Yogyakarta Tuan Rumah Konferensi Internasional Tekstil dan Apparel 2025

beritabernas.com – Yogyakarta telah ditunjuk oleh ITMF (International Textil Manufacturers Federation) dan IAF (International Apparel Federation) untuk menjadi tuan rumah ITMF Annual Conference & IAF World Fashion Convention 2025.

Event tahunan tersebut akan dihadiri oleh 350 peserta dari seluruh dunia dan akan diselenggarakan pada 24-25 Oktober 2025. Konferensi tersebut bertajuk Navigating Uncertainty & Adopting Technology-Pathways to Sustainable Strength in the Textile & Apparel Industry.

BACA JUGA:

Berkaitan dengan hal tersebut, panitia nasional konferensi melakukan audiensi dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X (Gubernur DIY) di Kepatihan Yogyakarta, Jumat 21 Maret 2025. Panitia nasional diwakili oleh Jemmy Kartiwa Sastraatmaja (Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia/API) dan Danang Girindrawardana (Direktur Eksekutif API). Mereka didampingi oleh Pengurus API DIY antara lain Suyatman Nainggolan (Ketum API DIY), Robby Kusumaharta (Penasehat API DIY), Tim Apriyanto (Ketua Bidang Organisasi API DIY) dan Y. Sri Susilo (Ketua Bidang Ekonomi API DIY).

Pengurus API Pusat & API DIY beraudiensi dengan Gubernur DIY. Foto: Y Sri Susilo

“Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY menyambut baik perhelatan komunitas industri tekstil dan apparel internasional,” kata Jemmy.

Selanjutnya Jemmy menjelaskan pertimbangan Kota Yogyakarta dipilih menjadi tuan rumah antara lain Kota Batik, Heritage dan Budaya, Industri tekstil dan produk, termasuk UMKM, tumbuh serta berkembang dengan baik dan Fasilitas pendukung untuk konferensi tingkat ingternasional juga memadai.

“Sri Sultan berharap perhelatan internasional ini menjadi langkah awal reindustrialisasi di Indonesia”, ungkap Tim Apriyanto. Menurut Apriyanto, Gubernur DIY juga menekankan pada saat ini kondisi industri manufaktur tengah menghadapi tantangan global, termasuk Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Berdasarkan data, beberapa perusahaan TPT nasional mengalami kebangkrutan. Salah satu penyebab kebangkrutan tersebut adalah regulasi yang tidak berpihak terhadap produk domestik datri gempuran produk TPT impor.

“Ngarsa Dalem menekankan pentingnya perbaikan regulasi, khususnya debirokratisasi dan deregulasi perdagangan internasional”, ungkap Apriyanto. Regulasi yang ada diharapkan mampu menciptakan iklim persaingan yang memberikan proteksi terhadap produk TPT domestic.

Pengurus API Pusat & API DIY audiensi ke Gubernur DIY. Foto: Y Sri Susilo

Selain itu, juga diselenggarakan event regional untuk Asosiasi Pertekstilan se-ASEAN (AFTEX) akan berlangsung pada 23-27 Oktober 2025. Event tersebut 30 delegasi dari sembilan negara ASEAN. Diharapkan konferensi ini dapat membangkitkan kembali industri tekstil, terutama dari sisi Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Untuk diketahui, diluar jadwal meeting dan konferensi (23-25 Oktober 2025), pada tanggal 22, 26 dan 27 Oktober 2025 akan diselenggarakan kegiatan company visit dan kunjungan ke Candi Prambanan dan Borobudur. “Event internasional ITMF, IAF dan AFTEX diharapkan memberikan efek pengganda yang signifikan terhadap sektor pariwisata, khususnya industri MICE DIY,” harap Y Sri Susilo. (*/lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *