Sebatik, Pulau Cantik Nan Unik

beritabernas.com – Jika ke Kalimantan Utara (Kaltara) jangan lupa menyempatkan untuk mengunjungi Pulau Sebatik, Pulau yang Cantik nan Unik. Dikatakan cantik karena pemandangan alam yang memesona terutama pemandangan laut lepas, perahu yang berlalu lalang. Dikatakan unik karena di pulau ini terdapat Rumah Perbatasan dan Patok Perbatasan antara negara Republik Indonesia dan Kerajaan Malaysia.

Baca juga:

Pulau Sebatik merupakan bagian dari Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, yang memiliki lima kecamatan, yaitu Sebatik, Sebatik Barat, Sebatik Tengah, Sebatik Utara, dan Sebatik Timur.
Saat mendapat undangan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten untuk mengisi workshop menulis, 10-13 November 2025 aku mendapat kesempatan mengunjungi Pulau Sebatik.

Bersama dua pegawai Dispusip yang paham tentang Sebatik, diantar ke beberapa tempat menarik di sana. Begitu sampai Dermaga Mantikas, kami diangkut perahu kayu yang disebut “Dompeng” dengan kapasitas 10 penumpang. Tiket per orang Rp 28 ribu, namun jika membawa sepeda motor biayanya menjadi Rp 60 ribu. Awalnya kami mau berangkat agak siang karena malam harinya hujan deras sehingga jalanan di Sebatik banjir, namun kabar berikutnya diberitahu bahwa air sudah surut sehingga kami tetap berangkat pagi.

Patung Garuda Perkasa di desa Seberang, Sebatik Utara. Foto: Istimewa

Perjalanan menggunakan Dompeng memerlukan waktu sekitar 20 menit. Ruangan dompeng yang tingginya tak lebih 150 meter, membuatku 2 kali terantuk atap perahu yang memang tidak tinggi. Selanjutnya aku makin hati hati agar kejadian tersebut tak terulang. Begitu sampai pos dermaga Binalawan Sebatik Barat, sudah ada mobil yang menjemput dan langsung menuju lokasi pertama “Rumah Perbatasan” atau sering disebut Rumah Dua Negara. Rumah yang terletak di Desa Aji Kuning ini separo bagian depan milik pemerintah Republik Indonesia, dan bagian belakang milik kerajaan Malaysia.

Saat kami datang rumah dalam tahap renovasi, justru kami lebih bebas masuk rumah tersebut meski harus tetap meminta ijin terlebih dahulu. Dengan berjalan kaki kami lanjutkan ke Patok Perbatasan Indonesia-Malaysia. Jadi dalam hitungan menit kami sudah bisa “ke luar negeri” di wilayah kerajaan Malaysia. Aku menyempatkan juga minum di warung wilayah Malaysia, dan foto di depan Monumen Cinta-Bangga-Paham Rupiah yang dibangun Bank Indonesia.

Perjalanan dilanjutkan ke Tugu Perbatasan Garuda Perkasa. Patung berbentuk burung Garuda yang menggigit bendera Merah Putih diresmikan 17 Agustus 2012. Kaki Garuda mencengkeram Bola Dunia bergambar peta Indonesia yang bertuliskan NKRI Harga Mati. Patung yang terletak di desa Seberang Sebatik, Sebatik Utara ini menggambarkan semangat segenap warga Indonesia yang tak bisa ditawar-tawar lagi, yakni mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di atas Dompeng, siap menuju Pulau Sebatik, Rabu (12/11/2025). Foto: Istimewa

Destinasi berikutnya melihat dari dekat Pelabuhan Sungai Nyamuk yang dibangun 2023 silam. Di ujung pelabuhan dapat melihat kawasan Malaysia, diberi kesempatan masuk ke terminal penumpang dan mengabadikan kenangan di spot foto “I Love Sebatik”. Tak lupa kami juga mampir di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Pancang Sebatik yang berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah Malaysia.

Meski bangunannya sudah diresmikan namun masih belum sepenuhnya digunakan. Waktu berjalan begitu cepat, serasa belum puas mengunjungi Pulau Sebatik ini. Namun apa daya hari sudah mulai sore kami harus kembali ke Nunukan. Dan sebelum pulang tak lupa aku foto di bawah patung Presiden Soekarno. (Sutanto)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *