Romo Vikep Yogyakarta Timur: Tempat Ibadah Tidak untuk Berpolitik Praktis

beritabernas.com – Vikaris Jenderal (Vikep) Yogyakarta Timur Romo Adrianus Maradiyo Pr mengingatkan umat Kristiani agar tidak menggunakan tempat ibadah untuk kegiatan politik praktis.

Selain itu, menurut Romo Vikep Yogyakarta Timur Romo Adrianus Maradiyo Pr, para pastor dan pendeta juga diharapkan tidak mendukung salah satu pasangan calon (paslon) peserta Pemilu 2024.

Baca juga:

Hal itu disampaikan Romo Vikep Yogyakarta Timur pada ibadah oikumene penutupan pekan doa sedunia 2023 di Gereja HKBP Kotabaru Yogyakarta, Selasa 24 anuari 2023). “Para romo diharapkan tidak mendukung salah satu paslon. Demikian pula pendeta diharapkan sama supaya umat tidak terpecah,” ujar Romo Vikep Yogyakarta Timur.

Ibadah oikumene untuk menutup pekan doa sedunia dengan tema Belajarlah Berbuat Baik dan Usahakanlah Keadilan ini diikuti sekitar 500 umat kristiani, baik umat Kristen dari berbagai denominasi di DIY maupun umat Katolik serta para biarawati, suster, frater dan bruder.

Para Pendeta dan Pastor mengikuti ibadah oikumene. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Romo Maradiyo, beda pilihan dalam pemilu merupakn hal yang wajar, namun tidak menjadikan  perpecahan antarumat sendiri.  “Jangan sampai terjadi perpecahan di antara umat,” pesan Romo Maradiyo.

Ia juga berharap dalam pesta demokrasi, umat Kristiani harus mampu mewujudkan Indonesia damai. Dengan semakin beriman, sejahtera dan kian bermartabat.

Sementara Pendeta Heru Sumbodo dari GKJ Maguwoharjo Sleman mengatakan, penghayatan keagamaan yang kurang tepat justru menimbulkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan serta menyebabkan perpecahan.

Bahkan Nabi Yesaya mencela kemunafikan dalam hidup beragama yang sering berujung pada penindasan kepada orang miskin. Dia berbicara keras menentang para pemimpin yang korup dan mendukung orang-orang yang kurang beruntung. Ia berpesan untuk mengakarkan kebenaran dan keadilan di dalam Tuhan saja.

Para Romo dan Pendeta memasuki Gereja HKBP menuju altar. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

“Dalam ibadah ini, kita bersama-sama berdoa bagi Indonesia supaya terhindar dari perpecahan karena maraknya politik identitas,” kata Pdt Heru.

Sementara Pdt Bernat Panggabean dari HKBP Kotabaru selaku ketua panitia mengatakan, Gerakan Pekan Doa Sedunia 2023 diharapkan bisa mempererat tali-tali persaudaraan yang memperteguh ikatan persaudaraan dengan semangat kebersamaan di antara para pemimpin dan jemaat umat Katolik dan umat Kristen di DIY.

Selanjutnya Gerakan Pekan Doa Sedunia 2023 memberi ruang perjumpaan antara umat Katolik dan Kristan dalam ruang ibadah dan perayaan bersama baik di dalam perayaan bersama di Gereja maupun mereka yang mengikuti secara virtual.

Dikatakan, Gerakan Pekan Doa Sedunia 2023 menyiapkan generasi toleran lintas iman dalam ikatan ekumenis. Untuk itu kelompok sasaran termasuk orang-orang muda dari berbagai kelompok agama.

Gerakan Pekan Doa Sedunia 2023 juga memberi ruang dialog untuk berbincang lintas Gereja dan saling berjumpa dalam peribadatan dengan membuka kemungkinan adanya tindak lanjut kerjasama dalam bentuk lain.

“Gerakan Pekan Doa Sedunia 2023 membangun suasana persaudaraan di antara umat Kristiani dalam upaya membangun masyarakat toleran di DIY,” kata Pdt Bernat. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *