beritabernas.com – GP Ansor bersama sejumlah organisasi pemuda lintas iman berkunjung ke Vatikan, Selasa 20 Agustus 2024. Dalam kunjungan itu, mereka memulai mempromosikan dokumen Abu Dhabi yang berisi tentang persaudaraan umat manusia.
Dokumen Abu Dhabi sendiri ditandatangani oleh dua tokoh besar dunia, yakni Imam Besar Al-Azhar Syekh Ahmed At-Tayyeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019. Selain ke Vatikan, GP Ansor bersama rombongan organisasi pemuda lintas agama lainnya juga akan berkunjung Mesir untuk menemui Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb.
Selain GP Ansor yang dipimpin Ketua Umum Addin Jauharudin, kunjungan itu juga diikuti para ketua umum organisasi pemuda lintas iman lainnya yakni Ketua Umm Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat dan Ketua Umum Pemuda Hindu (Paradah) I Gede Ariawan. Sementara Ketua Umm Pemuda Konghucu batal mengikuti kunjungan ini karena pada keberangkatan mengalami kedukaan.
Menurut AM Putut Prabantoro dan Mayong Suryo Laksono dari Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) yang mendampingi para pengurus organisasi pemuda lintas iman tersebut, dalam kunjungan tersebut, mereka juga didampingi Rm Fadjar Tedjo Soekarno Pr, yang berasal dari Keuskupan Malang dan mitra GP Ansor.
Menurut Addin Jauharudin, rombongan ini juga akan mengunjungi tokoh-tokoh agama dunia dan penerima nobel perdamaian. Ia mengajak tokoh tokoh muda lintas agama sedunia agar bisa menjadi jembatan dan penggerak solidaritas kemanusiaan dan perdamaian global.
Addin Jauharudin mengaku bahwa kunjungan ke Vatikan ini merupakan inisiatifnya dan telah dikonsultasikan dengan para ketua umum organisasi pemuda lintas iman. Rencana kunjungan itu kemudian direstui dan didukung oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Bunyamin.
Sementara itu, para ketua umum organisasi kepemudaan lintas iman sepakat bahwa kunjungan ini merupakan langkah awal bersejarah yang dilandasi kesadaran bahwa pemuda Indonesia bergandengan tangan untuk mewujudkan perdamaian yang pertama di Indonesia dan ditindaklanjuti ke dunia. Organisasi kepemudaan lintas iman ini sepakat memilih poin ketiga dari Dokumen Abu Dhabi sebagai fokus kampanye.
Poin ketiga Dokumen Abu Dhabi berbunyi: Keadilan Berdasarkan Belas Kasihan adalah Jalan Yang Perlu Diikuti untuk Mencapai Hidup Bernartabat Yang Menjadi Hak Setiap Manusia.
Sementara Dzulfikar Ahmad Tawalla mengungkapkan bahwa upaya menegakan keadilan seiring dengan upaya membangun kesejahteraan sosial. Dua hal ini juga sangat dibutuhkan oleh dunia global yang penuh gejolak, konflik sosial dan kemiskinan. Ia mendorong generasi muda di dunia, terlibat berpikir dan bekerja untuk menata semesta, menegakkan keadilan itu semua, membangun kemakmuran itu sesama.
“Sebagai umat Katolik dan warga Indonesia, menegaskan ke-Katolik-an dan ke-Indonesia-an kami secara murni (100%) dan paralel. Perjalanan ke Vatikan ini saya anggap sebagai perjalanan misi persaudaraan sejati. Organisasi pemuda lintas iman mempertegas dan memperkuat nilai-nilai perdamaian dan toleransi yang diajarkan dan dicontohkan oleh Bapa Suci Paus dan Imam Al Azhar. Ini simbol yang harus terus dirawat dan ditumbuhkembangkan di setiap nafas kehidupan oleh setiap insan,“ kata Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Katolik.
BACA JUGA:
- Gelar Workshop, GMMK Berusaha Menjaga dan Merawat Kebersamaan Umat Lintas Iman
- Srawung Orang Muda Lintas Agama, Momen Belajar jadi Pejuang Persaudaraan dan Pembawa Damai
Sedangkan menurut I Gede Ariawan, dalam Hindu ada ungkapan Vasudhaiva Kutumbakam atau Dunia dalah Satu Keluarga. Gagasan ungkapan tersebut masih relevan hingga saat ini karena menekankan perspektif global, mengutamakan kesejahteraan kolektif di atas kepentingan individu atau keluarga. Hal ini mendorong dirinya untuk memikirkan kesejahteraan orang lain, memupuk solidaritas dan tanggung jawab global, terutama dalam mengatasi isu-isu krusial seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, perdamaian, dan toleransi terhadap perbedaan. Hiduplah dengan Murah Hati!
Bagi Sahat MP Sinurat, kunjungan organisasi kepemudaan lintas iman ke Vatikan adalah wujud dari komitmen pemuda Indonesia untuk merawat keberagaman dan menyuarakan perdamaian di tengah berbagai konflik yang sedang terjadi di berbagai negara. Gagasan mediator positif yang selama ini digencarkan organisasinya, GAMKI, terwujud dalam perjalanan ini.
“Bersolidaritas dengan saudara-saudara lintas iman menjadi bentuk pengejawantahan yang konkrit sesuai Dokumen Abu Dhabi. Harapan kami perjalanan iman ini akan terus berlanjut untuk merajut persaudaraan sesama serta mewujudkan keadilan dan perdamaian dunia,” kata Sahat. (lip)
There is no ads to display, Please add some