beritabernas.com – MTsN 3 Bantul mengadakan pelatihan pembuatan Eco Enzyme di madrasah setempat, Rabu 3 September 2025. Pelatihan yang menghadirkan narasumber Ketua Bank Sampah Alam Lestari Ceme Srigading Sanden Bantul Slamet yang diikuti 10 siswa dan 10 guru-tenaga kependidikan ini didorong oleh banyaknya sisa sampah organik dari sayur dan buah.
Menurut Slamet, salah satu kunci keberhasilan pembuatan Eco Enzyme adalah ember yang digunakan untuk menampung. Ember yang dipilih mesti yang penutupnya rapat, jika tidak rapat maka faktor kegagalannya cukup besar.
Baca juga:
- Bank Sampah Go Green Cupuwatu Berhasil Mengolah 787 Kg Sampah Plastik jadi 699 Liter BBM
- Bank Sampah Go Green Cupuwatu Mengolah Sampah Plastik Menjadi BBM
- Tim PKM Upitra Bantu Digitalisasi Bank Sampah Mlinjo Bersih Melalui Program PMP
Dalam pelatihan itu, peserta diajak menyiakpan bahan sisa buah dan sayur dengan cara dipotong kecil-kecil demi memudahkan fermentasi, baru kemudian dicuci bersih. Ember yang sudah disiapkan diisi dengan 10 liter air kemudian dicampurkan dengan molase, diaduk sampai benar-benar larut. Setelah larutan tercampur merata dimasukkan bahan organik.
“Setelah bahan organik dimasukkan, ember ditutup rapat. Seminggu kemudian dibuka sekitar 1 menit untuk menghilangkan gas yang dihasilkan selama proses fermentasi dan tutup kembali. Dua minggu dari pembuatan buka kembali tutup ember dengan tujuan menghilangkan gas dan tutup kembali. Baru setelah 3 bulan bisa dipanen,” jelas Slamet.

Slamet menambahkan, eco enzyme merupakan cairan multifungsi. Bisa digunakan untuk mengobati gatal, sariawan, luka bakar, mencuci, membersihkan kerak kamar mandi dan masih banyak fungsi lain.
Koordinator pelatihan Sutanto mengatakan komitmen madrasahnya sebagai madrasah peduli lingkungan benar-benar dimplementasikan dalam peri kehidupan sehari-hari. Tak bosan-bosan segenap guru dan tenaga kependidikan mengingatkan kepada siswa untuk memilah sampah, menempatkan sisa buah, sayur dan makanan di tempat yang tersedia.
“Sisa buah dan sayur kita tempatkan di komposter. Dalam jangka waktu tertentu nantinya kita bisa memanen magot maupun lindi/cairan dari komposter yang sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanaman,” terang Sutanto.
Kepala Madrasah Surini menyambut baik terselenggaranya pelatihan tersebut. Dia berharap kepada tim yang sudah dilatih dapat mengimbaskan ke warga madrasah lain. “Pelatihan sangat bermanfaat karena bahan organik yang sudah tidak dikonsumsi bisa dibuat sesuatu yang multifungsi. Ini salah satu upaya madrasah turut mengurai permasalah sampah,” kata Surini. (lip)
There is no ads to display, Please add some