beritabernas.com – Sebanyak 25 perupa lukis dan patung menggelar karya mereka bersamaan dengan peresmian Sekolahane Pak Petroek di kompleks Omah Petroek, Karangklethak, Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY pada 25-27 Juli 2024.
Pameran bertajuk “Adem Ayem” tersebut diikuti sebagian besar perupa yang berasal dari Kabupaten Sleman, di samping dari wilayah Magelang, Jawa Tengah dan sekitarnya. Tercatat beberapa nama perupa ternama seperti Nasirun, Budi Ubrux, Hadi Soesanto, Ismanto dan Yuswantoro Adi.
Seniman lain yang turut ambil bagian dalam pameran kali ini Agus Purwanto, Bambang Pramudiyanto, Bugiswanto, Harman, Heri Susilo, Heru Untoro, Ida Ratnaningrum, I Wayan Cahya, Khrisna Wicaksana, Laksmi Shitaresmi, Larasati, Melodia, Oskar Matano, Sugijo Dwiarso, Susilo Budi Purwanto, Syahrizal Pahlewi, Teles Suparman, Triyanto, Herlambang Ronggo dan Sulis Giyanto.
Dari data yang dilansir Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman pada tahun 2023 tercatat setidaknya ada 1.528 kelompok seni yang tersebar di 17 kapanewon dan 86 kalurahan se-Kabupaten Sleman. Kelompok seni ini terdiri dari berbagai jenis seni budaya, terutama seni religi, mulai dari kubro, peduli, hadrah, hingga jadikan dan seni rupa.
BACA JUGA:
- Megawati Soekarnoputri Meresmikan Patung Bung Karno di Omah Petroek
- Gendurenan Perkuat Budaya Jawa dalam Rangkaian HUT ke-90 Gereja HKTY Pugeran
- JMBN Gelar Festival Godhong Opo-Opo untuk Memajukan Kebudayaan
Kurator Seni Mikke Susanto mengatakan perkembangan seni di wilayah Sleman hari ini tidak hanya mengikuti gaya tradisional. Tetapi juga mengadopsi teknik dan tema kontemporer dalam karya seni mereka. Beberapa seniman rupa banyak menggabungkan atau menciptakan berbagai elemen seperti gaya abstrak, figuratif, atau surealisme, hingga realisme. Baik menggunakan motif-motif lokal atau cerita dan narasi tentang isu-isu kekinian.
“Pameran seni rupa “Adem Ayem” ini mungkin bisa menjadi hal kecil untuk menumbuhkan ingatan tentang sumbangsih Sleman dalam peta seni rupa Indonesia dan keterhubungannya dengan perkembangan seni di Indonesia,” terang Mikke Susanto di sela pameran.
Sementara budayawan sekaligus pemilik Omah Petroek GP Sindhunata mengungkapkan pameran kali ini dimaksudkan untuk menggugah kreativitas para perupa yang bermukim di Sleman. “Selayaknya mereka tergugah kreativitasnya, karena mereka adalah warga yang kiranya juga hidup dari anugerah keindahan yang diberikan oleh Gunung Merapi,” kata dia.
Selain museum, di Omah Petroek juga menyimpan beragam benda seni dan artefak budaya yang merekam perkembangan literasi di nusantara. Saat ini terdapat ruang yang disebut Sekolahane Pak Petroek.
Di tempat ini tersedia perpustakaan kecil dan Pusat Data dan Informasi Kompas (PIK) dan ruang kelas yang difungsikan sebagai ruang pamer karya. Suasananya terbuka selayaknya rumah desa. Di tempat ini pula, publik bisa menemukan sumber-sumber belajar yang berbasis alam. (ag irawan)
There is no ads to display, Please add some