Roy Suryo Sebut Dua Kekuatan Alam Berhasil Menumbangkan Rencana Begal UU Pilkada

beritabernas.com – Pemerhati Telematika, Multimedia AI & OCB Independen Dr KRMT Roy Suryo M.Kes mengatakan, keberhasilan para mahasiswa dan masyarakat dalam menghentikan rencana begal atau revisi UU Pilkada oleh DPR RI, Kamis 22 Agustus 2024, karena bersatunya dua kekuatan alam.

Karena itu, menurut Roy Suryo, para mahasiswa dan masyarakat harus terus mempertahankan dua kekuatan alam tersebut karena perjuangan melawan dinasti dan upaya begal UU Pilkada maupun konstitusi masih panjang.

Kedua alam yang dimaksud, menurut Roy Suryo, adalah dunia maya dan dunia nyata. Masifnya penolakan atau perlawanan di dunia maya melalui berbagai platform media sosial yang diikuti demonstrasi masif di berbagai daerah pada waktu yang sama berhasil menghentikan rencana jahat DPR RI merevisi UU Pilkada.

“Saya mengapresiasi Manunggaling Kalih Jagat (bersatunya 2 alam: maya & nyata ) yang sukses hari ini menumbangkan rencana jahat begal Demokrasi UU Pilkada,” kata Roy Suryo kepada beritabernas.com, Kamis 22 Agustus 2024 malam.

Dikatakan, meski di tengah-tengah demo mahasiswa dan masyarakat ada yang ngacir cuman bisa jalan-jalan ke pasar & mall beli baju untuk anaknya, apalagi ke Amerika pakai jet pribadi, beli roti seharga Rp 400 ribu, namun anak muda Indonesia tetap terdepan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan berhasil.

“Maju terus dan pertahankan pola 2 jagat ini, karena perjuangan kita melawan diinasti “Lik Mul” masih panjang. Merdeka,” kata Roy Suryo.

BACA JUGA:

Sehari sebelumnya atay pada Rabu 21 Agustus 2024 jagad maya heboh, trendingnya bukan hanya dalam skala nasional atau dalam negeri Indonesia, namun sampai ke mancanegara. Ini laksana siaran ulang pembacaan teks proklamasi paa Jumat 17 Agustus 1945 yang dibacakan kembali oleh Sakti Alamsjah, Sam Amir & Darja di Radio Hoso Kyoku & dipancarluaskan ke seluruh dunia melalui pemancar legendaris Radio Malabar di Gunung Puntang (yang sayangnya kini sudah jadi reruntuhan, hanya tersisa “kolam cinta” yang dulu sebenarnya adalah penanda arah ke negara Belanda).

Menurut Roy Suryo, peristiwa “go Internasional” sebagaimana patriotisme para pejuang Indonesia 79 tahun silam inilah yang kemarin terulang dengan tagar #PeringatanDarurat & #KawalKeputusanMK yang menjadi trending-topic secara global melalui platform media X (Twitter) dan berbagai sarana sosial-media lainnya.

Hal ini didukung oleh akun-akun yang berfolower lumayan seperti Panji Pragiwaksono, Najwa Shihab, Wanda Hamidah dan sebagainya sehingga gaung Garuda Pancasila putih berlatar belakang biru tersebut menjadi perbincangan yang menarik perhatian dunia.

Alhasil tidak hanya netizen dalam negeri termasuk para alumnus BuzzerRp yang sudah insaf/ tobat sebagaimana sebagian tokoh di atas, media asing juga menuliskan fenomena “Peringatan Darurat” dan langsung mengkaitkannya dengan kemunduran demokrasi yang sudah benar-benar sampai pada titik nadir di Indonesia saat ini.

Sebagai contoh, Bloomberg, media asal Amerika ini malah secara cerdas langsung mengkaitkan dengann polemik perubahan UU Pilkada akibat pembangkangan Baleg DPR-RI terhadap MK dan menyinggung soal warisan dinasti Jokowi.

Dalam laporan berjudul Court ruling deals blow to Jokowi’s dynastic legacy in Indonesia, Bloomberg menyebut tuduhan nepotisme terhadap Jokowi sejak 2023 usai MK dalam keputusan yang dipimpin Usman menurunkan batasan usia minimum bagi calon presiden dan wakil presiden sehingga berhasil meloloskan Gibran jadi Cawapres.

Sementara kantor berita asal Inggris, Reuters, juga mewartakan hal serupa dengan memuat respons Jokowi atas keputusan MK yang awalnya berpotensi menutup peluang bagi anak bungsunya, namun dengan adanya ulah oknum-oknum yang menyebut dirinya “wakil rakyat” tersebut menjadi seperti diberi karpet merah kembali, namun kemudian berhasil ditumbangkan oleh gerakan mahasiswa di dunia nyata dan gerekan netizen di jagat maya. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *