Tiap Tahun Rayakan Lebaran, Yustinus Prastowo: Belajar Toleransi yang Otentik Tanpa Teori

beritabernas.com – Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Komunikasi Yustinus Prastowo mengaku setiap tahun merayakan Lebaran atau Idul Fitri dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Hal ini terjadi karena dari garis keturunan ayah dan ibunya, ada yang beragama Islam dan ada yang Kristen Katolik.

Menurut Yustinus Prastowo, ibunya ada 6 bersaudara. Dari jumlah tersebut, 4 orang beragama Islam. Sementara ayahnya 8 bersaudara dan 5 orang di antaranya beragama Islam. Dan sejak kecil hingga sekarang ia tidak berubah, tetap akrab, hangat dan penuh toleransi.

“Keluarga besar kami tiap tahun merayakan Lebaran dg penuh kegembiraan dan kehangatan. Ibu saya 6 bersaudara, 4 Muslim. Bapak saya 8 bersaudara, 5 Muslim. Sejak saya kecil hingga saat ini tak ada yang berubah, tetap akrab, hangat, penuh toleransi. Syukur kepada Allah,” cuit Yustinus Prastowo dikutip beritabernas.com di akun twitternya yang diunggah pada Senin 2 Mei 2022.

Dengan demikian, menurut Yustinus Prastowo, kalau merendahkan atau menghina, baik terhadap agama Islam maupun Kristiani, itu berarti ia merendahkan saudara sendiri dan mengoyak persaudaraan yang turun-temurun diwariskan dalam tradisi yang luhur. “Belajar toleransi yg otentik tanpa teori, langsung praktik hidup keseharian,” tambah Yustinus Prastowo.

Keluarga Katolik dari Jogja bersilaturahmi dengan keluarga Muslim di Pilang, Sragen, Jawa Tengah, Jumat 29 April 2022. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Yustinus Prastowo, keluarganya punya tradisi Arisan Trah garis keturunan kakek buyutnya. Pertemuan selapanan (35 hari sekali) dan hari ke-4 Lebaran biasanya Halal Bihalal. Sehingga mudik Lebaran menjadi sarana dan momen bagi trahnya untuk bisa berkumpul dan bersilaturahmi.

Manteb.. Begitu juga dengan kami… Kalau Natal kami datang kesaudara..dan pas Lebaran mereka datang ketempat kami,” komentar R i y a d i pemilik akun twitter @RiyadiMbah.

Sementara amirsyah pemilik akun twitter @amirsyahoke mengaku mengajarkan anak-anak untuk menghargai kemanusiaan di atas make-up kesholehan. Sebab semua manusia adalah sama apapun agama dan keyakinannya.

Saya mengajarkan anak-anak untuk menghargai kemanusiaan diatas make-up kesholehan. Bahwa semua manusia adalah sama apapun agama & keyakinannya. Hindari & jauhi segala hal yg mengarah pada penghinaan & merendahkan apalg menganiaya manusia lainnya karena perbedaan agama/pendapat,” tulis Amirsyah di kolom komentar.

“Leres, Pak. Di keluarga besar saya kebetulan tidak sedemikian majemuk, tapi sejak kecil saya diajarkan pengetahuan dan kesadaran mengenai warna-warninya kepercayaan yg ada di masyarakat, sehingga ya Alhamdulillah melekat sampai dewasa,” komentar Parameçvara pemilik akun @Paramecwara. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *