PP PKBTS Bekerjasama Disdikpora DIY Gelar Workshop ke-6 Metode Sariswara untuk Guru

beritabernas.com – Pengurus Pusat Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PP PKBTS) bekerjasama dengan Disdikpora DIY menggelar workshop ke-6 Metode Sariswara untuk guru-guru SMA sederajat dan pamong Tamansiswa di Hotel Tirta Kencana, Jalan Ringroad Timur Yogyakarta. Workshop ke-6 ini dibuka pada Selasa 4 Oktober 2022.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY yang diwakili Kepala Bidang GTK Drs Bahtiar Nur Hidayat pada pembukaan workshop ke-6 Metode Sariswara, Selasa 4 Oktober 2022, mengatakan, pelaksanaan 8 standar pendidikan harus diperkuat dengan penanaman nilai-nilai budaya bagi peserta didik.

Dolanan anak, langen carita dan wayang merupakan produk budaya sebagai wahana dalam memberikan layanan pendidikan dan pengajaran kepada peserta didik,” kata Bahtiar Nur Hidayat.

Drs Bahtiar Nur Hidayat pun mengapresiasi kerjasama dengan Tamansiswa dalam menyelenggarakan workshop untuk para guru di DIY tentang Metode Sariswara ciptaan Ki Hadjar Dewantara yang merupakan salah satu unggulan pendidikan Tamansiswa.

Dikatakan, Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan bisa sebagai pusat penguatan budaya dan Tamansiswa sebagai salah satu rujukannya.

Drs Bahtiar Nur Hidayat membuka workshop ke-6 Metode Sariswara untuk guru didampingi Ki Bambang Widodo (tengah) dan Ki Ilmu Friadi (kiri). Foto: Istimewa

Sebelumnya, Ketua Umum PP PKBTS yang diwakili Dewan Pengawas PP PKBTS Ki Bambang Widodo mengucapkan terima kasih kepada Kepala Disdiskpora DIY yang telah bekerjasama dengan  memfasilitasi  berbagai  kegiatan peringatan Seabad Tamansiswa, di antaranya  penyelenggaraan 6 kali workshop tentang Metode Sariswara. 

Ki Bambang Widodo mengatakan, Perguruan Tamansiswa sejak 3 Juli 1922 mengutamakan pelajaran kesenian. Karena kesenian adalah salah satu buah ciptaan manusia yang erat sekali hubungannya dengan rasa indah yang menggetarkan di dalam sanubarinya.

Usaha pendidikan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tamansiswa selama satu abad ini, salah satu ciri khasnya adalah dolanan anak dan langen carita yang diciptakan oleh tokoh seniman budayawan Tamansiswa Ki Hadisukatno.

Pelajaran permainan/ dolanan anak sebagai buah cabang kesenian, dapat digunakan untuk mengisi, memupuk, menghidupkan rasa seni dan jiwa anak-anak. Dolanan anak yang diajarkan dibubuhi catatan lagu-lagu dengan memakai cara/metode yang disebut “Sariswara” diciptakan Ki Hadjar Dewantara pada tahun 1926.

Workshop bertema Pendidikan Karakter Khas Keistimewaan Jogja Melalui Kesenian Dengan Serapan Obyek Kebudayaan Lokal Dalam Mata Pelajaran Umum berlangsung 4 hari diikuti 60 guru SMA sederajat di DIY dan pamong dari Tamansiswa Cabang Jakarta, Cilacap, Jetis dan Mojokerto.

Tampil sebagai nara sumber antara lain Dimas Ario Sumilih (Pamong Pelopor Sariswara), Ki Listya H Krisnarjo (Founder Laboratorium Sariswara), JB Janu Prihaminanto (Jogja Hip Hop Foundation), Tri Yuliyanti Setyasari S.Sn (Ketua Taman Kesenian Ibu Pawiyatan Tamansiswa) dan Hafiz Priyotomo (instruktur). (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *