Peringati HLH 2025: Pusdal LH Jawa Edukasi Pedagang Pasar Pilah Sampah Bernilai Ekonomi

beritabernas.com – Tim Penyuluh Lingkungan dari Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Jawa memberikan edukasi lingkungan tentang sampah kepada para pedagang Pasar Kranggan, Kota Yogyakarta, Kamis 5 Juni 2025. Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati HUT ke-11 The 101 Hotel Yogyakarta dan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.

Kegiatan yang melibatkan hampir 100 peserta dari berbagai unsur ini merupakan hasil kolaborasi multipihak antara The 101 Hotel Yogyakarta, Pusdal LH Jawa, Pemerintah Kota Yogyakarta, Persada, Lokalab, relawan lingkungan Perisai Bumi, mahasiswa Manggarai Barat yang tergabung dalam Gavarta serta petugas kebersihan pasar.

HLH Sedunia tahun ini mengusung tema global #BeatPlasticPollution, sedangkan tema nasional bernada ajakan tegas Hentikan Polusi Plastik! Seruan ini menjadi landasan kuat untuk mendorong kesadaran publik tentang pentingnya pengelolaan sampah, khususnya di kawasan padat aktivitas seperti pasar tradisional.

Tim edukasi lingkungan dari Pusdal Jawa foto bersama dengan Tim dari The Hotel 101 Yogyakarta, PERSADA, LOKALAB, GAVARTA dan Relawan Lingkungan PERISAI BUMI seusai kegiatan. Foto: Dok Humas Pusdal Jawa

Dalam kegiatan kali ini, 7 penyuluh lingkungan yang dipimpin oleh Setyo Winarso, Penyuluh Lingkungan Ahli Madya dari Pusdal LH Jawa dan tim penyuluh dari Persada yang diperkuat PerisaiI Bumi dan Gavarta berkolaborasi memberikan penyuluhan secara langsung kepada para pedagang. Materi penyuluhan tentang pentingnya memilah sampah organik dan anorganik serta memperkenalkan konsep ekonomi sirkular melalui kampanye bertajuk #SampahkuBernilai!

Edukasi sampah kali ini menyasar pasar karena volume sampahnya tinggi dan interaksi masyarakat sangat intens. “Edukasi semacam ini menjadi langkah awal membentuk agen-agen perubahan di tingkat akar rumput,” ujar Setyo Winarso kepada media di sela kegiatan.

Edukasi lingkungan yang diberikan dengan cara berdiskusi langsung dengan pedagang dan menjelaskan nilai ekonomis dari sampah seperti karton, plastik dan botol. Sampah yang telah dipilah langsung dibeli oleh pihak Persada secara tunai di lokasi.

BACA JUGA:

“Tercatat, sampah kardus yang berhasil dikumpulkan sebanyak 38 kg. Langsung dibayarkan kepada salah satu pedagang, Pak Wicak, sebesar Rp 57.000. Sementara, sampah campur sebanyak 19 kg hanya dihargai Rp 3.000 karena belum dipilah,” ujar Widiandayani, Direktur PT Persada (mitra lingkungan PT Unilver), seperti dikutip Tim Humas Pusdal LH Jawa kepada beritabernas.com.

Hal ini menjadi bukti nyata pentingnya memilah sampah sejak dari sumber agar memiliki nilai jual. Sedangkan sampah organik dan residu langsung dibawa oleh truk dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.

General Manager The 101 Hotel Yogyakarta Wahyu Wikan Trispratiwi menjelaskan, kegiatan ini meliputi tiga aksi utama yakni membersihkan pasar, edukasi pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah non-organik yang dibeli oleh mitra komunitas Persada.

Penyuluh Lingkungan Ahli Madya Pusdal LH Jawa Setyo Winarso memberi keterangan kepada media. Foto: Dok Humas Pusdal Jawa

Ia berharap, aksi ini bisa berkelanjutan dan para pedagang pasar terbiasa memilah sampah organik dan non-organik. “Kami juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik yang tidak ramah lingkungan dan mulai beralih ke plastik yang dapat terurai,” ujar Wikan.

Albi, mahasiswa Gavarta yang menjadi relawan dalam kegiatan ini, mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat. “Kami belajar banyak dari para penyuluh. Ini pengalaman penting bagi kami sebagai generasi muda untuk mulai peduli pada lingkungan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Bu Ngadiyem, salah satu pedagang Pasar Kranggan, mengaku mendapatkan wawasan baru. “Saya baru tahu bahwa sampah yang sudah dipilah dengan ternyata bisa dijual. Ini ilmu yang bermanfaat sekali,” ungkapnya.

Kegiatan ini menegaskan bahwa pendekatan edukatif yang dilakukan langsung oleh penyuluh lingkungan di ruang-ruang publik memiliki dampak nyata. Edukasi lapangan seperti ini menjadi kunci dalam membangun kesadaran kolektif dan budaya baru dalam pengelolaan sampah di masyarakat.
(lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *