beritabernas.com – Arie Dwi Radiati, Culture Communication and Capability Lead of Transformation Office PT KAI (Persero), yang berbagi pengalaman dalam inisiatif transformasi digital PT Kereta Api Indonesi (KAI) menyoroti bagaimana perusahaan menanggapi tuntutan industri yang tak terduga dan dampak negatif Covid-19.
Ia mengatakan, PT Kereta Api Indonesia (KAI menetapkan langkah strategis untuk memprioritaskan digitalisasi, menemukan cara kerja baru dan mendorong efisiensi biaya dan waktu. Perusahaan ini bertransformasi di bidang bisnis, teknologi dan organisasi, dengan target untuk meningkatkan modal saham barang, layanan transportasi penumpang dan kompetensi karyawan pada tahun 2024.
Hal itu disampaikan Ari Dwi Radiati dalam kuliah umum Program Studi Informatika, Program Magister Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII dengan tema Berbagi pengalaman terbaik Transformasi Digital Tingkatkan Layanan Kompetitif di Era Global. Kuliah umum ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan insight tentang pengalaman terbaik dalam mengimplementasikan transformasi digital yang telah dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Menurut Arie Dwi, perjalanan transformasi digital PT KAI menekankan pentingnya lanskap bisnis global dimana komitmen perusahaan terhadap transformasi digital sejalan dengan dorongan pemerintah Indonesia untuk digitalisasi. Sehingga penting melakukan penilaian menyeluruh sebelum menerapkan transformasi digital, mencatat bahwa itu tidak hanya melibatkan teknologi tetapi juga orang dan proses bisnis.

Peran signifikan dari kepemimpinan transformasional, terutama selama masa jabatan Ignasius Jonan sebagai Direktur PT KAI, dalam mendorong pergeseran perusahaan dari berorientasi produk ke layanan berorientasi pelanggan.
Dikatakan, perbaikan dalam layanan kereta api, termasuk peningkatan kualitas, layanan berorientasi pelanggan dan tingkat ketepatan waktu yang tinggi. Termasuk transparansi ketersediaan tiket dan implementasi alat digital untuk pemesanan serta penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk merampingkan proses boarding dan upaya untuk menjaga kebersihan dan keselamatan, termasuk toilet yang terpisah antara laki-laki dan Wanita serta kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data.
Transformasi digital: tantangan faktor manusia
Menurut Arie Dwi, tantangan transformasi digital adalah terutama berfokus pada faktor internal dan budaya perusahaan. Melakukan reformasi sistem yang ada ke digital dapat menghadapi banyak tantangan, baik eksternal maupun internal, ataupun yang menyatakan keraguan tentang keberhasilan transformasi tersebut.
Sehingga menekankan bahwa faktor manusia sering menjadi tantangan utama untuk perubahan yang sukses, mengutip contoh seperti budaya keselamatan di industri kereta api di mana 70% kegagalan disebabkan oleh kesalahan manusia.
BACA JUGA:
- Bangun Wawasan Global, Mahasiswa Teknik Industri UII Jelajahi Australia dalam Program “Educational Visit 2025″
- Jurusan Informatika FTI UII Launching Program Studi Informatika Pendidikan Jarak Jauh
Arie Dwi mengatakan bahwa pelaksanaan transformasi digital di PT KAI tidak hanya tentang teknologi tetapi membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan kesiapan sumber daya manusia. Perusahaan telah membentuk Kantor Transformasi untuk mengawasi proses dan memantau kemajuan melalui pertemuan dan alat reguler. Selain itu keterlibatan konsultan, peran pemerintah pusat dan lokal, dan potensi layanan berbasis virtual. Saat ini PT KAI (Persero) terus memperbarui layanannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sementara itu, Ir Irving Vitra Paputungan ST MSc PhD selaku Ketua Prodi Informatika, Program Magister
FTI UII dan Dr Ir R Teduh Dirgahayu, Dosen Mata Kuliah Transformasi Digital dan Dosen Informatika FTI UI, mengatakan, PT KAI (Persero) telah menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dalam transformasi digital.
Tahun 2024 menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas layanan transportasi publik di Indonesia. Salah satu pencapaian utama adalah digitalisasi sistem tiket dan pembayaran, yang memungkinkan pelanggan melakukan pemesanan dan pembayaran secara online melalui aplikasi dan platform digital. Inovasi ini tidak hanya memudahkan proses pembelian tiket, tetapi juga mengurangi antrian di stasiun serta meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Menurut Teduh Dirgahayu, transformasi digital yang dilakukan oleh PT KAI (Persero) juga mencakup pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan operasional dan logistik. Dengan menerapkan sistem berbasis data dan kecerdasan buatan, KAI mampu memantau pergerakan kereta secara real-time, mengoptimalkan jadwal perjalanan, serta mengelola distribusi logistik dengan lebih akurat.
Hal ini memberikan manfaat positif terhadap ketepatan waktu perjalanan dan keamanan penumpang, serta memperkuat posisi PT KAI (Persero) sebagai penyedia layanan transportasi yang andal dan kekinian.
Pengalaman sukses PT KAI (Persero) dalam melakukan transformasi digital memberikan pelajaran berharga bagi perusahaan lain di sektor transportasi maupun industri lainnya. Kunci dari keberhasilan ini terletak pada komitmen kuat terhadap inovasi, kolaborasi lintas departemen, serta fokus pada kebutuhan dan kenyamanan pelanggan. Dengan terus beradaptasi terhadap perkembangan teknologi, PT KAI (Persero) membuktikan bahwa transformasi digital bukan hanya sebuah pilihan, melainkan keharusan untuk tetap relevan dan kompetitif di era global.
Di sisi lain, dilansir dari beragai sumber, PT KAI (Persero) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 16,71 triliun pada semester I/2024. Pendapatan tersebut didominasi dari bisnis angkutan dan ditunjang lini usaha lainnya. Sedangkan berdasarkan laporan keuangan, PT KAI (Persero) membukukan kenaikan pendapatan 17,26% menjadi Rp 16,71 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,25 triliun. (lip)
There is no ads to display, Please add some