beritabernas.com – Antusiasme umat Kristiani di Yogyakarta, baik Katolik maupun Kristen dari berbagai denominasi, mengikuti ibadah oikumene atau doa bersama penutupan Pekan Doa Sedunia, Selasa 23 Januari 2024 malam, sangat tinggi.
Hal ini terlihat dari jumlah umat Kristiani yang mengikuti ibadah oikumene di Gereja St Maria Assumpta Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta tersebut. Seluruh bangku di bagian dalam Gereja dipenuhi umat.
“Dari target 1.000 umat, diperkirakan yang hadir lebih dari 1.000 orang,” kata Anton Adi Prabowo, Ketua FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia) DIY, kepada beritabernas.com usai ibadah di Gereja St Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta, Selasa 23 Januari 2024 malam.
Selain diikuti lebih dari 1.000 umat Kristiani, ibadah oikumene sebagai kegiatan penutup Pekan Doa Sedunia 2024 ini juga dihadiri dan diikuti oleh Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan SIK bersama isteri, Dansat Brimob Polda DIY, Wadirkum Polda DIY, Direktur Satserse Narkoba Polda DIY, Assek Kesra Kabupaten Sleman yang mewakili Bupati Sleman Hj Kustini Sri Purnomo, Panewu/Camat Depok serta puluhan pastor/imam, pendeta, frater dan suster.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengapresiasi doa bersama seperti ini dan sangat penting dalam situasi seperti sekarang. Kapolda DIY mengatakan, ketika besok akan memilih hendaknya berdoa terlebih dahulu mengingat apa yang dilakukan bukan sekadar mencoblos tapi menentukan nasib 270 juta penduduk Indonesia.
Kapolda DIY juga menjamin aparat kepolisian akan netral-senetralnya dan akan menjaga proses demokrasi ini sebaik-baiknya dan semampu mereka. Proses ini merupakan sebuah pesta demokrasi. Kemeriahan kampanye merupakan hal yang biasa. Cerita-cerita zaman dulu mengenai knalpot yang begitu mengganggu sudah mulai berkurang dan itu bukan karena kehebatan salah satu instansi, tapi karena adanya semangat kebersamaan peserta kampanye dengan kesepakatan bersama untuk tidak melakukan kampanye dengan knalpot yang mengganggu.
Sementara Bupati Sleman Hj Kustini Sri Purnomo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Assek bidang Kesra Pemkab Sleman juga menyambut baik dan mengapresiasi adanya ibadah oikumene atau doa bersama ini karena doa bersama seperti ini dapat meningkatkan iman umat.
Ibadah oikumene kali ini berlangsung meriah dan penuh hikmat. Psecara pastor/romo dan pendeta secara menyampaikan doa, yang diawali dengan pernyataan tobat yang dipimpin Romo, dilanjutkan dengan Litani Puiian dan Ucapan Syukur yang disampaikan Pendeta. Begitu seterusnya. Demikian pula kotbah/homili disampaikan secara bergantian oleh Romo Gregorius Awan Widiyaka Pr (Pastor Kepala Paroki St Maria Asumpta Babarsari) yang dilanjutkan oleh Pdt Paulus Lie (Pendeta Gereja Kristen Indonesia Gejayan).
Dalam homilinya, Romo Awan mengatakan bahwa umat yang mendapatkan cahaya dari Tuhan harus memancarkan pula cahaya itu kepada sesama. Demikian pula berkat yang diterima dari Tuhan perlu dibagikan kepada sesama.
“Kita telah mendapatkan berkat yang begitu banyak dari Tuhan maka kita pun membagikan berkat itu kepada sesama. Kita yang mendapatkan cahaya dari Tuhan maka kita pun memancarkan cahaya itu kepada sesama. Seperti orang Samaria yang mempunyai semangat inklusif bukan eksklusif. Inklusif yakni merangkul, merengkuh. Karena itu, mari kita mengembangkan semangat inklusif dengan memancarkan kasih dan berkat kepada sesama,” kata Romo Awan.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Pdt Paulus Lie. Ia mengatakan, berbagi kasih dan cinta bukan sekadar gimmick atau pura-pura, tapi lahir dari kesadaran dan niat yang tulus.
Sangat relevan
Sementara Romo Andrianus Maradiyo Pr (Vikep Kevikepan Yogyakarta Timur) dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Romo Martinus Joko Lelono, Pr (Ketua Komisi Hubungan antar Agama dan Kepercayaan), mengatakan, tema Pekan Doa Sedunia tahun 2024 ini sangat relevan untuk diwujudkan dalam situasi dunia sekarang ini.
Menurut Romo Maradiyo, perang antara Rusia dan Ukraina sampai sekarang belum juga reda. Ditambah lagi perang antara Israel dengan Palestina yang masih membara dan kita tahu pula akibat perang ini. Sudah begitu banyak rakyat di kedua negara ini menjadi korban. Anak-anak kehilangan orangtua. Mereka tidak lagi bisa sekolah. Anggota keluarga tercerai berai. Ikatan persaudaraan hancur berantakan. Karena perang, nyawa manusia tidak lagi ada harganya. Hukum kasih kepada sesama seakan-akan sudah lenyap dalam diri manusia. Yang kita rasakan adalah penderitaan yang tidak akan pernah berakhir.
BACA JUGA:
- Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Kristen di Yogyakarta Doakan Pemilu Berlangsung Damai
- Doa Bersama Gereja Katolik dan Kristen untuk Menyiapkan Generasi Toleran Lintas Agama
Kecuali situasi dunia, menurut Romo Maradiyo, kita juga diajak untuk melihat negeri kita, Indonesia. Sebentar lagi, 14 Februari 2024, kita akan mengadakan pesta demokrasi. Kita berharap pemilu tahun 2024 berjalan dengan lancar, aman dan damai.
“Jangan sampai karena perbedaan pilihan menjadikan perpecahan dan ketidakrukunan di antara kita. Kita berdoa semoga pemilu tahun 2024 ini akan terpilih pemimpin-pemimpin yang memegang teguh Pancasila dan UUD 1945, pemimpin yang menghormati Kebhinekaan,pemimpin yang mempunyai integritas tinggi bagi kemajuan negara, pemimpin yang mengutamakan kepentingan nasioanl di atas kepentingan pribadi atau golongan, pemimpin yang mempunyai keberpihakan kepada kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Selain itu, pemimpin dengan rekam jejak yang terpuji, pemimpin yang menjunjung tinggi martabat manusia. Semoga terpilih pemimpin yang mengembangkan semangat untuk melayani rakyatnya, pemimpin yang sungguh-sungguh memperjuangkan kesejahteraan umum,” kata Romo Maradiyo.
Usai ibadah seluruh umat yang hadiri mengikuti acara ramah tamah dengan makan malam bersama sambil mendengarkan hiburan musik dan lagu-lagu yang disiapkan panitia. (lip)
There is no ads to display, Please add some