 tahun. Akan tetapi, di pedalaman Ketapang, pernikahan di bawah umur semakin didukung dengan adanya “nikah adat”. Ketika seorang sudah nikah adat, maka mereka dianggap sudah sah sebagai suami istri dan dapat tinggal serumah serta melakukan aktivitas layaknya suami dan istri.

Jadi, mau sampai kapan kita membiarkan pernikahan dini merajalela di Kabupaten Ketapang? Ini adalah
peran kita sebagai Gen Z untuk memutus rantai ini. Sebagai Gen Z, kita perlu sadar akan pentingnya
pendidikan, kesiapan mental dan kestabilan ekonomi sebelum memutuskan untuk menikah. Kita harus
memutus rantai pernikahan dini di generasi kita, agar di generasi berikutnya kehidupan kaum-kaum muda lebih maju dan terarah. (*)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *