Rute WMSS Edisi Ketiga Cukup Menantang, Ada yang Menyebut “Tanjakan Mesra”

beritabernas.com – Rute Walking Marathon de Sendangsono edisi ketiga atau WMSS#3 yang berlangsung Minggu 28 September 2025 cukup menantang, terutama setelah Check Point 3 (CP3) dari SD Negeri Kalibawang, Kulonprogo ke kiri. Meski rute tersebut lebih pendek dibanding rute yang dilalui pada WMSS#1 dan WMSS#2, namun rute yang dilalui kali ini cukup menanjak yang membuat hampir semua peserta ngos-ngosan.

Baca juga:

Ada yang menyebut rute WMSS#3 ini, khususnya setelah CP3, sebagai tanjakan mesra. Mengapa disebut demikian? Karena peserta yang berpasangan (suami-istri) pasti saling bergandengan tangan atau saling menuntun dan berpegangan tangan agar bisa melewati rute yang menanjak cukup tajam tersebut.

Menurut Anastasia Meilani, salah satu Pengurus Komunitas Mlampah Ziarah, rute WMSS#3 khususnya setelah CP3WMSS#3, melewati jalur Kajoran, yang menurut warga setempat merupakan rute legendaris karena merupakan rute yang digunakan umat dulu saat awal-awal ziarah ke Sendangsono.

Sebagian peserta WMSS#3 menyempatkan diri foto di atas Selokan Mataram wilayah Duwet 1. Foto: Dok panitia

Dengan melewati rute ini, jarak tempuh dari Tugu Jogja hingga Gua Maria Sendangsono semakin pendek yakni hanya 28 kilometer lebih dengan. Sementara rute sebelumnya pada WMSS#1 pada 24 Juli 2025 dan WMSS#2 pada 24 Agustus 2025, menggunakan rute yang lebih panjang yakni sejauh 32 kilometer dari Tugu Jogja sampai Sendangsono.

Meski lebih pendek dan lebih sejuk, namun rute legendaris ini cukup menanjak, terutama sebelum masuk jalan aspal menuju Kapel Santo Fransiskus. Banyak peserta yang hampir menyerah karena tak kuat jalan menanjak, namun ada yang tetap berjuang dan berhasil melewati tanjakan meski dengan tertatih-tatih dan napas yang ngos-ngosan.

Dari pengamatan beritabernas.com yang menjadi peserta WMSS#3, Minggu 28 September 2025, beberapa tanjakan setelah CP3 cukup tajam. Meski di bawah rimbunan pepohonan namun sebagian peserta merasa lelah melewati rute tersebut, apalagi dalam kondisi fisik yang sudah menurun setelah melewati perjalan lebih dari 20 kilometer sejak dari Tugu Jogja.

Sebagian peserta WMSS#3 menyempatkan diri foto di atas Selokan Mataram wilayah Duwet 1. Foto: Dok panitia

“Udaranya memang sejuk karena di bawah rerimbunan pohon. Namun tetap saja peserta ngos-ngosan karena beberapa tanjakan cukup. Hal ini makin diperparah karena kondisi fisik peserta sudah menurun setelah melewati perjalanan lebih dari 20 kilometer,” kata Danang Wibisono, salah seorang peserta WMSS#3 yang hampir menyerahkan kondisi badan yang semakin lelah di tanjakan yang tajam.

Meski demikian, dari data panitia, dari 174 peserta WMSS#3, sebanyak 164 orang yang berhasil masuk finish dengan tetap berjalan kaki. Hanya 10 orang yang masuk finish dengan bantuan sepeda motor panitia. “Tidak ada peserta yang pingsan,” kata Anastasia Meliani.

Setelah semua masuk finish dan istirahat sejenak, pada pukul 15.00 peserta mengikuti misa di kapel dekat Gua Maria Sendangsono. Setelah misa, sebagian peserta yakni 80 orang naik 13 mobil carteran sampai ke Tugu Jogja dan sebagian lagi dijemput keluarga masing-masing. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *