Pariwisata Menjadi Tulang Punggung Ekonomi Kreatif di DIY

beritabernas.com – Sektor pariwisata merupakan tulang punggung ekonomi kreatif (ekraf) di DIY, didorong oleh destinasi seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta dan Malioboro. Secara nasional, sektor pariwisata menyumbang 4,01–4,5% terhadap PDB pada 2024, dengan target meningkat menjadi 4,6% pada 2025.

Kawasan Prioritas Pariwisata (KSP) seperti Parangtritis dan Kasongan-Tembi, sebagaimana ditetapkan dalam SK Gubernur DIY Nomor 193 tahun 2017, menjadi pusat pengembangan pariwisata berbasis ekraf. Kasongan menghasilkan 60% produk keramik DIY dengan nilai ekspor Rp 50 miliar pada 2024.

Namun, tantangan seperti kurangnya infrastruktur digital dan kolaborasi antar-stakeholder masih menghambat potensi maksimal. Pemulihan pasca-Covid-19 menunjukkan tren positif, dengan kunjungan wisatawan di DIY naik 15% pada 2024 dibandingkan 2023.

Hal itu diungkapkan Amirullah Setya Hardi PhD dari ISEI Cabang Yogyakarta, dalam jumpar pers di Resto Punokawan Yogyakarta, pekan lalu.

Anggota Kadin, ISEI dan berbagai asosiasi/lembaga mengikuti acara launching Komite Ketangguhan Ekonomi Yogyakarta (Jogjakarta Economic Resilience Committee atau JERCO) di Punokawan Cafe Resto & Galery Yogyakarta, Rabu 14 Mei 2025. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Amirullah yang didampingi Irsyad Thamrin (Wakil Ketua Kadin DIY bidang Advokasi & Regulasi), Robby Kusumaharta (Wakil Ketua Kadin DIY bidang Organisasi & Keanggotaan) dengan moderator Tim Apriyanto (Wakomtap Kadin DIY bidang Kesekretariatan) mengungkapkan, ekonomi kreatif di Indonesia dan DIY mencakup 18 subsektor yang menjadi pilar pertumbuhan.

Ke-18 subsektor itu adalah periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain, mode, film, video dan animasi, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan, perangkat lunak, televisi dan radio, kuliner, aplikasi dan pengembangan game, riset dan pengembangan, serta jasa konstruksi.

Secara nasional, subsektor kuliner, mode, dan kriya menyumbang 75% PDB ekraf pada 2023, dengan nilai Rp1.414,77 triliun. Sementara di DIY, subsektor kerajinan (70% dari total produksi DIY), kuliner dan seni pertunjukan mendominasi, dengan kontribusi Rp200 miliar pada 2024.

Menurut Amirullah, ekraf di DIY dengan pariwisata sebagai penggerak utama, jasa konstruksi sebagai pendukung infrastruktur dan revitalisasi vokasi sebagai penyiap SDM, menunjukkan potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan memanfaatkan 18 subsektor ekraf memperkuat teknologi digital dan mengatasi tantangan ekosistem, DIY dapat menjadi lokomotif ekraf nasional sekaligus berkontribusi pada ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Sementara kegiatan pariwisata yang diproxy melalui sektor akomodasi dan makanan minuman juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi DIY yaitu sebesar 10,65% pada kuartal I 2025. Adanya dinamika internal di dalam negeri yang dipicu oleh kebijakan pemerintah daerah mempengaruhi kinerja pariwisata juga dirasakan oleh DIY.

Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya jumlah wisatawan dan tingkat penghunian kamar hotel sebesar 2,89% poin pada Maret 2025 dibanding Maret 2024. Hal ini berdampak pada kemampuan sektor akomodasi dan makanan minuman dalam menyerap tenage kerja. BPS DIY melaporkan bahwa pada Februari 2025 terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor ini sebesar 0,92% poin dari Februari 2024. Artinya telah terjadi pengurangan tenaga kerja di sektor tersebut.

BACA JUGA:

Menurut Eko Yunianto, Kepala OJK DIY, kepada wartawan di Hotel Grand Keisha Yogyakarta, 27 Mei 2025, jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke DIY selama Januari-Maret 2025 naik 3,49 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 (cumulative to cumulative) dari 9.894.680 perjalanan menjadi 10.240.350 perjalanan.

Sementara tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di DIY pada bulan Maret 2025 sebesar 23,15 persen atau turun 29,19 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya. TPK hotel non bintang sebesar 11,89 persen, turun 9,57 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya.

Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) nasional mencapai 11,09 juta pada November 2024, naik 7,27% dari tahun sebelumnya, dengan target 14,6–16 juta pada 2025. Pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 1,08 miliar perjalanan pada 2024, dengan target serupa untuk 2025. Di DIY, pariwisata menyumbang 70% pendapatan daerah pada 2024, dengan kunjungan wisman ke destinasi utama seperti Borobudur mencapai 250.000 orang dan wisnus sekitar 8 juta perjalanan. Pariwisata di DIY juga mendukung subsektor ekraf seperti kuliner (gudeg, bakpia), kerajinan (batik, keramik), dan seni pertunjukan (wayang kulit, tari tradisional). (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *