beritabernas.com – Prof Arie Sujito, Wakil Rektor UGM, mengatakan bahwa seniman dan budayawan tidak perlu diminta masukan karena mereka pasti langsung bercerita. Mereka punya cara tersendiri untuk memberikan masukkan bahkan membuat Indonesia menyala.
“Saya kira seniman punya banyak cara, sekalipun kadang ngguyu ro nesu ra isa dibedakke. Jadi sebenarnya ngguyu tapi sebenarnya nesu atau sebaliknya. Pemimpin itu harus tahu suara dan nadanya rakyat. Menurut saya, pemimpin harus sering mendengarkan dari para seniman, akademisi, intelektual, LSM, jurnalis. Mereka yang akan memberi input pada Pak Hasto. Saya berharap Yogyakarta menemukan cara di mana untuk memberi input dengan membuat sesuatu lebih baik. Yogya punya cara untuk membuat Indonesia menyala. Yogyakarta punya cara agar Indonesia bisa bangkit,” kata Arie Sujito dalam acara silaturahmi seniman dan budayawan di Warung Bu Ageng Jalan Tirtodipuran Nomor 13 Yogyakarta, Kamis 27 Maret 2025.
Acara yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta ini juga dihadiri oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan.

Menurut Arie Sujito, kita tidak boleh alergi dengan kritik, karena kritik membuat kita makin dewasa karena kritik itu input. Yogyakarta punya narasi sejarah yang cukup bagus. Ada narasi pariwisata, narasi tentang kebudayaan yang hebat, seniman yang luar biasa, budayawan banyak, intelektual juga banyak, tapi bagaimana kira-kira kita bisa kreatif tanggap orkestrasi.
BACA JUGA:
- Sanggar Kebudayaan Marhaen Yogyakarta jadi Simbol Perlawanan Homogenisasi Budaya Global
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Nonton Konser Sawung Jabo dan Sirkus Barock di Yogyakarta
“Salah satu tantangan Wali Kota adalah menjadikan irama yang beragam itu bisa orkestrasi. Sekarang kita dihadapkan pada kesulitan-kesulitan. Bagi yang tidak pernah menjamah rakyat, pasti akan mengatakan semuanya baik-baik saja. Sebetulnya penderitaan ada, tapi cara kita menyampaikan atau mengartikulasi bagaimana rakyat bisa survive dalam penderitaan,” kata Arie Sujito.
Sementara Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengungkapkan pengalamannya saat menjabat Bupati Kulonprogo. Ia mengatakan, ide-ide seniman dan budayawan di luar ekspektasi dan inilah yang bisa membuat perubahan. Apalagi di Kota Yogyakarta tidak punya sumber daya alam, adanya sumber daya manusia. Oleh karena itu, Hasto yakin para seniman dan budayawan akan sangat banyak ide dan gagasan.

“Yogyakarta sebagai kota budaya dan pendidikan betul-betul tergantung dari pariwisata. Saya kira yang hadir di sini sangat bisa menentukan bagaimana daya tarik wisata, bisa membuat destinasi baru. Destinasi itu tidak selalu berbentuk fisik, tapi juga bisa atraksi baru. Saya mohon saran dan masukan, karena banyak problematika di Kota Yogyakarta ini, apalagi terkait dengan sumbu filosofi dan bagaimana sumbu filosofi ini menjadi sumber kehidupan baru,” kata Hasto Wardoyo.
Silaturahmi sekaligus diskusi ini bertujuan untuk menjaring aspirasi dan ide-ide yang dimiliki oleh para seniman dan budayawan sebagai modal untuk memajukan dan mengembangkan kebudayaan yang ada di Kota Yogyakarta.
Acara silaturahmi ini dihadiri seniman dan budayawan yang hadir antara lain Butet Kartaredjasa, Nasirun, Yati Pesek, Den Baguse Ngarso, Nita Azhar, Astuti Kusumo, Heri Pemad, Marwoto, Suwarno Wisetrotomo dan lain-lain. (Clementine Roesiani)