Psikologi Gen Z Memaknai Nilai Pancasila di Era Digital

Oleh: Nisa Salsabila, Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Cendekia Mitra Indonesia

beritabernas.com – Generasi Z kini berada di garda depan perubahan sosial di era digital. Namun di tengah derasnya arus teknologi dan globalisasi, muncul pertanyaan: Masihkah nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman hidup mereka?

Pancasila sebagai dasar negara tidak hanya berfungsi sebagai ideologi, tetapi juga sebagai panduan moral dan etika dalam kehidupan berbangsa. Nilai-nilainya-seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan- menjadi pondasi pembentuk karakter bangsa. Tantangannya, bagaimana nilai-nilai itu tetap relevan bagi generasi yang tumbuh di tengah budaya digital yang serba cepat dan individualistis.

Menurut Anjarika Dwi Rahmawati (2020),generasi muda masa kini cenderung memiliki cara pandang baru terhadap Pancasila. Media sosial, teknologi, dan budaya instan memengaruhi cara mereka memahami serta mengekspresikan nilai kebangsaan. Karena itu, dibutuhkan pendekatan baru agar Pancasila tidak hanya dipahami sebagai hafalan, tetapi diterapkan dalam tindakan nyata-baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Dalam Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Hardjasoemantri (2000) menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan satu kesatuan keyakinan seluruh rakyat Indonesia. Kehidupan yang seimbang dan harmonis hanya bisa terwujud jika dilandasi oleh prinsip persatuan, keseimbangan, dan tanggung jawab sosial.

Sementara itu, Ben Senang Galus dan Nunik Srinoviyanti (2021) menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul dalam teknologi, tetapi juga berkarakter. Nilai kemanusiaan dan moralitas menjadi bagian penting dari pembentukan generasi yang berdaya saing dan berintegritas.

Dalam tulisannya berjudul Governmentality dan Diskursus Kekuasaan yang Terabaikan (2022), Ben Senang Galus menjelaskan bahwa di era digital, kekuasaan tidak hanya berada pada pemerintah, tetapi juga pada sistem informasi dan media sosial. Kondisi ini menuntut generasi muda agar memiliki kesadaran kritis dalam menyaring informasi serta tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila sebagai kompas moral.

Dengan menafsirkan ulang nilai-nilai Pancasila secara kontekstual, Generasi Z dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga berjiwa nasionalis dan beretika. Dunia digital seharusnya menjadi ruang untuk memperkuat nilai kemanusiaan, bukan mengikisnya.

Baca juga: -Tata Kelola Sumber Daya Manusia Indonesia Berbasis Talenta

Keduanya menekankan bahwa generasi Z membutuhkan pendidikan yang adaptif, bukan hanya teknis atau akademik, tapi juga menekankan nilai-nilai moral dan sosial. Terlalu sering terpapar gadget dan budaya asing tanpa bimbingan bisa memengaruhi perkembangan psikologis dan sosial mereka, sementara metode pembelajaran yang tepat seperti PBL membantu mereka berpikir kritis dan menyelesaikan masalah nyata.

Etika Digital dan Nilai-Nilai Pancasila

Pembahasan mengenai etika digital dalam konteks nilai-nilai Pancasila menyoroti peran krusial etika dalam memastikan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan sesuai dengan ajaran moral Pancasila. Media sosial adalah ruang publik yang sangat bebas sehingga dalam beraktivitas di media sosial sangat perlu untuk memperhatikan etika dalam berinteraksi pada individu lain. Etika yang perlu diperhatikan tidak lepas dari perwujudan nilainilai Pancasila (Safitri & Dewi, 2021).

Pertama-tama, etika digital memainkan peran penting dalam memastikan keadilan dan kesetaraan akses terhadap teknologi di seluruh lapisan masyarakat. Konsep ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, terutama nilai kemanusiaan yang mendorong agar manfaat teknologi dapat dinikmati secara merata oleh seluruh warga negara. Oleh karena itu, dalam konteks etika digital, nilai-nilai Pancasila menjadi dasar untuk menciptakan inklusivitas dan kesetaraan dalam memanfaatkan teknologi.

