Sumur Migas yang Bisa Diaktifkan Hanya 30 Persen dari Total 14.000 Sumur

beritabernas.com – Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengharapkan baik sumur muda dan sumur tua tetap bisa memberikan kontribusi pada produksi nasional. Karena tanpa temuan potensi migas yang besar, target 1 juta bopd (barel oil per day) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) 2030 sulit dicapai. 

Menurut Julius, meski secara persentase kebutuhan energi fosil seperti migas makin kecil, namun secara volume bertambah. Persentase menurun karena pemerintah juga fokus menggenjot pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk bauran energi nasional. 

Baca berita terkait: UPNVY Berupaya Memberi Kontribusi di Sektor Migas Demi Mendukung Target Produksi

“Saat ini lapangan-lapangan migas kita mengalami decline (penurunan). Eksplorasi terus didorong untuk menemukan cadangan minyak. Energi kebutuhan fosil meningkat, tapi secara persentase turun, sementara EBT bakal naik. Bahkan di 2025 bisa mencapai 23 persen (EBT),” kata Julius dalam Focus Group Discussion (FGD) di Kampus UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Senin 7 November 2022.

FGD yang diadakan UPNVY bekerjasama dengan PT Pertamina EP dengan tema Pengembangan Model Bisnis Pengelolaan Sumur Idle Dalam Rangka Optimalisasi Produksi Minyak di PT Pertamina EP itu dilakukan untuk memberikan kontribusi menuju produksi minyak 1 jt bopd pada tahun 2030.

Para peserta Focus Group Discussion (FGD) foto bersama di Kampus UPNVY, Senin 7 November 2022. Foto: Humas UPNVY

Menurut Julius Wiratno jumlah sumur yang bisa diaktifkan kembali diperkirakan hanya 30 persen dari total sumur 14 ribuan sumur idle. Untuk mendorong aktivasi sumur idle berbagai insentif telah ditawarkan pemerintah.

“Pemerintah berkomitmen memberikan insentif baik fiskal dan perizinan. FGD ini bagus untuk menjawab berbagai tantangan,” kata Julius.

Ia mengharapkan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), khususnya PT Pertamina EP, lebih masif lagi melakukan reaktivasi sumur idle. “Evaluasi bisnis model dilakukan, sehingga ada nilai ekonomisnya,” katanya.

Sementara Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Noor Arifin Muhammad ST M.SIE yang ikut dalam FGD itu menyampaikan beberapa upaya telah dilakukan pemerintah dalam mendorong produksi untuk mencapai target di 2030. 

Selama tahun 2022 upaya-upaya yang telah dilakukan di antaranya pelaksanaan program Work Over-Well Services (WO-WS) dan Drilling sesuai target. Akselerasi program penambahan produksi atau filling the gap. Selain itu, optimasi kegiatan-kegiatan planned shutdown, meminimalisir terjadinya kejadian-kejadian unplanned shutdown, optimasi dan reaktivasi sumur dan lapangan idle serta upaya-upaya lainnya,” kata Noor.

Rektor UPNVY Prof Irhas (kiri) dalam FGD. Foto: Humas UPNVY

Reaktivasi sumur idle telah disampaikan di dalam Work Program & Budget (WP&B), akan dilakukan pada 1.000 sumur-sumur idle. Sementara reaktivasi sumur idle non WP&B sebagai filling the gap target produksi. 

“Terdapat 14.260 idle wells. Mekanisme yang dapat diterapkan dalam kerjasama reaktivasi sumur idle antara lain, no cure no pay, no cure less pay, performance based, risk & rewards dan lainnya,” katanya

Sedangkan Sayoga Heru Prayitno, selaku dosen, peneliti dan pengelola sumur tua di UPN Veteran Yogyakarta mengatakan bahwa jumlah potensi sumur-sumur tua peninggalan Belanda di Indonesia cukup besar sekitar 13 ribu yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Sumur tua merupakan bagian dari sumur idle. Lokasi sumur tua  berada di 95 persen di Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EP. 

Ia menambahkan sumur tua tersebut tidak semuanya dapat dilakukan reaktivasi dan produksi kembali karena kondisi lokasi sumur tua saat ini sudah tidak kelihatan di permukaan, di pemukiman penduduk, di areal pertambangan batubara dan kondisi lain yang tidak memungkinkan dilihat dari sisi operasi pelaksanaan. 

“Sekitar 35 persen atau 4.500 sumur yang memungkinkan untuk diaktifkan dan diproduksi kembali, dengan rata-rata produksi 10 bopd maka akan mendapatkan tambahan produksi sebesar 45.000 bopd. Sebagian sumur tua yang sudah diaktifkan oleh Pertamina sendiri maupun dikerjasamakan dengan KUD/BUMD sebagai implementasi Permen ESDM Nomor 01 tahuna 2008 tentang sumur tua. Namun  pengelolaan sumur tua yang  dikerjasamakan dengan KUD/BUMD belum produksi yang dihasilkan belum seperti yang diharapkan, khususnya yang di wilayah Cepu. 

Pakar sumur tua di UPN Veteran Yogyakarta ini menambahkan untuk mengoptimalkan produksi sumur-sumur idle perlu dikembangkan model bisnis atau model kerjasama yang sudah ada yaitu kerjasama KSO dan kerjasama pengelolaan sumur tua oleh KUD/BUM untuk mendukung target produksi minyak 1 juta bopd pada tahun 2030. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *