beritabernas.com – Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Wilayah (PGIW) se-Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kampus UKDW Yogyakarta selama 4 hari mulai Kamis 11 Agustus 2022 sampai dengan 14 Agustus 2022.
Rakernas PGWI di Yogyakarta yang mengangkat tema besar Akulah Yang Awal dan Yang Akhir dengan subtema Spiritualitas Keugaharian, Membangun Keadaban Publik demi Pemeliharaan Bumi sebagai Sacramentum Allah ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan lokal sebagai pembicara.
Dalam rundown acara Rakernas PGIW yang diterima beritabernas.com dari Seksi Humas Rakernas PGIW Ariani, Kamis 11 Agustus 2022, tercantum nama sejumlah pembicara dalam Rakernas PGIW di Yogyakarta yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X, KGPAA Paku Alam X, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama, Ketua Umum PGI, Sekretaris Umum PGI, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama, Rektor Universitas Kristen Duta Wacana dan Dekan Fakultas Filsafat Keilahian UKDW.
Baca berita terkait: Panitia Rakernas PGIW se-Indonesia Sowan Sultan HB X di Gedung Wilis
Selain itu, menurut Ariani, yang tidak kalah menarik dari Rakernas PGIW kali ini adalah para pendeta dan peserta Rakernas PGIW diterima oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bangsal Pracimosono, Kompleks Kepatihan pada Jumat 12 Agustus 2022 pukul 08.30 WIB dilanjutkan dengan kunjungan ke Keraton Yogyakarta.
Sebelumnya, pada 7 Juli 2022, Panitia Rakernas PGIW se-Indonesia sowan ke Sri Sultan HB X di Gedung Wilis Kompleks Kepatihan Yogyakarta. Ketika itu, MPH PGIW menyampaikan rencana penyelenggaraan Rakernas PGIW se-Indonesia di Yogyakarta pada 11-14 Aguatus 2022.
Menurut Dwi Purnama, Ketua I Panitia Rakernas PGIW, Rakernas akan diikuti 150 orang yang terdiri dari MPH PGI Pusat, dan Utusan 34 MPH PGIW se Indonesia. Rakernas diselenggarakan di Yogyakarta mengingat potensi Yogyakarta sebagai Indonesia mini sekaligus kondisi masyarakatnya yang plural diharapakan akan menyemangati gereja-gereja di Indonesia untuk bisa hidup bersahabat dengan keberagaman sehingga gereja bisa berkontribusi lebih konstruktif terhadap dinamika kebangsaan dengan kebhinekaannya dan memperkokoh Pancasila sebagai ideologi negara. (lip)
There is no ads to display, Please add some