 Selanjutnya, etika digital juga berkaitan erat dengan nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan persatuan dalam Pancasila. Dalam menghadapi penyebaran informasi di dunia maya, penting untuk menegakkan etika dalam berbagi informasi dan menghindari penyebaran berita palsu yang dapat merusak persatuan masyarakat. Etika digital yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila mengajarkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam berkomunikasi daring, menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan memperkuat persatuan dalam keragaman.

Etika dalam menggunakan kecerdasan buatan dan teknologi otomatisasi menjadi fokus penting dalam konteks nilai-nilai Pancasila. Pancasila menekankan pada tanggung jawab sosial dan keadilan. Oleh karena itu, etika digital menuntut bahwa penggunaan teknologi otomatisasi harus diarahkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas dan menghindari diskriminasi atau ketidaksetaraan. Menerapkan prinsip-prinsip etika ini dalam pengembangan dan implementasi teknologi otomatisasi adalah langkah penting untuk memastikan bahwa teknologi mendukung nilai-nilai Pancasila.

Dengan demikian, pembahasan etika digital dalam perspektif nilai-nilai Pancasila bukan hanya menjadi kerangka kerja, melainkan landasan moral yang membentuk perilaku masyarakat di dunia maya.

Tantangan yang dihadapi

Genarasi Z, sebagai generasi penerus bangsa, menghadapi berbagai tantangan yang berasal dari perubangan sosial, budaya, politik, dan teknologi. Faktor-faktor seperti globalisasi, pergeseran moral, rendahnya partisipasi politik, hingga acaman radikalisme turutmenjadi tantangan dalam menjaga relevasi nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah tantangan yang sering terjadi dan dihadapi Generasi z dalam menanamkan nilai Pancasila di era digital : 1) Minimnya Literasi Digital dan kemampuan berfikir kritis. 2) Media Sosial sebagai Arena Konflik dan Intoleransi. 3) Rendahnya partisipasi politik dan Kepedulian Sosial. 4) Pendidikan Pancasila yang Tidak Kontelekstual dan Tidak Inovatif. 5) Kurangnya Role Model di Dunia Digital. 6) Pengaruh Budaya Global yang Mendominasi.

Pemahaman masyarakat mengenai etika digital, keamanan informasi, dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi menjadi inti untuk menjaga agar nilai-nilai Pancasila terwujud dalam interaksi online. Integrasi pendidikan Pancasila dengan literasi digital menjadi mandatori untuk menciptakan masyarakat yang mampu memahami dan merespons dengan bijaksana terhadap perubahan kompleks di era digital ini.

Strategi penyelesaian

Untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dapat relevan dan di terima oleh masyarakat saat ini.  Terkhususnya Gen Z yang sangat terkait dengan teknologi adalah tantangan besar dalam era digital masa ini. 1) Penguatan Literasi Digital Dengan Berbasis Pacasila. 2) Media Sosial untuk memperluas Nilai Pancasila pada Media Sosial bisa menjadi alat yang efisien untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila. 3) Pancasila dalam Pendidikan, Integasi nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum. 4) Untuk menjaga Ekosistem digital yang sehat, pemerintah, pendidikan, dan komunitas harus berkolaborasi. 5) Kebijakan Teknologi yang Berbasis Pancasila.

Teknologi digital bukan hanya sarana pembelajaran, tetapi juga alat yang memainkan peran signifikan dalam membentuk karakter yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Platform edukasi digital dapat dirancang untuk memberikan pengalaman belajar interaktif, merangsang refleksi etis, dan mengajarkan tanggung jawab sosial dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Pancasila memiliki peran yang sangat penting  dalam  menanamkan  nilai-nilai  kebangsaan  dan  mengatasi  dekadensi  moral  di kalangan  Generasi  Z, terutama  di era  digital. Pendidikan  ini  mampu  memperkuat  sikap nasionalisme,  toleransi,  dan  cinta  tanah  air,  yang  menjadi  landasan  moral  bagi  generasi namun,  implementasi  pendidikan  Pancasila  masih  menghsadapi  berbagai  kendala,  seperti kurangnya  metode  pembelajaran  yang  inovatif,  masuknya  nilai-nilai  asing  yang  tidak sejalan  dengan  prinsip Pancasila  serta  dampak  buruk  dari  media  sosial  yang  sering  kali mengabaikan norma-norma sosial dan etika. (*)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *