Dua Tantangan Besar dalam Pengembangan Perusahaan Startup

beritabernas.com – Selama ini ada dua tantangan besar dalam pengembangan usaha rintisan atau startup. Pertama pada tahap pra komersialisasi saat dihadapkan pada vallery of death atau lembah kematian. Kedua, saat perusahaan rintisan mulai berjalan dihadapkan pada risiko startup bubble atau perusahaan tutup saat dukungan pendanaan berkurang atau dihentikan.

Menurut Dr Ir Arif Wismadi MSc, Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII, tantangan vallery of death muncul saat dukungan pemerintah dan universitas pada usaha startup diturunkan karena inovasi dianggap telah matang dan siap dihilirisasi. Sementara di sisi lain investor belum tertarik dengan karya inovasi karena dianggap belum sangat siap untuk komersialisasi.

Sedangkan startup bubble ditandai dengan adanya PHK dan atau tutupnya perusahaan rintisan yang muncul ketika dukungan pendanaan mulai berkurang dan investor harus memilih hanya pada startup yang paling unggul dan paling menjanjikan profit yang dipertahankan.

Rice cooker yang mampu mengurangi atau menghilangkan kadar gula nasi produk salah satu startup binaan UII, Kamis 23 Juni 2022. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

“Untuk menghindari kedua risiko tersebut seleksi gagasan bisnis oleh lembaga inkubator pada tahap awal menjadi sangat kritis. UII fokus untuk mendorong gagasan yang menghasilkan pain reliever pada tingkatan extreme severity,” kata Arif Wismadi acara Pengembangan Ekosistem Inovasi dan Teknologi, Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (pra startup) di Ruang Training Center Simpul Tumbuh, Gedung Bookstore Lantai 3 Kampus Terpadu Sleman, DIY, Kamis 23 Juni 2022. Program yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII ini mendapat dukungan dana hibah dari dari Kemendikbud/BRIN.

Menurut Arif Wismadi, selain mendorong gagasan yang menghasilkan pain reliever, prioritas kedua yang dilakukan Simpul Tumbuh UII adalah lebih diberikan pada inovasi pain reliever yang bersifat moderat namun fitur produktivitas pengguna yang sangat tinggi.

Dr Ir Arif Wismadi MSc (kiri) dan Amarria Dila Sari ST M.Eng (kanan). Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Sedangkan prioritas ketiga atau terakhir diberikan apabila gagasan hanya menjanjikan produktivitas pengguna yang tinggi namun tidak memiliki fitur yang kuat untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat atau pain reliever.

Selanjutnya untuk penggagas investor atau kelompok pengusul yang belum masuk dalam kategori tersebut, menurut Arif Wismadi, maka pembinaan dilakukan dengan tahap pra inkubasi agar nantinya bisa menjadi lebih unggul dan dapat lolos dari jebakan maupun fenomena startup bubble.

Dukungan Konsorsium Erasmus

Menurut Arif Wismadi, dalam menaikkan level pembinaan kewirausahaan pada tingkat global UII juga mendapat dukungan dari Uni Eropa melalui Konsorsium Erasmus + ANGEL (ASEAN Network for Green Entrepreneurship dan & Leadership) bersama dengan 15 perguruan tinggi lainnya dan lembaga inovasi di Eropa dan ASEAN.

“Konsorsium ini mendorong civitas akademika untuk dapat memimpin pengembangan bisnis yang menghasilkan dampak besar pada solusi masalah lingkungan dan sosial kemasyarakatan,” kata Arif Wismadi.

Menurut Arif Wismadi, saat ini UII melalui Direktorat Pengembangan dan Pembinaan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST) fokus mengawal pertumbuhan startup binaan di lingkungan universitas. Hal ini dilakukan melalui dengan Pengembangan Ekosistem Inovasi dan Teknologi melalui Program CPPBT di Gedung Simpul Tumbuh, Kampus Terpadu UII pada Kamis (23/6/2022).

Sementara Amarria Dila Sari ST M.Eng, Kepala Divisi Pengembangan Kewirausahaan/Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII, mengungkapkan 7 startup Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) binaan UII tahun 2021 berhasil menerima hibah dari Kemendikbud Ristek/BRIN senilai Rp 1,750 miliar. Ke-7 tenant IBISMA UII yang mendapat pendanaan tersebut adalah Usy-Box Urinalysis Rapid Test Service, Idemes 2.0, ITMS 1.0, Netraku, Next Optima, Ranger Px-Ii, dan Zakea Indonesia.

Menurut Amarria, selama 4 tahun terakhir IBISMA UII sudah menginkubasi sekitar 150 tenant dengan total pendanaan Rp 6,5 miliar. “Kolaborasi tidak hanya dengan perusahaan dalam negeri tapi juga dari luar negeri dari berbagai negara termasuk Erasmus ANGEL dan Erasmus GITA,” katanya.

Dikatakan, IBISMA UII juga berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY untuk menginkubasi sekitar 100 UMKM. IBISMA pun rutin membuka expo hasil produk inovasi dan kewirausahaan serta open pitching dan talkshow entrepreneurship pada acara Growth Festival 2022. Event Growth Festival ini akan diadakan pada 13 dan 14 Juli 2022 di Auditorium Kahar Muzakir UII. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *