beritabernas.com – Sebanyak 64 peserta dari 7 negara seperti Bangladesh, China, India, Indonesia, Mali, Sierra Leone dan Turki mengikuti Summer School Program of Islamic Moderation Studies (SPIMS) 2025 yang secara resmi dibuka di UMY pada 18 Agustus 2025.
Baca juga:
- Dosen UMY Diseminasikan Isu Strategis di Universiti Kebangsaan Malaysia
- Prodi Ilmu Komunikasi UMY Mengutuk Keras Intimidasi Terhadap Redaksi Tempo
Summer School Program of Islamic Moderation Studies (SPIMS) 2025 yang merupakan program internasional tahunan ini dilakukan oleh Fakultas Agama Islam (FAI) dan kini memasuki penyelenggaraan ke-4. SPIMS 2025 mengusung tema Strengthening Islamic Moderation to Achieve Sustainability and Social Justice in Education, Communication, and Economy.

Dr Subkhi Ridho, Ketua Panitia Penyelenggara yang juga Doseni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), mengatakan, ke-64 peserta tersebut berasal dari 13 universitas ternama di antaranya Anadolu University, Bartin University, Erciyes University, Fatih Sultan Mehmet Vakif University, Firat University, Ibn Haldun University, Idgir University, UMY, Uhamka, Sivas Cumhuriyet University, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Makassar dan International Islamic University Malaysia (IIUM).
Menurut Subkhi Ridho, SPIMS 2025 FAI UMY terselenggara atas kerja sama dengan tiga co-host yakni Uhamka Jakarta, Unismuh Makassar dan PCIM Turki, yang berkolaborasi untuk memperkuat jejaring akademik, kolaborasi penelitian lintas negara dan kerjasama memperkuat moderasi Islam di pentas global.

Tujuan utama kegiatan ini, menurut Subkhi Ridho, adalah untuk memperdalam pemahaman mengenai Islamic Moderation dan mendorong kontribusi nyata dalam membangun sustainability dan social justice di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, komunikasi, hingga ekonomi.
Sejumlah narasumber internasional yang dihadirkan dalam SPIMS 2025 ini, antara lain Dr Jan A Ali (Western Sydney University, Australia), Prof Dr Ahmad Sunawari Long (Universiti Kebangsaan Malaysia), Dr Subkhi Ridho (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Prof Dr Salina Kassim (International Islamic University Malaysia), Andri Martiana PhD. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Prof Jesus Alberto Valero Matas (Universidad de Valladolid, Spain) dan Nurwanto PhD (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Dr Noor Huda Ismail (Nanyang Technology University, Singapore) dan Prof Hyung-Jun Kim (Kangwon National University, South Korea).

Dengan menghadirkan para pakar lintas negara, menurut Nurwanto yang juga Dekan FAI UMY, SPIMS 2025 diharapkan menjadi wadah strategis untuk memperkuat nilai-nilai Islamic Moderation dalam pembangunan sekaligus membuka peluang kolaborasi internasional dalam membangun peradaban dunia yang inklusif dan berkeadilan. (lip)
There is no ads to display, Please add some