Sabar Ganjar, Waktumu Akan Tiba

Oleh: Orlando

beritabernas.com – Empat hari saya jalan-jalan dari Jogja, Salatiga dan Semarang untuk keperluan keluarga dan hal-hal kecil lainnya. Selama perjalanan saya menyempatkan diri mengamati baliho, spanduk bergambar Capres 2024, misalnya gambar Ganjar Pranowo.

Dasar ini hari-hari politik, saya sengaja bertanya-tanya dengan kawan, keluarga dan masyarakat yang saya temui soal Capres 2024. Secara metodologi dan sampling tentu tak memadai. Dari jawaban mereka, semua favoritkan Ganjar Pranowo. Alasan sederhana: Ganjar mirip Jokowi. Sederhana, mudah bergaul, bekerja baik. Bagi mereka final GP the next president.

Tetapi sekilas penyebaran baliho atau spanduk GP tak terlihat. Kalah dengan Puan, Bambang Wuryanto dan tentu Ibu Megawati.

Di Semarang ada kelompok Gema Puan: Generasi Muda Pejuang Nusantara. Lengkap dengan gambar-gambar dengan tulisan Puan Maharani for The Next President 2024.

Spanduk ini dijumpai di Kota Semarang. Dipasang oleh DPD Kota Semarang. Tetapi nama ketuanya tidak terlihat. Ini sepertinya inisiatif kelompok terbatas.

Spanduk dengan logo Banteng hampir tak dijumpai bergambar GP. Iklan hari Bhayangkara menampilkan Presiden Jokowi, Kapolri, Ibu Mega dan Puan Maharani. Lagi-lagi GP tak ada. Bahkan di kota tempatnya berkarya.

Fenomena ini melahirkan efek serius. GP justru semakin diminati. Rakyat suka Jokowi dan GP. Tetapi tidak dengan PDI Perjuangan.

Banyak alasan soal ini. Pergulatan internal Banteng terekam luas. Bagi mereka ini pengingkaran terhadap suara rakyat. GP di hati rakyat mengapa harus yang lain. Ini Republik, bukan kerajaan.

Ada juga seorang dosen yang tajam menganalisis. Peluang GP tak mudah dibendung. Hari ini rakyat jadi pendulum. Yang lawan akan ditinggal.

Jalan Puan berat. Ia anak Taufik, bukan Soekarno. Mega yang putri Soekarno saja dua kali tumbang dalam pilpres. Hanya Tuhan sayang Mega, bisa menggantikan Gus Dur di tengah jalan.

Kearifan Mega dikagumi. Meski berhak sebagai putri Soekarno dan ketua umum partai, ia membuka jalan bagi Jokowi 2014. Ini hebat. Kepentingan bangsa di atas segalanya. Soekarnoisme juga tak luntur ketika dipimpin Jokowi. Justru kuat dan mengakar. Jadi dalih Soekarno untuk Puan amat rapuh. Soekarno itu milik bangsa. Hanya biologis yangg menggiringnya ke ruang sempit.

Saya kagum Ganjar. Sebagai kepala wilayah mestinya gambar beliau memenuhi Jateng. Tetapi ini cerdas. Dunia digital membuat spanduk baliho tampak kuno. Di atas segalanya, karya yang baik itu terpenting. Rakyat punya kecerdasan sendiri. Ia menyimpan sosok hebat di hatinya.

Tentu Ganjar harus bersabar. Jabatan presiden itu tinggi. Ibarat pohon, semakin tinggi semakin kuat diterpa angin. Kalau tak kuat jadi rumput saja. Tetapi siap-siap dinjak bahkan dikencingi.

Akhirnya semua terpulang pada Ibu Mega. Kalau 2014 rela untuk Jokowi, 2024 harus untuk Ganjar, kader tulen dan kebanggaan partai. (Orlando, tinggal di Jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *