beritabernas.com – Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko mengingatkan pemilih, khususnya umat Katolik yang sudah mempunyai hak pilih pada Pilkada 27 November 2024, agar waspada dan berupaya jangan sampai dirusak oleh berbagai praksis politik yang tidak sehat, seperti politik uang dan intimidasi.
Selain itu, Uskup Agung Semarang juga meminta para pemilih agar menjaga kemurnian hati nurani dalam memilih calon pada Pilkada 2024. Jangan sampai pilihan ditentukan oleh uang atau bantuan dalam bentuk apa pun.
“Kita mesti juga memiliki sikap bebas dan tegas menolak berbagai intimidasi dan tekanan politik. Sering terjadi bahwa perangkat publik dimanfaatkan untuk memobilisasi massa guna memaksimalkan perolehan suara. Jangan sampai kita “bermental miskin” di masa Pilkada ini dengan membiarkan diri tergiur oleh segala bujukan dan iming-iming dalam berbagai bentuknya,” kata Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko dalam surat edaran yangditujukan kepada umat Katolik se-Keuskupan Agung Semarang, tertanggal 13 November 2024.
Dalam surat edaran berjudul Memilih Calon Pemimpin Daerah yang Berkualitas dan Berintegritas, Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko mengajak seluruh umat Keuskupan Agung Semarang (KAS) yang telah memiliki hak pilih dalam Pilkada 2024 untuk berpartisipasi aktif menyukseskan agenda demokrasi lima tahunan ini.
BACA JUGA:
- Terkait Pilkada 27 November 2024, Uskup Agung Semarang Sebut Kriteria Calon yang Dipilih
- Repdem Kota Yogyakarta Terus Bergerak untuk Memenangkan Hasto Wardoyo-Wawan Harmawan
- Menjaga Semangat Keberagaman di Kota Yogyakarta, Heroe-Pena Kunjungi Kevikepan Jogja Timur
- Tim Pemenangan Paslon Harda-Danang Keberatan atas Ketidakprofesionalan Moderator Debat
Sebab, menurut Uskup, partisipasi aktif dalam Pilkada merupakan wujud nyata tanggung jawab politis umat Katolik dalam menghidupi dan menghidupkan demokrasi di tengah masyarakat dan bangsa. Seruan untuk partisipasi aktif dalam kehidupan politik ini juga ditegaskan oleh Kongregasi untuk Ajaran Iman pada tahun 20021.
Menurut Uskup, politik tidak hanya berkaitan dengan partai dan kekuasaan, namun terutama menyangkut keterlibatan kita dalam setiap bidang kehidupan masyarakat yakni politik, sosial, ekonomi, budaya, bisnis, pendidikan dan lingkungan hidup.
Dalam keterlibatan itu, umat Katolik wajib tetap setia pada cita rasa, nurani dan kesadaran iman kristiani. Dalam konteks KAS, keterlibatan dalam Pilkada menjadi wujud nyata pelaksanaan Rencana Induk KAS (RIKAS), yaitu terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman.
“Dalam konteks ini, saya mengajak umat KAS untuk bersikap positif dan peduli terhadap kehidupan bersama yang diwujudkan, antara lain dengan menggunakan hak pilih dalam kesempatan Pilkada 2024. Melalui Pilkada kita akan menentukan siapa pemimpin masyarakat yang sungguh berkualitas dan siap melayani masyarakat. Kita sangat paham bahwa suara kita menentukan siapa layak menjadi pemimpin daerah yang mampu menjamin kepentingan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Uskup Agung Semarang.
Karena itu kita mesti memilih secara cerdas, yaitu memilih calon pemimpin daerah yang memang layak dipercaya untuk mengelola dan memajukan daerah. Kita perjuangkan lahirnya para pemimpin yang memiliki kepribadian yang utuh dan seimbang: berjiwa pelayan, ugahari, hidup sederhana, dan mengutamakan kepentingan bangsa. Kita dukung hadirnya para pemimpin yang siap berjuang mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa dan amanat UUD’45, yakni kesejahteraan yang berkeadilan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Menurut Uskup, agar mampu memilih secara tepat dan benar, dibutuhkan berbagai pertimbangan dalam memilih calon pemimpin, terutama terkait rekam jejak, partai pendukung serta tawaran visi, misi, dan programnya.
Beberapa kriteria calon yang dianggap berkualitas dan berintegritas, menurut Uskup Agung Semarang, antara lain, pertama, mampu merengkuh semua warga masyarakat, apapun agama dan kepercayaannya, berpandangan inklusif, serta memiliki kesetiaan terhadap empat konsensus negara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI;
Kedua, memiliki rekam jejak yang baik secara personal dan didukung oleh partai yang nasionalis dan bukan pragmatis; Ketiga, mampu menerapkan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja, yaitu menjunjung tinggi martabat manusia, mengupayakan kesejahteraan umum, mengembangkan solidaritas, memberi jaminan ruang gerak kepada semua lapisan masyarakat dan lembaga keagamaan secara adil;
Keempat, memiliki kepribadian utuh dan akhlak mulia, kompetensi dan kapabilitas kepemimpinan, serta memiliki visi dan misi yang jelas yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat dan pembangunan bangsa; kelima, memiliki perhatian terhadap upaya-upaya pemberdayaan ekonomi kecil dengan mendukung UMKM demi meningkatkan lapangan kerja dan mengentaskan pengangguran dan kemiskinan;
Keenam, memiliki perhatian terhadap kearifan lokal dan budaya, pendidikan dan kesehatan, serta pengelolaan lingkungan hidup; dan ketujuh, berani memberikan perlawanan dan pemberantasan atas penambangan pasir secara liar yang berpotensi menimbulkan bencana alam dan pemiskinan para petani pemilik lahan.
Dikatakan, untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang lebih lengkap dari masing-masing pasangan calon, perlu diadakan perjumpaan, sosialisasi atau omongan bersama di tingkat lingkungan, wilayah dan paroki. Sangat dimungkinkan mendengarkan informasi dari orang-orang yang memiliki wawasan luas.
“Kita bersama berdoa agar proses Pilkada, terutama di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY, terlaksana dengan lancar, aman, demokratis dan jujur serta terbebaskan dari berbagai bentuk kecurangan, intimidasi, dan manipulasi,” kata Uskup Agung Semarang. (lip)
There is no ads to display, Please add some