Semarang Siap Gelar International Cartoon Festival 2025 di Kota Lama

beritabernas.com – Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Tengah siap menyelenggarakan Internasional Cartoon Festival Semarang 2025 di Gedung Audetrap, Kota Lama Semarang, pada 21–28 Desember 2025.

Festival yang mengusung tema Harmony and Global Peace ini akan menghadirkan karya-karya kartunis dari berbagai negara. Tema tersebut dipilih untuk menegaskan peran kartun sebagai bahasa universal yang mampu merajut harmoni dan menyuarakan perdamaian global di tengah tantangan dunia yang penuh ketegangan.

Baca juga:

Menurut Abdullah Ibnu Thalhah, Presidium Persatuan Kartunis Indonesia, festival ini menjadi momentum penting bagi perkembangan seni kartun di Indonesia.

“Kartun adalah bahasa universal yang bisa menembus batas negara dan budaya serta bisa dinikmati semua kalangan tanpa batas usia. Dengan hadirnya ratusan karya dari kartunis dunia di Semarang, kita bukan hanya merayakan humor visual, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan kebangsaan, kemanusiaan, dan perdamaian global. Tema Harmony and Global Peace adalah panggilan moral agar kartun hadir sebagai jembatan persaudaraan lintas bangsa,” kata Abdullah Ibnu Thalhah dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Sabtu 6 September 2025.

Pertemuan Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang memantapkan persiapan event Semarang International Cartoon Festival 2025. Foto: Dok Pakarti

Sementara M Rahman Athian, Dosen Seni Rupa Universitas Negeri Semarang sekaligus kurator pameran, menilai festival ini sebagai ruang pembelajaran sekaligus dialog seni lintas negara.

“Karya kartun adalah cermin zaman. Ia merekam kritik sosial, politik sekaligus ekspresi estetis yang khas. Dengan tema Harmony and Global Peace, festival ini memperkaya wawasan masyarakat sekaligus membuka kesempatan kolaborasi antara seniman lokal, nasional, dan internasional untuk menyuarakan perdamaian,” kata M Rahman Athian.

Tak hanya pameran kartun, acara juga akan diramaikan dengan musyawarah dan sarasehan kartun, workshop dan lomba Kartun pelajar/mahasiswa, live karikatur, hingga forum internasional mengenai peran kartun dalam membangun kesadaran sosial, kebebasan berekspresi, dan perdamaian lintas bangsa.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso menyatakan mendukung penuh terhadap penyelenggaraan festival ini.

“Semarang sudah lama dikenal sebagai kota yang kaya tradisi budaya sekaligus terbuka dengan sejarah seni kartunnya. Internasional Cartoon Festival 2025 bertema Harmony and Global Peace akan menegaskan posisi Semarang sebagai salah satu episentrum seni rupa yang unik di Indonesia yang membuka peluang ekonomi kreatif dan menjadi destinasi wisata yang kaya,” kata Wing Wiyarso seraya menegaskan pentingnya kolaborasi ini.

Sejumlah kartunis dari berbagai daerah berkumpul di Semarang dalam pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu beberapa waktu lalu. Foto: Dok Pakarti

Dikatakan, event ini merupakan join program antara Pemkot Semarang dan para seniman kartun top Semarang. Kegiatan ini juga sekaligus langkah menuju mewujudkan ‘Rumah Kartun Indonesia’ dalam rangka meneguhkan posisi Semarang sebagai Ibukota Kartun Nusantara.

Hal senada disampaikan oleh Hariyadi dari Dinas Kebudayaan. “Kami mendukung penuh kegiatan ini karena bernilai strategis bukan hanya tontonan, tetapi juga ruang edukasi bagi generasi muda, penguatan identitas kebudayaan kota Semarang dan diplomasi budaya,” ujar Hariyadi.

Suara kartunis nasional

Kartunis senior asal Jawa Pos Wahyu Kokkang menambahkan bahwa Semarang memiliki keistimewaan tersendiri sebagai tuan rumah festival kartun.

“Kota Lama Semarang dengan nuansa historisnya memberi panggung yang sangat tepat untuk sebuah perhelatan kartun internasional. Dengan tema ‘Harmony and Global Peace’, kartun yang identik dengan kritik dan humor akan berpadu dengan atmosfer sejarah, menghadirkan pengalaman artistik yang unik sekaligus menyuarakan harapan dunia yang lebih damai,” katanya.

Sedangkan tokoh kartunis Bali, Jango Pramartha, juga mengapresiasi terhadap penyelenggaraan festival ini.

Sejumlah kartunis dari berbagai daerah berkumpul di Semarang dalam pameran kartun Merdeka atau Mati Kutu beberapa waktu lalu. Foto: Dok Pakarti

“Festival kartun internasional di Semarang adalah momen penting yang menunjukkan bahwa kartun Indonesia bisa tampil percaya diri di panggung dunia. Dengan tema ‘Harmony and Global Peace’, festival ini memberi pesan kuat bahwa seni bisa menjadi ruang untuk merawat perdamaian global. Saya berharap Semarang benar-benar menjadi pusat gerakan kartun nasional sekaligus titik temu budaya dunia,” kata Jango Pramatha.

Komikus dan Dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Beng Rahadian, menilai festival ini akan memberikan dampak besar bagi ekosistem seni visual Indonesia.

“Kartun, komik, dan ilustrasi adalah bagian penting dari seni rupa kontemporer. Kehadiran Internasional Cartoon Festival di Semarang dengan tema ‘Harmony and Global Peace’ menunjukkan bahwa karya visual kita bisa bicara di tingkat global. Event ini bukan hanya ajang apresiasi, tetapi juga pendidikan, pertukaran budaya, dan penguatan posisi Indonesia di peta seni dunia,” tegasnya.

Dengan dukungan pemerintah, akademisi, dunia usaha dan komunitas seniman, Internasional Cartoon Festival Semarang 2025 diproyeksikan menjadi landmark baru kegiatan budaya di Indonesia. Selain memperkuat ekosistem seni kartun, festival ini juga akan menjadi magnet wisata budaya, serta mengukuhkan Semarang sebagai kota kreatif dengan identitas kebudayaan yang kuat, menuju perwujudan “Rumah Kartun Indonesia” dan peneguhan Semarang sebagai Ibukota Kartun Nusantara. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *