beritabernas.com – Komunitas lintas agama peduli lingkungan, seperti Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Laudato Si-KWI dan PGI bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono melaksanakan gerakan “Peduli Muara Gembong”, Minggu 15 Desember 2024.
Kegiatan ini sebagai wujud aksi nyata komunitas lintas agama untuk menyelamatkan lingkungan dan merespons dampak perubahan iklim. Gerakan ini diadakan di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, wilayah yang saat ini tengah menghadapi banjir rob yang menggenangi permukiman warganya.
BACA JUGA:
- Puncak Perayaan Natal Nasional Digelar di Indonesia Arena Jakarta pada 28 Desember 2024
- Good Friends Bistro & Café Adakan Perayaan Natal Bersama Anak-anak Yatim Piatu
Berbagai kegiatan Peduli Muara Gembong tersebut adalah penanaman Mangrove untuk mencegah abrasi yang terus mengancam pesisir Pulau Jawa sekaligus membantu menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
Selain itu, aksi bersih pantai yakni membersihkan sampah di sepanjang pesisir untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan laut, pemberian perahu karet sebagai alat untuk membantu masyarakat menjaga ekosistem pesisir dan menghadapi situasi banjir rob.
Kemudian, bazar tukar sampah dengan sembako yakni program inovatif yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah sekaligus memberikan manfaat langsung berupa sembako.
“Gerakan ini menjadi refleksi mendalam tentang urgensi menjaga lingkungan, terutama dalam menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata. Penanaman mangrove dan aksi bersih pantai tidak hanya berfungsi sebagai solusi lokal tetapi juga sebagai bagian dari kontribusi global dalam menanggulangi krisis iklim,” kata Thomas Djiwandono, Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2024 yang juga Wakil Menteri Keuangan RI.
Menurut Thomas Djiwandono, aksi ini sebagai bentuk nyata kepedulian komunitas lintas agama terhadap lingkungan. Di tengah tantangan perubahan iklim, langkah kecil seperti ini dapat menjadi inspirasi besar untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Dalam kegiatan ini, rombongan komunitas lintas agama yang dipimpin Thomas Djiwandono dan didampingi sejumlah pimpinan lintas kementerian dan lembaga harus menembus banjir rob untuk mencapai lokasi acara. Kondisi ini menegaskan tantangan nyata yang dihadapi masyarakat pesisir sekaligus menjadi simbol penting bahwa semua pihak harus bersatu dalam menyelamatkan lingkungan.
Melalui kolaborasi lintas agama, pemerintah dan masyarakat, gerakan Peduli Muara Gembong diharapkan mampu menjadi langkah awal yang membawa dampak berkelanjutan bagi kelestarian pesisir Jawa dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bagi generasi mendatang. (lip)
There is no ads to display, Please add some