Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti, Simbol Kekuatan Moral bagi Pemimpin

beritabernas.com – Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti merupakan pusaka kebesaran Kota Yogyakarta dan disemayamkan di ruang kerja Wali Kota Yogyakarta.

Dengan keberadaan tombak pusaka Kyai Wijaya Mukti di ruang kerja Wali Kota Yogyakarta tersebut, mengisyaratkan adanya pesan-pesan luhur atau simbol kekuatan moral bagi pemimpin untuk selalu berusaha memakmurkan rakyatnya yakni kemakmuran yang dinikmati oleh semua warga, seperti yang disiratkan dalam pamor wos wutah wengkon dan dhapur kudhuping gambir.

Pada Kamis 24 Juli 2025 pukul 07.30 WIB, dilakukan siraman Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta di Plaza Segoro Amarto, Balaikota Yogyakarta. Acara siraman didipimpin langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Dr (HC) dr H Hasto Wardoyo Sp.OG (K) dan dihadiri oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, kemantren hingga kelurahan. Kegiatan ini sebagai wujud pelestarian nilai-nilai adat dan tradisi di Kota Yogyakarta.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat melakukan siraman Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti di Plaza Segoro Amarto, Balaikota Yogyakarta, Kamis 24 Juli 2025. Foto: Dok Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta

Menurut Yetti Martanti S.Sos MM, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Kamis 24 Juli 2025, secara historis Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti merupakan senjata yang dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

Kemudian pada tahun 2000, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat memberikan pusaka tersebut kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang diserahkan langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada Wali Kota Yogyakarta saat itu R Widagdo.

Menurut Yetti Martanti, Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti mempunyai panjang 3 meter. Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan dhapur kudhuping gambir ini, landean-nya sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu Walikun.

BACA JUGA:

Yetti Martanti mengatakan, dalam budaya Jawa, pusaka adalah lambang budaya ber-pamor agama. Pusaka bukan sekadar senjata apalagi alat, namun dwitunggal antara logam pilihan anti karat dengan unsur spiritual penciptanya, yang terpancar dari aura pamor-nya.

Sehingga tegaknya tombak pusaka Kyai Wijaya Mukti, menurut Yetti Martanti, mengisyaratkan luluhnya pamoring Kawula-Gusti. “Dalam dimensi vertikal, bermakna pasrah diri dan tunduk-patuhnya insan kamil ke haribaan Sang Khaliknya,” kata Yetti Martanti.

Sementara dalam dimensi horizontal, mensyaratkan sosok pemimpin yang tanpa pamrih bersedia ngawulo, yang siap melayani rakyatnya dalam bentuk public services yang semakin baik, yang menghargai harkat dan martabat warganya serta membangun suatu clean goverment dan good governance.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo (kedua dari kanan) sedang membersihkan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti di Plaza Segoro Amarto, Balaikota Yogyakarta, Kamis 24 Juli 2025. Foto: Dok Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta

Keberadaan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti juga melambangkan kondisi wijoyo-wijayanti, yakni kemenangan sejati di masa depan, dimana seluruh lapisan rakyat dapat merasakan kamukten atau kesenangan lahir-batin, oleh sebab tercapainya tingkat kesejahteraanyang benar-benar merata.

Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti yang memiliki dhapur kudhuping gambir, berarti titik awal mulai mekarnya harapan yang akan membawa keharuman Kota Yogyakarta dengan segala predikatnya.

Kegiatan Siraman Pusaka juga diikuti oleh pemilik pusaka di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) bekerja sama dengan paguyuban Paheman Memetri Wesi Aji (Pamerti Wiji), Abdi Dalem Keprajan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat wewengkon Kota, paguyuban Bergada Segoro Amarto  dan pelaku senibudaya di Kota Yogyakarta. (*/Clementine Roesiani)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *