beritabernas.com – Komisi PSE Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menggelar puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2023 sejaki 30 Oktober hingga 1 November 2023 di Yogyakarta.
Acara berlangsung di dua tempat. Untuk acara seminar pada 30-31 Oktober 2023 di Wisma Syantikara Yogyakarta, sedangkan launching beragam produk pangan lokal dilaksanakan di komplek Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, Bantul, Yogyakarta, pada 1 November 2023.
Perayaan HPS kali ini diwarnai dengan sebuah semangat pembaharuan sebagai upaya mewujudkan sebuah revitalisasi bagi Gerakan HPS itu sendiri dan menjawab kondisi konkrit situasi pangan kita. Pelaksanaan launching project yang diberi tajuk Revitalisasi Gerakan HPS Gereja Katolik Sebagai Upaya Mewujudkan Pangan Berkeadilan Sosial-Ekonomi-Ekologi Melalui Program Piloting 2024-2032.
Komisi PSE Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Rm Adrianus Suyadi SJ mengatakan gerakan pangan lokal akan mungkin berjalan jika berjejaring. Saat ini, pangan kita dikuasai 7 korporasi dunia sehingga selalu saja ada isu kerawanan pangan. Karena ada muatan promosi produk pangan mereka.
“Pemerintah kita tidak memahami tentang kedaulatan pangan. Sehingga proyek food estate justru melahirkan korupsi di bidang pertanian. Soal pangan ini harus ada kemauan politik pemerintah,” terang Rm Suryadi.
Sementara Ketua Komisi PSE KWI Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap kepada wartawan mengatakan gerakan revitalisasi tersebut didesain sebagai sebuah upaya riil terkait dengan misi penyelamatan kehidupan manusia yang mewujud sebagai upaya penanganan dalam bidang pangan dari hulu ke hilir. “Bergulirnya semangat revitalisasi ini perlu disikapi, dipahami dan direalisasikan melalui tindakan nyata untuk membuktikan adanya keseriusan dalam upaya penanganannya. Negara kita ini kaya akan pangan lokal yang harus dilestarikan,” kata dia.
HPS kali ini dikonsep sebagai “Gerakan” dengan Tim HPS Komisi PSE KWI yang dipimpin oleh Romo RD. Ewaldus, Pr dengan dukungan penuh dari Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap sebagai Ketua Komisi PSE KWI yang terus akan mengupayakan pelibatan sebanyak mungkin pihak, organisasi maupun personal yang terpanggil dan atau secara aktif mendukung serta melakukan aksi.
“Diharapkan gerakan HPS tidak semata menjadi kegiatanseremoni atau selebrasi yang tidak berdampak namun sungguh mampu mendagingkan sabda sebagai buah dari iman Kristiani,” terang Mgr Samuel.
Keberadaan tim HPS Komisi PSE KWI merupakan salah satu ujung tombak yang diharapkan dapat sungguh mendorong keberhasilan implementasi Gerakan HPS Gereja Katolik Indonesia. Dengan tujuan utama menggugah kesadaran baru dari semua keuskupan di Indonesia untuk melakukan Revitalisasi Gerakan HPS Gereja Katolik.
Peringatan HPS tahun 2023 dikemas dalam sebuah rangkaian beberapa kegiatan yaitu seminar yang menghadirkan tiga pembicara utama yaitu Prof Dr Ir Dwi Andreas Santosa MS yang mengangkat topik Pangan Indonesia: Tantangan, Permasalahan dan Opsi Solusi).
BACA JUGA :
- Peringatan HPS 2023 Komisi PSE KWI Dilandasi Semangat Pembaharuan
- Komisi PSE KWI Launching Proyek Revitalisasi HPS untuk Mewujudkan Pangan Berkeadilan Sosial-Ekonomi-Ekologi
- Puncak Peringatan HPS dan Festival Kebangsaan 2023, 150 Peserta Ikut Gebyar Potensi UMKM
Sementara Rm Benedictus Hari Juliawan SJ mengusung tema Spiritualitas Kristiani: “Bagaimana Gereja Memposisikan Diri dalam Permasalahan Pangan”. Sedangkan Rm. Petrus Sunu Hardiyanto, SJ membahas mengenai “Bagaimana Membangun Sustainabilitas Gerakan Pangan Gereja Indonesia”.
Rangkaian acara HPS 2023 ditutup di Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, Bantul. Keputusan penyelenggaraan acara launching project Ganjuran dengan mengundang para Ketua Komisi PSE dari 37 keuskupan di Indonesia ini dilatarbelakangi sebuah alasan bahwa di tempat inilah di tahun 1990 Rm G.Utomo, Pr mendorong perwujudan gerakan HPS yang menghasilkan Deklarasi Ganjuran sebagai upaya mewujudkan gerakan pertanian dan pangan lestari.
Hal senada disampaikan Ketua Tim HPS PSE KWI RD Ewaldus Pr. Pihaknya terus mendorong dan memberikan pendampingan bagi gerakan pelestarian pangan lokal. “Kita akan memberikan pendampingan teknis. Terutama pemberdayaan pangan berbasis ekologis. Kita harus menghargai pangan lokal. Meminjam kalimat dari Santo Fransiskus Asisi, jika kita membuang makanan, maka kita diibaratkan mencuri makanan orang lain. Maka aspek solidaritas pangan juga sangat penting,” ungkapnya.
Mgr Samuel kembali menegaskan, perlunya komitmen, kesungguhan dan dukungan dari semua pihak adalah kunci dari keberhasilan project revitalisasi gerakan HPS Komisi PSE KWI. Oleh karenanya peserta yang hadir utamanya dalam kegiatan dua hari pertama dibekali dengan gambaran umum serta pemahaman terkait project Revitalisasi Gerakan HPS Komisi PSE KWI yang dirancang sebagai program jangka panjang 9 tahun mulai tahun 2024-2032 dan sepenuhnya didanai dari dana solidaritas umat melalui perayaan Hari Pangan Sedunia dari seluruh Keuskupan di Indonesia.
Selain sebagai refleksi terkait spiritualitas Kristiani (spiritualitas inkarnatoris) dan esensi pangan bagi kehidupan, revitalisasi ini diharapkan dapat sungguh membawa dampak serta perubahan nyata di bumi Indonesia. Utamanya untuk menjawab permasalahan pangan yang sudah sampai pada titik ancaman krisis baik karena perubahan iklim maupun karena perilaku manusia terhadap pangan itu sendiri yang dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia.
Kita berharap bersama bahwa langkah langkah kecil yang segera dilakukan mampu memberi dampak besar bagi upaya mewujudkan kesejahteraan bersama. (ag irawan)
There is no ads to display, Please add some