Oleh: Maria Arista Talu
beritabernas.com – Sumba merupakan salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki keindahan alam yang indah dan unik. Selain keindahan alam, Sumba juga memiliki rumah adat berupa Kampung Prai Ijing.
Rumah adat Prai Ijing di Sumba merupakan bangunan khusus dengan atap yang menjulang tinggi dan hiasan dinding dengan motif tradisional. Rumah adat Prai Ijing Sumba merupakan warisan budaya yang penting.
Selain itu, kain tenun Sumba dibuat menggunakan alat tradisional dan motif khas Sumba dengan pewarna alami dari tumbuhan. Inilah yang menjadi pesona bagi para wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam terhadap budaya Sumba.
Kampung Prai Ijing merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Sumba yang selalu dikunjungi oleh banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Selain itu, ada tempat wisata yang tak kalah menarik dan indah adalah Pantai Nihiwatu. Di sini ada hotel yang mewah yang terletak tebing laut.
Hotel Nihiwatu mengalahkan hotel yang ada di luar negeri. Semua hiasan dilengkapi dengan motif Sumba. Pulau Sumba selalu merekomendasikan keindahan alam yang menakjubkan. Selain itu ,Sumba memiliki pantai indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih.Tempat sangat indah untuk bersantai sambil menikmati laut yang menakjubkan.
Selain rumah adat Prai Ijing dan pantai-pantainya, Pulau Sumba juga dikenal dengan keindahan pada dataran tinggi yang mempersona yang ditutupi oleh rumputan hijau serta pemandangan luas. Saat musim kemarau pemandangan pegunungan dan bukit-bukit berubah menjadi coklat. Hal ini menarik perhatian para wisatawan.
Pembangunan pariwisata Sumba terus dilakukan oleh pemerintah sehingga Sumba menjadi salah satu destinasi unggul. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal semakin meningkat.
Lapangan kerja tercipta
Pariwisata di Sumba berdampak positif bagi ekonomi masyarakat lokal. Dengan adanya pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Hal ini mulai dari pemandu wisata, usaha kain tenun Sumba yang banyak diminati pengungjung hingga sektor usaha kecil seperti warung makan dan kios kecil mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung.
Dengan demikian keberadan pariwisata membantu UMKM semakin berkembang karena permintaan dari pengunjung yang meningkat. Masyarakat lokal juga memanfaatkan peluang dengan usaha kos-kosan atau perumahan serta kuliner kulineran.
Obyek wisata Sumba menarik banyak pendatang mencari pekerjaa dan membutuhkan tempat tinggal sehingga membantu pemerintah dan menciptakan peluang kerja baru untuk mengatasi pengangguran.
Usaha sektor pariwisata mampu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Kehadiran wisatawan yang terus meningkat berdampak positif bagi sektor ekonomi lokal. Jika pemerintah terus memperhatikan wisata Sumba maka petani dan pelayan beralih ke sektor jasa pariwisata seperti menyediakan transportasi, pemandu wisata serta pengelolaan penginapan.
BACA JUGA:
- Potensi Ekonomi pariwisata di Sumba
- Pariwisata: Kunci Kemajuan Ekonomi Labuan Bajo?
- Menjaga Samudra Biru, Mencerahkan Pariwisata Bahari Labuan Bajo
Selain itu kerajinan tangan dan warung-warung makan mengalami peningkatan karena tingginya permintaan wisatawan yang menikmati produk-produk lokal. Pertumbuhan ekonomi pariwisata tidak hanya memberikan pemasukan tambahan bagi masyarakat lokal, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Tantangan pengembangan wisata Pulau Sumba
Meski pariwisata Sumba memberikan hal positif bagi masyarakat lokal, namun pembangunan pariwisata membawa tantangan yang signifikan terutama dalam hal kelestarian lingkungan. Di satu sisi pariwisata sangat menakjubkan bagi wisatawan, namun di sisi lain berdampak pada kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh, Danau Weekurri yang terletak di kawasan hutan berdampak negatif bagi masyarakat lokal karena membuang sampah sembarangan dan sebagainya.
Untuk itu, diperlukan kesadaran dari semua pihak baik masyarakat lokal maupun wisatawan agar menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan baik. Ini harus menjadi fokus utama dalam pembangunan pariwisata berkolaborasi dengan masyarakat lokal dalam pelestarian lingkungan.
Selain itu, pelatihan dan pendidikan di sektor pariwisata bagi masyarakat lokal sangat penting untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pariwisata Sumba yang berkelanjutan dan memanfaatkan potensi ekonomi lokal. Hal ini akan membantu masyarakat memperoleh manfaat yang lebih optimal dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Tantangan lain adalah bagaiman pemerintah mendukung pariwasata berupa infrastruktur jalan yang aman dan stabil bagi masyarakat dan wisatawan. Karena jarak wisata Sumba relatif jauh dan area parkir yang aman dan muda diakses.
Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah sehingga wisata Sumba semakin maju dan berkembangserta menjadi destinasi yang unggul. Apabila tantangan tersebut dapat diselesaikan maka potensi wisata Sumba memberikan keuntungan lebih besar bagi masyarakat lokal.
Hambatan lainnya adalah mahalnya harga tiket pesawat dari dan ke Sumba. Pada tahun tahun 2022-2024 harga tiket pesawat rute Jogja-Bali-Sumba mencapai Rp 2 juta sampai Rp 6 juta. Mahalnya harga tiket pesawat berpengaruh pada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sumba.
Pengembangan pariwisata Sumbaperlu terus di tingkatkan sehingga ke depan pariwisata bisa menjadi kunci utama dalam meningkatkan ekonomi daerah. Pemerintah daerah bersama sektor industri dan masyarakat lokal berkolaborasi untuk memperbaiki infrastruktur, misalnya Bandara Tambolaka, pelabuhan dan jalan agar mempermudah dan memperlancar aksebilitas bagi wisatawan dan masyarakat lokal.
Selain itu, perlu memberikan pelatihan bagi masyarakat lokal dalam mengelola wisata serta mengembangkan keterampilan pemandu wisata dan keterampilan tenunan kain sehingga berbagai produk lokal yang ditawarkan kepada wisatawan semakin menarik dan berkualitas. Dengan demikian dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (Maria Arista Talu, Mahasiswa FE Universitas Sanata Dharma)
There is no ads to display, Please add some