Jagongan Budaya: Pemangku Kepentingan Harus Peduli Seni dan Budaya

beritabernas.com – Budaya akan tetap eksis sejalan dengan kehidupan manusia. Manusia juga harus tetap peduli dan nguri-nguri seni dan budaya agar dapat eksis dan berkembang dalam dunia yang mengalami perubahan.

Karena itu, seluruh pemangku kepentingan/pentahelix (Pemda, DPRD, perguruan tinggi, dunia usaha, Komunitas Seni Budaya dan budaya serta media massa) dengan perannya masing-masing diharapkan ikut melestarikan seni dan budaya yang ada di tengah kehidupan masyarakat.

Hal itu disampaikan Wawan Harmawan, Wakil Walikota/Wawali Yogyakarta, selaku pemantik diskusi dalam acara Jagongan Budaya di Ndalem Madukusuman/ Langenkusumo, Panembahan, Kraton, Yogyakarta Jumat 19 Desember 2025. Acara ini dilakukan dalam rangka pameran tunggal “Ojo Urik” oleh Alex Pracaya (seniman dan desainer).

Para narasumber dan peserta diskusi foto bersama di Ndalem Madukusuman/ Langenkusumo, Panembahan, Kraton, Yogyakarta Jumat 19 Desember 2025. Foto: Istimewa

Selain Wawan Harmawan (Wakil Walikota/Wawali Yogyakarta) selaku pemantik diskusi, acara tersebut juga dihadari antara lain Heru Wahyu Kiswoyo (Pengamat Budaya), Darini (Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta), M Sofyan (Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta) dan Sumartoyo Suharto (Pencinta Seni dan Budaya) selaku penanggap dengan moderator Y Sri Susilo (Dosen FBE UAJY) yang juga Ketua Pokdarwis Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta.

Sementara Heru Wahyu Kismoyo melihat Keraton Yogyakarta sebagai jantung budaya Jawa yang harus tetap hidup dan menjadi “suluh” (penerang) di tengah modernitas dan demokrasi. Keraton menjaga nilai luhur warisan Sri Sultan HB IX agar tidak lekang dimakan waktu, melalui integrasi nilai historis, kultural, yuridis, dan politis serta menjadi sumber inspirasi dan pedoman bagi masyarakat Yogyakarta.

“Keraton harus menjadi penerang budaya (suluh) yang memastikan keistimewaan dan nilai budaya Jawa tetap aktual dan bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya tinggal sejarah,” kata Heru.

Sedangkan Darini berharap kesejahteraan pelaku seni dan budaya harus mendapat perhatian dari seluruh pemangku kepentingan. Menurut Darini, mereka dapat terus eksis berkesenian dan melestasrikan budaya jika secara ekonomi relatif tercukupi.

Baca juga:

Sebagai Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Darini akan memperjuangkan anggaran untuk kegiatan seni dan budaya tetap berjalan sekaligus kesejahteraan pelakunya dapat terjamin. Seperti diketahui, Komisi D DPRD Kota Yogyakarta membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), mencakup urusan Pendidikan, Kesehatan, Sosial, Ketenagakerjaan, Kebudayaan, sertaPerpustakaan dan Kearsipan.

Sementara M Sofyan mengatakan bahwa seni dan budaya dapat dikaitkan dengan industri kreatif. M Sofyan yang juga pembina UMKM dan industri kreatif mengatakan bahwa industri kreatif, misalnya fesyen, kerajinan, desain, grafis, film, video, musik dan sebagainya, merupakan bagian seni dan budaya.

Jika industri kreatif tumbuh dan berkembang maka tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi namun juga mendorong perkembangan seni dan budaya. “Selaku Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta akan mendorong dinas-dinas yang terkait dengan pengembangan seni dan buadaya memberika perhatian dalam wujud anggaran yang memadai,” kata Sofyan. Komisi B DPRD Kota Yogyakarta membidangi Ekonomi dan Keuangan Daerah.

Para narasumber dan peserta diskusi foto bersama di Ndalem Madukusuman/ Langenkusumo, Panembahan, Kraton, Yogyakarta Jumat 19 Desember 2025. Foto: Istimewa

“Saya setuju bahwa pelaku usaha atau bisnis harus ikut mendukung kegiatan seni dan budaya melalui program corporate social responsibility (CSR),” kata Sumartoyo Suharto yang juga pengusaha kuliner.

Menurut Sutoyo, dukungan pelaku usaha sangat penting agar pelaku seni dan budaya dapat berkegiatan sehingga tetap eksis berkelanjutan. Sumartoyo menyelenggarakan seni dan budaya seperti loma jemparingan, festival kuliner dan pameran seni, termasuk pameran “Ojo Urik”.

“Sekali lagi seni dan budaya akan tetap eksis selama kehidupan manusia masih berlangsung. Agar seni dan budaya tetap eksis maka diperlukan dukungan dukungan dana dan fasilitasi dari pemangku kepentingan,” kata Y Sri Susilo seraya menambahkan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang sangat peduli kepada eksistensi serta keberlanjutan seni dan budaya. (phj)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *