Oleh: Dr KRMT Roy Suryo M.Kes
beritabernas.com- Sejak Minggu 11 Agustus 2024, viral video berisi pernyataan pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Dalam video itu, Airlangga Hartarto kadang berbicara tidak lancar seperti didikte seseorang. Selain rekaman resmi video-nya sendiri yang banyak beredar, belasan bahkan puluhan analisis tentang hal tersebut merebak di berbagai platform, baik di media konvensional (TV, Radio, Media Cetak dan sebagainya) apalagi di media digital (YouTube, TikTok, Facebook, Instagram, WhatsApp Group dan sebagainya).
Sebagai orang yang pernah menjabat Wakil Ketua Umum DPP dan sempat menduduki posisi Ketua Departemen Kominfo (Komunikasi & Informatika) salah satu parpol besar di Indonesia dan sudah mengundurkan diri secara terhormat & bermartabat (resmi menggunakan surat) sej 4 tahun lalu, tepatnya per 11 Maret 2020, maka analisis atas video ini sama sekali tidak bernuansa politis dan murni teknis berbasis SI (Scientific Identification/ Identifikasi Sains).
Analisis rekaman video yang dibuat Airlangga Hartarto sebagai inti tulisan ini bersumber dari rekaman video dari angle (sudut) yang berbeda dengan rekaman resmi video yang mayoritas ditayangkan di berbagai media sebelumnya.
Video yang resmi diambil dari posisi tepat berada di depan wajah Airlangga Hartarto, sementara video yang ditayangkan di kanal YouTube Suara.com melalui URL: youtu.be/r_tqquxj20c?si=iIYNRd9b4LLafLeV dengan judul “Airlangga Hartarto Disuruh Baca Ulang Kalimat Pengunduran Diri” diambil dari posisi sedikit menyamping. Hal ini biasanya dimaksudkan sebagai sudut kamera alternatif/ cadangan bilamana kamera utama-yang tepat di depan wajah-mengalami gangguan atau memang sengaja agar tidak terkesan terlalu statis (ganti angle shooting).
Sedikit catatan teknis soal kamera utama yang digunakan (agar sosok pembaca statemen terkesan “hafal” & tidak tampak membaca teks) maka memang lazim digunakan bantuan alat bernama Teleprompter. Perangkat ini banyak dijumpai di studio-studio TV/ Broadcast dan saat seseorang berpidato di podium agar bisa (seolah-olah) tampak lancar berbicara tanpa teks, padahal sesungguhnya dia hanya tinggal membaca melalui Teleprompter tersebut.
BACA JUGA:
- Airlangga Hartarto Mundur, Golkar DIY Tetap Solid Menghadapi Pilkada 2024
- Pengunduran Diri Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Partai Golkar Mengundang Berbagai Spekulasi
- Ini Pernyataan Lengkap Pengunduran Diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar
Selain Teleprompter, para presenter/ orator juga bisa dilengkapi dengan Earpiece Feeder (yang bisa dipandu dari orang lain) agar seolah-olah tampak lancar dalam atau pintar menjawab, sebagaimana kasus Samsul yang melakukan cheating ini dalam debat yang lalu.
Teleprompter yang digunakan Airlangga Hartarto bermerek “Ikan Studio”, kebetulan namanya memang “Ikan” (tetapi tidak ada hubungannya dengan kuis nama-nama ikan yang sempat viral beberapa tahun lalu), karena produk dari Houston Texas Amerika ini kebetulan saja bernama “Ikan” & memang sering digunakan dalam Video Production Unit.
Menggunakan Layar LED (Light Emitting Diode) monitor ukuran 14″ sampai dengan 20″ yang dipantulkan ke kaca cermin tepat di depan lensa camera yang digunakan, maka ketika seseorang membaca teks di layar monitor tersebut akan tepat menghadap lensa kamera (dan membuatnya seolah-olah hafal tanpa teks, padahal membaca).
Uniknya dalam video yang ditayangkan di YouTube Suara.com, meski sudah menggunakan Teleprompter text yang dipasang tepat di depannya, ternyata beberapa kali Airlangga Hartarto salah membaca detail & bahkan harus mengulang kata-kata/ kalimat yang salah tersebut. Padahal kita kenal yang bersangkutan adalah seorang yang sudah cukup senior-apalagi selain Ketua Umum Partai juga selaku Menko/ Menteri Koordinator-yang membuatnya pasti sudah terbiasa & tidak canggung, apalagi terkesan “grogi”, dalam membaca Teleprompter. Mengapa bisa demikian? Hal ini mungkin perlu analisis dari pakar gestur atau psikolog untuk bisa membaca “suasana hati” Airlangga Hartarto saat itu.
Kesalahan pertama terjadi pada menit ke-3 detik ke-10 saat kalimat “… selaku Presiden 2025 … (kita ulangi ya, nanti di-CUT ya)”. Kesalahan selanjutnya di menit ke-3 detik ke-28 saat kalimat ‘ … dalam kemenangan pas, pasangan (kita ulangi ya)”. Hal yang cukup fatal terjadi di menit ke-4 saat harus dikoreksi oleh “pengarah gaya video, kemungkinan oleh RM alias Cl” dalam kalimat “…sebagai presiden periode 2024-2029 …” dimana kalimat ini harus diulangi karena kurang kalimat ” … dan wakil presiden periode 2024-2029 …”. Jadi, mengapa Airlangga Hartarto tampak tidak lancar mengucapkan kata-kata tertentu?
Sekali lagi selaku analis teknis rekaman statemen video di atas, saya memang tidak melakukan content analysis terhadap teks yang dibaca atau psichological analysis terhadap orang yang membacanya karena hal tersebut akan bisa jadi bahasan pakar yang lain yang tentu akan jauh lebih detail sesuai kepakarannya.
Namun demikian dengan adanya analisis teknis video (asli) ini bisa terungkap “Ada apa dan bagaimana” kondisi faktual (suasana hati / psikologis) Airlangga Hartarto saat membaca statemen yang dibuatnya tersebut, karena kalau memang kondisinya “baik baik saja” tentu yang bersangkutan akan dengan sangat mudah dan lancar dalam berbicara, tidak perlu mengulang-ulang beberapa kata atau bahkan kalimat.
Analisis teknis berdasar SI/ Identifikasi Ilmiah rekaman video pernyataan Airlangga Hartarto di balik rekaman resmi yang beredar selama ini akan bisa jadi bukti ilmiah & faktual kondisi yang kemarin terjadi. Kalau saja para analis politik kemarin sudah bisa menprediksi background pengunduran diri seorang Ketua Umum Partai (yang dalam isi pernyataannya sendiri menyebut semua fakta kesuksesan yang dilakukannya selama menjabat), maka rekaman video dan analisis teknis ini sangat bisa memperkuat dan menjadi bukti sahih yang tidak terbantahkan.
Ini AADC-3, tapi bukan AADC (Ada Apa Dengan Cinta) biasa, tetapi Ada Apa Dengan Cawe-cawe… ? (Dr KRMT Roy Suryo M.Kes, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen )
There is no ads to display, Please add some