Sebanyak 20,9 Persen Anak Indonesia Kehilangan Peran Ayah dalam Pengasuhan

beritabernas.com – Secara nasional, sebanyak 20,9 persen anak Indonesia kehilangan peran ayah (fatherless) dalam pengasuhan. Hal ini berdampak secara psikologis dan sangat rawan bagi pertumbuhan anak. Anak-anak tumbuh dengan temperamen, keras dan mudah berontak. Bisa juga orientasinya menyimpang, anak laki-laki jadi feminis, lemah karena tidak ada figur yang perkasa di rumahnya.

“Jadi, baik anak laki-laki maupun perempuan sangat membutuhkan peran ayah dalam keluarga, terutama dalam masa-masa pertumbuhan,” kata Wildan Solichin S.IP MT, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman pada acara Pelantikan Pengurus Wanita Katolik RI (WKRI) DPC Sleman di Pendopo Kantor DPRD Sleman, Kamis 5 Juni 2025.

Hal itu disampaikan Wildan Solichin dalam sambutan lisan usai membacakan sambutan tertulis Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa SE yang berhalang hadir karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan.

Ny Novi Gustam Ganda (ketiga dari kanan) dan Ny Sari Danang Maharsa (keempat dari kanan). Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Bahkan menurut Wildan Solichin, Indonesia didaulat oleh UNICEF sebagai fatherless country terbesar ketiga di dunia. Dalam masa tumbuh kembangnya, anak-anak tidak mendapatkan pendampingan pengasuhan dari ayahnya sehingga kehilangan figur seorang ayah.

Ini juga berdampak secara psikologis dan sangat rawan bagi pertumbuhan anak. Hal inilah salah satu isu yang akan ditangani Dinas P3AP2KB bersama komponen masyarakat lainnya, termasuk WKRI. Karena masalah yang ditangani Dinas P3AP2KB sangat banyak, mulai dari calon manten hingga seorang menjadi lansia (lanjut usia).

“Kami tidak bisa bekerja sendirian. Kami siap berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk WKRI, untuk menangani isu ini. Kebetulan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sleman adalah pembangunan manusia. Sehingga P3AP2KB Sleman bekerja sama dengan berbagai komponen masyarakat untuk bersama-sama menangani isu-isu tersebut,” kata Wildan Solichin.

BACA JUGA:

Ia mengatakan, yang diurusi Dinas P3AP2KB adalah manusia mulai dari calon manten, hamil dan lahir sampai lansia dan itu tidak mudah. Betapa sulitnya mengurus manusia karena punya pikiran yang beragam sehingga tidak selalu sejalan dengan apa yang dilakukan dan diinginkan Dinas P3AP2KB.

“Menangani manusia butuh energi yang lebih dan kami tidak bisa sendirian. Kami butuh kolaborasi dengan berbagai pihak, komponen dan potensi masyarakat, termasuk ormas-ormas seperti WKRI,” kata Wildan Solichin.

Isu utama

Sementara Romo Antonius Dadang Hermawan Pr, Penasihat Rohani WKRI DPC Sleman, mengatakan, beberapa isu utama yang harus menjadi perhatian dan perlu ditangani WKRI. Kelima isu itu adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pernikahan dini, bias gender dan pemberdayaan perempuan.

Romo Antonius Dadang Hermawan Pr. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas,com

Masalah-masalah tersebut merupakan masalah sosial masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan WKRI sebagai perwujudan dari ajaran sosial Gereja (ASG). WKRI perlu mendampingi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan karena dalam banyak peristiwa, perempuan dan anak-anak sering menjadi korban kekerasan.

“KDRT itu ada di sekitar kita. WKRI perlu mengambil peran untuk mencegah dan mengatasinya. Harus bergerak, tak boleh diam. Mungkin ada anak tetangga yang jadi korban kekerasan, perlu mendapat perhatian. Pulihkan hatinya. Silahkan datang/bawa ke psikolog atau psikiater. Ini tugas njenengan,” kata Romo Dadang.

Sementara dalam komunitas WKRI, perlu melakukan pemberdayaan perempuan dan harus berjejaring dengan kelompok-kelompok atau komunitas lainnya. WKRI perlu berkolaborasi, bersuara memperjuangan atau menyuarakan apa yang menjadi keprihatinan perempuan.

“Ini semua merupakan perwujudan dari tema Berjalan Bersama dalam Pengharapan Mewujudkan Kesejahteraan Perempuan dan Anak,” kata Romo Dadang. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *