beritabernas.com – Program Studi Manajemen Rekayasa (Prodi MR) FTI UII siap menjadi pusat lahirnya pemimpin masa depan yang kompeten, beretika dan berdaya saing internasional. Selain itu, lulusan Prodi MR UII diharapkan tidak hanya berkontribusi dalam pembangunan industri nasional, tetapi juga mampu bersaing dan berkiprah di panggung global sebagai bagian dari generasi inovator Indonesia.
“Dengan perpaduan kurikulum global, pembelajaran kolaboratif dan penguatan nilai moral dan kepemimpinan, hal itu dapat terwujud,” kata Ir Elanjati Worldailmi ST MSc IPM, ASEAN Eng, Ketua Program Studi Manajemen Relayasa, Pogram Sarjana FTI UII dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Minggu 2 November 2025.

Menurut Elanjati Worldailmi, Prodi Manajemen Rekayasa Program Sarjana FTI UII ingin menjawab menjawab kebutuhan tenaga profesional lintas disiplin di pasar global. Ini merupakan sebuah program unggulan yang menggabungkan kekuatan teknologi, bisnis dan nilai etika dalam satu kerangka pendidikan yang holistik.
Dikatakan, transformasi industri global yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital, kecerdasan buatan dan otomasi menuntut kehadiran sumber daya manusia yang tidak hanya menguasai aspek teknis, tetapi juga memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan strategis.
Karena itu, Manajemen Rekayasa FTI UII dirancang untuk mencetak generasi engineering leader-insinyur masa depan yang tidak hanya mampu merancang sistem teknologi, tetapi juga mengelola sumber daya, memimpin inovasi dan mengambil keputusan strategis berbasis data.
Baca juga:
- FTI UII Buka Program Studi Manajemen Rekayasa
- Prodi Doktor Rekayasa Industri FTI UII Diminati Akademisi dari Berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia
“Kami ingin melahirkan lulusan yang mampu berbicara dalam dua bahasa sekaligus: bahasa insinyur dan bahasa manajer. Itulah kompetensi yang sangat dibutuhkan dunia kerja saat ini, baik di tingkat nasional maupun global,” kata Elanjati Worldailmi.
Ia mengatakan, kurikulum MR UII disusun dengan mengacu pada Engineering Management Body of Knowledge (EMBOK) dan diselaraskan dengan kebutuhan Industri 4.0 menuju Society 5.0. Melalui pendekatan Project-Based Learning, mahasiswa dilatih untuk menyelesaikan permasalahan nyata industri secara kolaboratif dan lintas disiplin. Keterlibatan praktisi industri nasional maupun internasional sebagai dosen tamu dan mentor juga memastikan mahasiswa memahami standar profesional dan ekspektasi global sejak dini.

Seiring meningkatnya kebutuhan tenaga ahli lintas bidang, lulusan MR UII memiliki daya saing tinggi di berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur, energi, logistik, teknologi informasi, hingga startup digital. Mereka dapat berkarier dalam posisi strategis seperti Project Engineer, Product Manager, Industrial Analyst, Operation Manager hingga Technology Consultant-profesi yang saat ini sangat dicari di pasar tenaga kerja nasional maupun global.
Selain kompetensi profesional, MR UII menanamkan nilai Islam dan kepemimpinan etis sebagai fondasi utama pembentukan karakter. Hal ini menjadi pembeda yang signifikan, karena dunia kerja internasional kini menaruh perhatian besar pada aspek integritas dan tanggung jawab sosial.
“MR UII tidak hanya mendidik calon manajer, tetapi membentuk pemimpin teknologi yang berpikir sistemik, bertindak etis, dan berorientasi pada keberlanjutan,” kata Elijanti Worldailmi. (*/phj)
There is no ads to display, Please add some