beritabernas.com – Sehari setelah diusung PDI Perjuangan untuk maju dalam Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany diusung partainya sendiri yakni Partai Golkar pada Selasa 27 Agustus 2024.
Airin sempat ditinggalkan atau tidak dicalonkan oleh Partai Golkar karena bersama KIM Plus sudah mengusung pasangan Andra-Dimyati. Sehingga ia bersedia diusungkan atau dicalonkan secara resmi oleh PDI Perjuangan pada Senin 26 Agustus 2024.
Dengan kembali mengusung kader sendiri, Partai Golkar membatalkan dukungan pada pasangan Andra-Dimyati. Menurut Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, pihaknya baru mengumumkan nama Airin saat ini karena harus mengikuti proses yang panjang dan pertimbangan yang cermat. Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, akhirnya Partai Golkar memutuskan untuk mengusung kader sendiri yakni Airin.
Keputusan Partai Golkar yang membatalkan dukungan terhadap pasangan Andra-Dimyati bersama KIM plus dan berubah sikap dengan mengusung kader sendiri, Airin, dinilai pegiat media sosial Eko Kuntadhi merupakan tanda-tanda KIM plus mulai bubar.
“KIM mulai bubar jalan. Koalisi besar yang digadang-gadang sampai mendongkel Airlangga, ternyata ikatannga rapuh. Golkar melihat itu,”cuit Eko Kuntadhi dikutup beritabernas.com dari akun Instagramnya @ekokundtadhi.
https://www.instagram.com/ekokuntadhi/
Menurut Eko Kuntadhi, seperti biasa gaya Golkar melihat arah angin. Mereka tahu kemana angin bertiup. “Mulyono sudah ditinggalkan. Keluarganya tetap sibuk pamer kemewahan. Mahasiswa marah. Golkar harus memposisikan diri tidak berada di ketiak pemimpin yang makin tersudut itu,” kata Eko.
Ia pun mengatakan bahwa jangan kaget bila akhirnya Golkar membatalkan dukungan pada Andra-Dimyati. Bahkan menurut Eko, mungkin juga gerakan ini tidak berhenti hanya di Banten. Di Jakarta, RK (Ridwan Kamil) mungkin bakal ditarik lagi balik ke Jabar. Karena peluang RK menang di sana lebih besar, sedangkan di Jakarta peluang RK lebih kecil.
BACA JUGA:
- Andika Perkasa Resmi jadi Calon Gubernur Jawa Tengah dari PDI Perjuangan
- Megawati Soekarnoputri: Berbahaya Bila Sistem Hukum Melupakan Etika dan Moral
Begitu pula di Sumut. Golkar punya Ijek, mantan Wakil Gubernur yang elektabilitasnya lumayan. “Ketimbang dukung menantu Jokowi, mungkin saja dukungan itu akan dialihkan ke kader Golkar sendiri,” kata Eko.
Sementara PKS juga sudah ambil sikap. Di Tangsel mereka gak jadi dukung Riza Patria dan Marshel. Mereka memajukan kadernya sendiri.
Menurut Eko, kepercayaan diri partai-partai mulai keluar. Sebelumnya mereka dikempit di ketiak kekuasaan. “Ketumnya tersandera kasus hukum. Akibatnya dalam Pilkada seolah hanya jadi bebek yang digiring sesuai kepentingan penguasa,” kata Eko Kuntadhi. (lip)
There is no ads to display, Please add some