Sivitas Akademika UII Suarakan Kegelisahan Bangsa Lewat Parade Puisi dan Orasi Kebangsaan

beritabernas.com – UII menyuarakan kegelisahan dan keprihatinan kondisi bangsa saat ini, khususnya terkait demokrasi dan hukum, lewat parade puisi dan orasi kebangsaan. Sedikitnya 30 puisi karya mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen dibacakan secara bergantian dan diselingi dengan orasi kebangsaan yang disampaikan Dr Sukidi, pemikir kebhinekaan.

Dalam acara yang diberi nama UIISoreNyastra#2 dengan mengangkat tema Senjakala Demokrasi Indonesia yang digelar di Selasar Utara Gedung Moh Hatta, Perpustakaan UII, Kamis 14 Desember 2023 sore itu, para peserta secara bergantian membaca puisi yang bernada kritik terhadap kondisi demokrasi dan hukum serta maraknya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD mengatakan, ada kegelisahan yang menggelayut yang coba disuarakan lewat forum ini setelah melihat kondisi bangsa saat ini. Kondisi ini bisa dirasakan tapi seringkali sulit diungkapkan.

Dr Sukidi menyampaikan orasi kebangsaan dalam acara UIINyastraSoe#2 di Selasar Utara Gedung Moh Hatta Perpustaakaan UII, Kamis 14 Desember 2023. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Banyak yang membicarakan di ruang-ruang tertutup dan diskusi-diskusi kecil, tapi yang melakukan di tempat-tempat terbuka sangat jarang. Ikhtiar kali ini sebagai upaya merawat akal sehat kolektif dengan mengangkat tema Senjakala Demokrasi Indonesia.

“Kami mengajak civitas akademika UII untuk merenung, melakukan refleksi, menuangkannya dalam bentuk tulisan, dibagi di ruang yang didesain yang sangat egaliter, terbuka, dengan harapan dapat mengangkat, menumbuhkan dan meluaskan kesadaran bersama bahwa sebagai anak bangsa kita perlu terus merawat antena sensifitas untuk terus melantangkan apa yang kita anggap benar. Ini bukan karena benci seseorang, bukan karena ingin menghujat seseorang tapi sebaliknya yakni ungkapan rindu anak bangsa untuk mendapatkan, menghadirkan negara bangsa yang lebih bermartabat,” kata Rektor UII Prof Fathul Wahid.

BACA JUGA:

Dalam kesempatan itu, Rektor UII membacakan puisi karyanya yang berjudul Semesta Harapan. Dalam puisi itu, Prof Fathul Wahid berharap pada surya yang terang untuk menambahkan sinarnya ke negeri ini yang semakin gelap karena hukum dipermainkan.

Sementara pemikir kebhinekaan Dr Sukidi dalam orasi kebangsaannya mengingatkan bahwa salah satu pendiri Republik ini, Bung Hatta, sadar betul bahwa Republik ini didirikan berdasarkan hukum dan sistem check and balance untuk menghindari terjadinya tirani kekuasaan.

Suasana acara UIINyastraSoe#2 di Selasar Utara Gedung Moh Hatta Perpustaakaan UII, Kamis 14 Desember 2023. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Bahkan Moh Hatta merupakan arsitek utama di balik berdirinya dan tegaknya negara hukum. Ia belajar dari pengalaman kolonialisme yang begitu brutal dan memberikan inspirasi kepada Bung Hatta bahwa kekuasaan harus dibatasi. Dan instrumen terbaik untuk membatasi kekuasaan adalah hukum.

“Namun, impian negara hukum yang demokratis, yang telah diletakkan oleh Bung Hatta, hari-hari ini ditelikung secara brutal dengan pendekatan kekuasaan. Kekuasaan yang berpusat pada seorang tiran, autokrat dengan menggunakan instrumen hukum untuk melayani kepentingan politik dan kepentingan keluarganya. Karena itu, tirani kekuasaan ini harus kita lawan,” tegas Dr Sukidi dengan lantang.

Acara UIISoreNyastra yang kedua kalinya ini mendapat sambutan hangat dari para mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen. Hal ini terbukti, selain mereka menyumbangkan puisi, juga banyak yang hadir menyaksikan acara yang dikemas dalam suasana santai meski membahas masalah bangsa yang serius. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *