Wisuda 1.180 Lulusan, Rektor UII: Relevansi Kehadiran UII Ditentukan oleh Kiprah Alumni

beritabernas.com – UII kembali mewisuda lulusan Program Doktor, Magister, Strata Satu (S1) dan Program Diploma. Pada wisuda periode pertama tahun akademik 2022/2023 pada Sabtu 24 September 2022, UII mewisuda 1.180 lulusan secara daring yang dilakukan dua hari. Pada hari Sabtu diwisuda 795 orang dan pada Minggu 25 September 2022 mewisuda 385 lulusan.

Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD dalam acara wisuda yang digelar di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Mudzakir Kampus Terpadu UII, mengatakan, para wisudawan merupakan anak panah UII yang melesat untuk menebar manfaat dan menghadirkan maslahat. Relevansi kehadiran UII di tengah mayarakat, salah satunya ditentukan oleh kiprah para alumninya yang hebat.

Menurut Rektor UII, mulai wisuda periode saat ini, UII kembali mengundang orangtua wisudawan, tentu masih dengan menjalankan protokol kesehatan, karena pendemi belum benar-benar sirna dari sekitar kita. Karena cacah wisudawan melebihi kapasitas nyaman gedung, sehingg membagi acara wisuda menjadi dua hari.

Rektor UII mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengajari banyak hal. Kita semakin sadar bahwa dunia
saling terhubung dengan erat. Kejadian di satu pojok dunia, dapat dengan cepat mempengaruhi pojok dunia yang lain. Pandemi yang merebak di sebuah negara, memicu negara lain untuk mengambil kebijakan pembatasan pintu masuk.

Sebanyak 1.180 lulusan UII diwisuda di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Mudzakir Kampus Terpadu UII, Sabtu 24 September 2022. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Dikatakan, pelajaran ini valid untuk banyak konteks. Siapa sangka, misalnya, perang Rusia dan Ukraina telah mempengaruhi negara-negara lain yang melakukan impor komoditas dari kedua negara tersebut. Termasuk di antaranya adalah produk energi, pupuk, dan biji-bijan. Terganggunya jalur transportasi di Laut Hitam karena perang, misalnya, telah mempengaruhi pasokan gandum ke negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti Qatar, Mesir, dan Lebanon. Indonesia pun terdampak meskipun tidak
seberapa, karena impor gandum dari Ukraina tidak dominan. Harga komoditas terdampak pun naik, bahkan sampai di atas 50 persen.

“Ilustrasi di atas menegaskan bahwa globalisasi nyata adanya. Batas-batasantarnegara semakin terlihat memudar dan kesalingtergantungannya sangat tinggi. Kita sekarang hidup di era seperti ini. Karenanya, pola pikir kita pun harus berubah, untuk selalu awas dengan perubahan lingkungan global. Meski demikian, kita harus tetap menggunakan kacamata kritis, supaya tidak latah mengikuti tren tanpa pemahaman yang baik,” kata Rektor UII.

Menurut Rektor UII, Pandemi Covid-19 juga semakin menyadarkan kita bahwa bahwa semua yang dapat
digitalkan akan didigitalkan. Pandemi telah mempercepat proses digitalisasi di banyak sektor, tak terkecuali di sektor pendidikan. Banyak praktik baik yang masih mungkin diteruskan dan bahkan ditingkatkan, termasuk perbaikan layanan digital yang dapat diakses di mana saja dan pengembangan konten pembelajaran digital untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran mahasiswa. Baik yang dikembangkan untuk melengkapi pembelajaran luring maupun yang ditujukan secara khusus untuk pembelajaran daring.

Sebagai ilustrasi lain, dalam beberapa tahun terakhir, kita menjadi saksi bahwa layanan digital di sektor bisnis berkembang sangat cepat. Saat ini, kita bisa mendapatkan beragam layanan hanya melalui ponsel, termasuk pemesanan tiket perjalanan, pemesanan hotel, pembelian beragam produk, dan bahkan layanan
mobilitas.

“Banyak layanan menjadi semakin mudah. Kita pun semakin terbiasa dengan perubahan-perubahan tersebut. Hidup pun menjadi sangat digital, suka atau tidak suka. Karenanya, saudara perlu untuk terus mengasah kecakapan digital yang dimiliki. Dunia masa depan yang serba digital dipastikan akan berbeda dengan dunia masa lalu dan masa kini,” pesan Rektor UII. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *