Peringatan HPS 2023 Komisi PSE KWI Dilandasi Semangat Pembaharuan

beritabernas.com – Peringatan HPS (Hari Pangan Sedunia) 2023 yang diadakan oleh Komisi PSE KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) dilandasi oleh semangat pembaharuan. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan revitalisasi gerakan HPS itu sendiri dan menjawab kondisi kongkrit pangan saat ini.

Ketua Tim HPS Komisi PSE KWI RD Ewaldus Pr mengatakan, peringatan HPS 2023 sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, peringatan HPS tahun ini diwarnai dengan semangat pembaharuan sebagai upaya mewujudkan revitalisasi bagi Gerakan HPS itu sendiri dan menjawab kondisi kongkrit situasi pangan kita.

Pada peringatan HPS 2023 juga dilaunching proyek dengan nama Revitalisasi Gerakan HPS Gereja Katolik sebagai Upaya Mewujudkan Pangan Berkeadilan Sosial-Ekonomi-Ekologi Melalui Program Piloting 2024-2032. Hal ini didesain sebagai upaya riil terkait dengan misi penyelamatan kehidupan manusia yang mewujud sebagai upaya penanganan dalam bidang pangan dari hulu ke hilir.

“Semangat revitalisasi ini perlu disikapi, dipahami dan direalisasikan melalui tindakan nyata untuk membuktikan adanya keseriusan dalam upaya penanganannya,” kata RD Ewaldus Pr dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Selasa 31 Oktober 2023.

Mgr Samuel Oton Sidn OFMcap. Foto: Dok pribadi

Dengan dikonsep sebagai “Gerakan”, Tim HPS Komisi PSE KWI yang dipimpin RD Ewaldus Pr dengan dukungan penuh dari Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap sebagai Ketua Komisi PSE KWI mengupayakan pelibatan sebanyak mungkin pihak, organisasi maupun personal yang terpanggil dan atau secara aktif mendukung serta melakukan aksi agar Gerakan HPS tidak semata menjadi kegiatan seremoni atau selebrasi yang tidak berdampak namun sungguh mampu mendagingkan sabda sebagai buah dari iman kristiani.

Keberadaan tim HPS Komisi PSE KWI merupakan salah satu ujung tombak yang diharapkan dapat sungguh mendorong keberhasilan implementasi Gerakan HPS Gereja Katolik Indonesia. Hal ini dengan tujuan utama menggugah kesadaran baru dari semua keuskupan di Indonesia untuk melakukan revitalisasi Gerakan HPS Gereja Katolik.

Peringatahan HPS tahun 2023 dikemas dalam sebuah rangkaian kegiatan yaitu seminar yang menghadirkan tiga pembicara utama yaitu Prof Dr Ir Dwi Andreas Santosa MS, (Pangan Indonesia: Tantangan, Permasalahan dan Opsi Solusi), Romo Benedictus Hari Juliawan SJ (Spiritualitas Kristiani: Bagaimana Gereja Memposisikan Diri dalam Permasalahan Pangan) dan Romo Petrus Sunu Hardiyanto SJ yang membahas mengenai bagaimana Membangun Sustainabilitas Gerakan Pangan Gereja Indonesia.

Selain seminar, acara yang dilaksanakan di dua lokasi yang berbeda yaitu RPCB Syantikara (30-31 Oktober 2023) dan di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran (1 November 2023) ini juga menyelenggarakan sesi diskusi yang membahas masalah pangan di masing-masing keuskupan serta realisasi kontribusi Gereja Katolik dalam upaya penanganan masalah dan selanjutnya ditutup dengan acara seremoni launching proyek.

Keputusan penyelenggaraan acara launching project di Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dengan mengundang para Ketua Komisi PSE dari 37 keuskupan dilatarbelakangi bahwa di tempat inilah pada tahun 1990 Romo G Utomo Pr mendorong perwujudan gerakan HPS yang menghasilkan Deklarasi Ganjuran sebagai upaya mewujudkan gerakan pertanian dan pangan lestari.

BACA JUGA:

“Komitmen, kesungguhan dan dukungan dari semua pihak adalah kunci dari keberhasilan proyek revitalisasi gerakan HPS Komisi PSE KWI. Oleh karenanya peserta yang hadir terutama dalam kegiatan dua hari pertama dibekali dengan gambaran umum serta pemahaman terkait proyek Revitalisasi Gerakan HPS Komisi PSE KWI yang dirancang sebagai program jangka panjang 9 tahun mulai tahun 2024 hingga 2032 dan sepenuhnya didanai dari dana solidaritas umat melalui perayaan Hari Pangan Sedunia dari seluruh Keuskupan di Indonesia.

Selain sebagai refleksi terkait spiritualitas Kristiani (spiritualitas inkarnatoris) dan esensi pangan bagi kehidupan, revitalisasi ini diharapkan dapat sungguh membawa dampak serta perubahan nyata di bumi Indonesia utamanya untuk menjawab permasalahan pangan yang sudah sampai pada titik ancaman krisis baik karena perubahan iklim maupun karena perilaku manusia terhadap pangan itu sendiri yang dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia.

“Kita berharap bersama bahwa langkah langkah kecil yang segera dilakukan mampu memberi dampak besar bagi upaya mewujudkan kesejahtaraan bersama,” kata RD Ewaldus Pr. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *