beritabernas.com – Sebanyak 700 lebih putra-putri altar Kevikepan Jogja Barat, DIY, menggelar Tarcisius Cup di Kompleks Melcosh Cafe atau Yayasan Bernardus Direktorat Sekolah Sanjaya, Kaliurang, Pakem, Sleman, Sabtu 8 Oktober 2022.
Para putra putri altar ini berasal dari 20 Paroki di Kevikepan Jogja Barat. Mereka berkumpul dan mengikuti dalam berbagai macam kegiatan mulai dari liturgi, melukis, kreativitas hingga lomba fotografi. Tingginya animo putra putri altar mengikuti Tarcisius Cup ini setelah sebelumnya tidak bisa berkegiatan karena pandemi Covid-19.
Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020 yang menghentikan semua kegiatan atau aktivitas di luar rumah, kini perjumpaan mulai diperlonggar.. Ajang perjumpaan Putra-Putri Altar dalam wadah Tarcisius Cup pun boleh dilaksanakan di Melcosh Cafe dan Wisma UKDW, Kaliurang Yogyakarta.
Romo Antonius Banu Kurnianto Pr dari Paroki Santa Maria Assumpta Pakem mengatakan kegiatan Tarcisius Cup 2022 istimewa karena merupakan pertemuan perdana di Kevikepan Yogyakarta Barat yang baru berumur dua tahun setelah Kevikepan Yogyakarta dimekarkan menjadi Kevikepan Yogyakarta Barat dan Kevikepan Yogyakarta Timur.
“Sejalan dengan usia peserta kegiatan yang rerata antara 10 hingga 15 tahun, maka kegiatan ini dikemas meliputi seputar pelayanan peribadatan sekitar altar gereja dan kreatifitas spontan seperti mural, fotografi dan kreatifitas memanfaatkan barang-barang sederhana seperti stick es krim. Dari hasil karya mereka yang bagus, saya bangga atas kemampuan dan kekayaan iman yang diwujudkan dalam hasil karya peserta,” kata Romo Banu dalm rilis yang diterima beritabernas.com, Sabtu 8 Oktober 2022.
Menurut Romo Banu, kegiatan ini menjadi kesempatan yang ditunggu lama oleh para misdinar yang ada di Kevikepan Yogyakarta Barat. Perjumpaan untuk meluaskan pertemanan dan berbagi pengalaman dalam persaudaraan. Dengan demikian, tidak lagi sangat penting untuk menjadi pemenang dalam perlombaan. Sebab, kegembiraan karena perjumpaan dirasa lebih memuaskan.
Paschalis Bimoko, Ketua Panitia Pengarah, sangat bersyukur karena selama kegiatan berlangsung tidak turun hujan, padahal beberapa hari terakhir hujan turun deras di Pakem dan sekitarnya. Sementara Lina Widiyastuti, anggota paniti, mengaku bangga melihat semangat para peserta yang tetap gembira walau acara berlangsung dari pagi hingga sore.
Sebelum masing-masing kegiatan dilaksanakan, acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi. Secara simbolis Romo Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat Romo Alfonsus Rodrigues Yudono Suwondo Pr membuka kegiatan Tarcisius Cup I dengan memukul gong 7 kali. Angka 7 dipilih karena bermakna sempurna menurut Kitab Suci. Angka 7 juga menunjuk pada pitulungan menurut filosofi orang Jawa, karena angka tujuh dalam bahasa Jawa adalah pitu.
Menurut Romo Alfonsus Rodrigues Yudono Suwondo Pr, event serupa di Kevikepan Yogyakarta Barat diadakan setelah pandemi Covid-19 karena selama pandemi banyak pembatasan kegiatan. Diharapkan kegiatan gereja mulai menggeliat untuk mencipta perjumpaan dan membagi semangat dalam pelayanan dan kasih.
“Saya berharap dengan kegiatan ini anak-anak kembali berkegiatan dengan penuh semangat untuk belajar dan menumbuhkan iman yang kuat dan berbuah seperti tema Tarcisius Cup tahun ini yakni Mari Hidup Berbenah, Berubah, dan Berbuah dalam Kebersamaan (Mahidhara),” kata Romo Wondo.
Sementara Rm G Prima Dedy Saputro Pr, Ketua Komisi Liturgi, membawa para peserta masuk dalam semedi mengenang St Tarcisius. St Tarcisius adalah sosok seorang remaja yang membawa Tubuh Kristus dari Roma ke penjara, yang wafat dalam perjalanan karena dilempari batu.
Citra dan Arum yang mewakili Orang Muda Katolik yang menjadi Panitia Pelaksana Tarcisius Cup I dari Paroki Santa Assumpta Pakem menyatakan puas bahwa kegiatan berjalan lancar kendati persiapan yang dilakukan banyak keterbatasan. Hal itu bertambah ketika melihat para peserta tampak menikmati rencana kegiatan yang disusun.
Harapan dari kegiatan ini adalah seusai acara, diharapkan para peserta bisa membawa oleh-oleh dan membingkai semangat untuk berbenah, berubah dan berbuah di dalam persaudaraan seperti tema yang diangkat dalam kegiatan Tarcisius Cup ini.
“Semoga dengan kegiatan ini terbangun insan manusia yang selalu ingin membenahi diri untuk menjadi lebih baik dan menebarkan kebaikan bagi banyak orang. Sebab tiada harapan lain dari seorang manusia, kecuali adalah menjadi berguna bagi sesamanya,” tambah Romo Banu. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some