Triliunan Rupiah Dana APBN untuk Buzzer, Bagaimana Pertanggungjawaban Jokowi

Oleh: Saiful Huda EMS

beritabernas.com – Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berlangsung selama hampir dua periode, dengan beragam kebijakan yang mempengaruhi masyarakat Indonesia. Di balik berbagai pencapaian yang dipublikasikan, ada satu isu yang menarik perhatian banyak pihak, yakni penggunaan dana triliunan rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendanai para buzzer pendukung Jokowi, yang kini lebih dikenal dengan sebutan “Influencercrut”.

Istilah ini tampaknya merupakan penghalusan dari konsep buzzer yang sebelumnya sering dikaitkan dengan kampanye-kampanye politik, terutama yang menyebarkan narasi tertentu untuk menguntungkan pihak tertentu.

Para buzzer atau “influencercrut” ini, meski memiliki pengaruh besar di media sosial, sering kali anonim dan tidak transparan dalam identitas mereka. Mereka bukan hanya sekadar mempromosikan citra positif Jokowi, tetapi juga kerap kali menyerang individu atau kelompok yang kritis terhadap pemerintahannya.

Dari pantauan media sosial, para buzzer ini tidak segan-segan menggunakan bahasa yang kasar, bahkan penuh provokasi, untuk menghancurkan reputasi tokoh-tokoh publik yang dianggap berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Serangan ini tentu saja menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat yang mulai mempertanyakan etika dan moralitas pemerintah dalam mengelola kekuasaan.

BACA JUGA:

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: bagaimana pertanggungjawaban Presiden Jokowi atas penggelontoran dana APBN yang digunakan untuk mendanai para buzzer tersebut? Mengingat dana negara seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat, apakah penggunaan dana tersebut untuk mendukung pihak tertentu dalam memengaruhi opini publik tidak melanggar prinsip transparansi dan akuntabilitas yang seharusnya dijaga oleh pemerintah?

Di samping itu, masih banyak laporan mengenai kunjungan-kunjungan yang dilakukan oleh Jokowi secara diam-diam ke rumah-rumah orang berpengaruh di media sosial. Tidak ada yang tahu dengan pasti apa yang sebenarnya terjadi dalam pertemuan-pertemuan tersebut, namun banyak yang menduga bahwa Jokowi memberikan sesuatu untuk memastikan para individu ini terus mendukungnya secara terbuka di media sosial.

Keberhasilan Jokowi dalam meraih simpati publik lewat media sosial jelas merupakan hasil dari strategi ini, namun sejauh mana hal tersebut dapat diterima sebagai bagian dari praktik politik yang sehat patut dipertanyakan.

Bagi sebagian orang, ini adalah taktik politik yang cerdik. Namun, bagi sebagian yang lain, ini adalah bukti nyata bahwa Jokowi tidak dapat sepenuhnya lepas dari kecurigaan terhadap ketidaktransparansiannya. Dalam dunia politik, tak jarang para pemimpin menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan, tetapi apakah langkah-langkah yang diambil benar-benar mencerminkan integritas dan komitmen terhadap demokrasi?

Sebagai seseorang yang telah mengamati dunia pergerakan politik sejak tahun 1985, saya melihat pola yang sama yang sering terjadi dalam sejarah: mereka yang pernah memegang kekuasaan dengan cara yang kurang etis, cepat atau lambat, akan menemui titik balik yang tidak mengenakkan. Presiden Jokowi boleh berbangga dengan pencapaian politiknya, tetapi jika pergerakan politik yang dilakukannya lebih banyak bergantung pada pengaruh media sosial yang manipulatif, masa depan politiknya mungkin tidak akan semulus yang dia harapkan.

Meskipun tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti apa yang akan terjadi, pengalaman panjang dalam dunia pergerakan ini mengajarkan saya bahwa politik yang dibangun di atas fondasi yang rapuh, seperti manipulasi opini publik dan penggunaan buzzer untuk tujuan tertentu, bisa berakhir dengan kekalahan yang pahit

Masa depan Indonesia seharusnya dibangun oleh para pemimpin yang memegang teguh prinsip kejujuran, keterbukaan, dan akuntabilitas, bukan oleh mereka yang hanya berfokus pada cara-cara instan untuk meraih kekuasaan.

Dalam hal ini, sebagai warga negara yang peduli terhadap masa depan bangsa, kita harus terus mengawasi jalannya pemerintahan dan tidak segan-segan untuk bertanya: Apa sebenarnya yang terjadi di balik layar? Jokowi mungkin sudah berhasil mengalahkan lawan-lawan politiknya selama masa jabatannya, namun sejarah akan mencatat bagaimana sebuah negara tumbuh berdasarkan prinsip keadilan dan kebenaran. (Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer Praktisi Hukum dan Analis Politik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *