beritabernas.com – Paus emeritus Benediktus XVI dipanggil menghadap Bapa di surga di penghujung tahun 2022 tepatnya pada hari Sabtu 31 Desember 2022 pukul 09.34 di Biara Bunda Gereja Vatikan. Umat Katolik seluruh dunia pun berduka atas kepergian Paus asal Jerman yang bernama lengkap Joseph Aloisius Ratzinger itu.
Lalu, bagaimana sosok Paus emeritus Benedictus XVI di mata Pejabat Vatikan asal Flores, NTT, Indonesia, Pater Markus Solo Kewuta SVD?
Menurut Pater Markus Solo Kewuta SVD seperti dikutip dari berbagai sumber, ia mempunyai kenangan yang sangat indah selama bersama Paus Benediktus XVI di Vatikan. Perjumpaan Pater Markus Solo dengan Paus Benediktus XVI pertama kali terjadi saat ia berada di Kota Wina, Austria.
Baca juga:
- Sebelum Wafat, Paus Emeritus Benediktus XVI Berbicara Tentang Kematiannya
- Dimakamkan 5 Januari 2023, Ini Penyebab Paus Emeritus Benediktus XVI Meninggal Dunia
“Kenangan saya sendiri dengan Paus Benediktus XVI sangat banyak dan sangat dalam sekali. Semua itu tidak akan saya lupakan. Pada saat itu, beliau (Paus Benediktus) memanggil saya saat masih di Kota Wina, Austria. Paus Benediktus-lah yang memanggil saya untuk bekerja di Vatikan,” kata Pater Markus Solo Kewuta saat dikonfirmasi wartawan di Vatikan, Senin 2 Januari 2023.
Pater Markus mengatakan, pertemuan pertamanya dengan Paus Benediktus saat itu menggunakan bahasa Jerman. Saat itu, kata Pater Markus, Paus Benediktus sangat mengagumi kelancaran bahasa Jermannya.
“Sebagai orang yang berbahasa Jerman waktu itu, saya pertama kali bertemu beliau (Paus Benediktus) dengan bahasa Jerman. Beliau mengagumi bahasa Jerman saya dan sejak itu kita merasa dekat satu sama lain. Bahkan ketika ada kunjungan, kaka saya yang sulung dari Indonesia pun, seorang pastor juga, Paus Benediktus juga menerima kami berdua di kediamannya.” terang Pater Markus.
Menurut Pater Markus asal Flores, NTT ini, selain menguasai doktrin dan ajaran Katolik, Paus Benediktus XVI juga sangat baik. Dri segi kemanusiaan, sangat humbel (rendah hati) dan sangat sederhana.
“Saya kagumi beliau sebagai Paus, karena menguasai doktrin dan ajaran Katolik yang sangat baik dan dari segi kemanusiaan, beliau (Paus Benediktus) adalah seorang yang sangat humble (rendah hati) dan bermental sangat sederhana. Ia juga sangat dekat dengan siapa pun. Itu yang sangat saya kagumi pada beliau,” kata Pater Markus.
Mengutus Kardinal Jean-Louis Tauran ke Indonesia
Menurut Pater Markus, pada tahun 2009, empat tahun setelah terpilih menjadi Paus, Paus Benediktus XVI mengutus Dewan Dialog Antaragama Kardinal Jean-Louis Tauran untuk datang ke Indonesia. Kedatangannya di Indonesi disambut dengan baik.
Sepulangnya dari Indonesia, Pater Markus bercerita bahwa ia dan Kardinal Jean-Louis Tauran dibekali buah mangga aromanis, untuk diberikan kepada Paus Benediktus XVI di Vatikan.
Baca berita lainnya:
- Hadiah Gunungan Wayang Kulit dari Sultan HB X dan Batik Ceplok dari GKBRAy untuk Paus
- Plt Dirjen Bimas Katolik: Tidak Benar Paus Fransiskus Menghadiri Pertemuan G20 di Bali
- Paus Fransiskus Memberi Kejutan unuk Missionaris Indonesia di Seluruh Dunia
“Ketika kembali ke Vatikan, Kardinal Jean-Louis Tauran meminta saya untuk membawa mangga Aromanis untuk Paus Benediktus. Mangga-mangga itu kami bawa ke Vatikan dan Kardinal sendiri yang mengantar mangga-mangga itu ke Paus Benediktus. Beliau (Paus Benediktus) sangat senang menerima mangga Aromanis dari Indonesia,” tutur Pater Markus.
Seperti ketahui, Paus Emeritus Benediktus XVI tutup usia pada Sabtu 31 Desember 2022 waktu setempat. Paus Benediktus XVI wafat di usia yang ke-95 tahun. “Dengan kesedihan, saya menginformasikan kepada Anda bahwa Paus Emeritus Benediktus XVI, meninggal dunia hari ini pukul 09.34 di Biara Mater Ecclesiae di Vatikan,” tutur Bruni dalam pernyataannya
Selama hampir 25 tahun sebagai Kardinal Joseph Ratzinger, Paus Benediktus XVI merupakan pimpinan kuat dari kantor doktrin Vatikan, yang pada saat itu dikenal sebagai Congregation for the Doctrine of the Faith (CDF).
Dia terpilih sebagai paus pada 19 April 2005 untuk meneruskan posisi yang dipegang oleh Paus John Paul II, yang menjabat selama 27 tahun. Para kardinal memilihnya untuk keberlanjutan apa yang disebut sebagai sosok ‘yang dipercaya’. (Pewawancara : Deni Iskandar, Mahasiswa penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate di Roma tahun 2023).
There is no ads to display, Please add some