beritabernas.com – Untuk mengintegrasikan iman atau kekatolikan dalam perutusan nyata, umat Katolik perlu bertumbuh dalam kebenaran, kompetensi dan kepedulian. Selanjutnya sesuai pesan Paus Fransiskus, umat Katolik perlu menumbuhkan budaya perjumpaan dan jembatan persaudaraan dengan sesama.
“Umat Katolik harus membuka diri untuk berjumpa dengan orang lain. Jangan hanya sibuk dengan kegiatan internal gereja seperti koor, berdoa dan sebagainya, tapi harus terlibat aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, umat Katolik menjadi jembatan persaudaraan dengan sesama,” kata Romo Martinus Joko Lelono Pr, Pastor Paroki St Mikael Pangkalan TNI AU, selaku salah satu narasumber dalam sarasehan Kekatolikan: Menggugah Semangat Kekatolikan, Semakin Katolik, Semakin Apostolik di Aula Gereja St Petrus dan Paulus Babadan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Minggu 23 Maret 2025.

Selain Romo Joko Lelono Pr, tampil sebagai narasumber dalam sarasehan yang dihadiri sekitar 300 peserta yang terdiri dari calon penerima Sakramen Krisma, pengurus lingkungan, pengurus wilayah, prodiakon, tim pewartaan, DPPH dan sebagainya itu adalah Dakiri S.Sos MSi (Camat Ngemplak) dan H Mujiburokhman S.Ag MA (Kamitua/Pamong Wedomartani) yang juga Pengurus NU dan IPHI.
Menurut Romo Joko Lelono, Gereja Katolik seperti burung dengan dua sayap, yakni sayap cinta kepada Allah dan sayap cinta kepada sesama. Keduanya saling melengkapi. Dalam 1 Yoh 4:20 menyatakan bahwa barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.
Mengenai makna semakin Katolik, semakin Apostolik, Romo Joko Lelono mengatakan semakin Katolik berarti semakin dewasa dalam iman. Dewasa dalam iman dalam arti cerdas yakni memiliki pengetahuan cukup atas iman dan gereja. Kemudian tangguh yakni menghidupi iman dan tidak tergoyahkan, lalu misioner yakni bersemangat memberi kesaksian/pewartaan dan dialogis yakni membangun communio dengan jemaat dan masyarakat.
BACA JUGA:
- Membangun Gerakan Partisipatif Pengelolaan Sampah, Komisi KPKC Kevikepan Jogja Timur Gelar Seminar
- Kesadaran Masyarakat Menjadi Faktor Kunci dalam Pengurangan Sampah
- Romo Martinus Joko Lelono: Tindakan Nyata Sangat Penting dalam Mewujudkan Ajaran Kasih
- Umat Kristiani di Yogyakarta Sangat Antusias Mengikuti Ibadah Oikumene
Sedangkan semakin Apostolik artinya semakin bermakna bagi masyarakat melalui karya-karya pelayanan/ kerasulan di tengah masyarakat. Dengan demikian, umat Katolik menjadi 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia.
Sementara H Mujiburokhman mengatakan, dalam Islam ada 4 konsep kebaragaman yakni Tawashut dan ‘Itidal atau tengah-tengah/moderat, Tasamuh atau toleran, Tawazun atau keseimbangan dan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar atau menyuruh kebaikan dan mencegah kejahatan.
Dengan menjalankan keempat konsep tersebut, menurut Mujiburokhman, umat Islam memandang umat agama lain sebagai saudara, sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan yang harus dihormati dan disayangi, bukan dimusuhi.

Sedangkan Camat Ngemplak Dakiri mengatakan, dengan pemahaman agama yang baik dan benar maka sampai saat ini tidak ada konflik antara umat beragama di Kecamatan Ngemplak. Toleransi beragama di Ngemplak sangat baik. “Yang ada justru konflik internal umat seagama,” kata Dakiri sambil menyebut beberapa contoh meski konflik tersebut bisa diatasi atas dasar saling pengertian dan menghargai satu sama lain.
Wakil Ketua Dewan Paroki St Petrus dan Paulus Babadan Titus Odong mengatakan, tema sarasehan Menggugah Semangat Kekatolikan, Semakin Katolik, Semakin Apostolik bermakna semakin memahami dan semakin bisa mengamalkan ajaran-ajaran Katolik. Sementara semakin Apostolik adalah kita semakin mampu untuk mengamalkan prinsip-prinsip ajaran Katolik dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kehidupan bermasyarakat.
“Dalam sarasehan ini kita bersama-sama ingin membangkitkan semangat kekatolikan kita. Kita akan bersama-sama berrekoleksi, merenungkan kembali apakah sampai saat ini kita sudah benar-benar memahami, sebenarnya menjadi Katolik itu artinya apa dan menjadi semakin Apostolik itu harus bagaimana,” kata Titus Odong.
Sementara Pastor Paroki St Petrus dan Paulus Babadan Romo Antonius Saptana Hadi Pr mengatakan, melalui sarasehan ini para peserta diharapkan semakin memahami makna semakin Katolik, semakin Katolik.
Dengan kehadiran narasumber dari pemerintah dan penggerak perdamaian lintas agama, peserta belajar bersama narasumber yang bisa memberikan masukan-masukan bagaimana hidup di tengah masyarakat Wedomartani. Dengan demikian, umat Katolik bisa bersama-sama mengusahakan kedamaian hidup. (lip)