Arifin Panigoro Dialog Seri ke-6: Stop TBC di Tempat Kerja

beritabernas.com – Upaya membendung penularan penyakit TBC di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya dengan mengangkat isu tersebut dalam dialog yang dilakukan oleh lintas pemangku kepentingan, seperti dalam forum Arifin Panigoro (AP) Dialog Seri ke-6 di Jakarta, Selasa 25 Juli 2023.

Arifin Panigoro (AP) Dialog Seri ke-6 yang yang mengangkat tema Satukan Langkah, Stop TBC di Tempat Kerja itu melibatkan sejumlah organisasi sosial masyarakat dan pemangku kepentingan, seperti Rumah Kebangsaan, Medco, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dan Perkumpulan Alumni Harvard University di Indonesia (Harvard Club Indonesia).

Syariif dari Arifin Panigoro (AP) Dialog dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Rabu 26 Juli 2023 mengatakan, dalam dialog kali ini tampil sebagai keynote speaker Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI serta Ir Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI dan Dr Hj Ida Fauziyah MSi, Menteri Ketenagakerjaan RI, sebagai pembicara.

AP Dialog Seri ke-6 ini bertujuan untuk menginformasikan pentingnya mencegah penularan TBC di tempat kerja. Sebab, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC masuk dalam 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia.

Menkes Budi Gunadi Sadikin (berdiri) dalam AP Dialog serike-6 Stop TBC di tempat kerja. Foto: Dok AP Dialog

Dewan Pembina STPI dan Badan Pengawas PPTI Yani Panigoro mengingatkan pentingnya penanggulangan TBC di tempat kerja guna mencapai eliminasi TBC 2030.

Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dalam sambuta tertulis yang disampaikan Deputi bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Ir Yohanes Baptista Satya Sananugraha, M.Eng, mengungkapkan saat ini Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus TBC terbanyak kedua di dunia setelah India, yakni 354 kasus dari 100.000 penduduk. Hal ini mengakibatkan 144.000 kematian atau setara 52 kematian per 100.000 penduduk.

Dikataka, masalah TBC bukan sekadar menanggulangi  kesakitan yang ditimbulkan melainkan juga penanganan masalah sosial dan ekonomi yang ditimbulkan agar pengobatan TBC berhasil. Apalagi, TBC dapat menjadi penyumbang bertambahnya angka kemiskinan di Indonesia. Data mengestimasikan 73,8 persen kasus TBC di Indonesia berusia 15-64 tahun di mana usia tersebut adalah usia produktif.

Saat ini Indonesia memiliki Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2022 tentang Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerja untuk menjadi payung hukum bagi pekerja yang mengalami TBC agar tidak mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak oleh perusahaan.

Permenaker tersebut menjadi dasar bagi seluruh perusahaan dalam menghilangkan stigma dan diskriminasi bagi pekerja yang positif TBC serta upaya untuk bisa terus memberdayakan mereka agar tetap produktif sesuai dengan kondisinya.

BACA JUGA:

“Para pekerja dan perusahaan tidak perlu khawatir terkait pembiayaan pengobatan TBC karena sudah disediakan gratis di Puskesmas dan rumah sakit pemerintah, sehingga apabila ada pekerja yang positif TBC sangat disarankan untuk melakukan pengobatan di fasilitas kesehatan milik pemerintah terdekat,” kata Muhadjir.

Sementara, Ir Budi Gunadi Sadikin CHFC CLU, Menteri Kesehatan RI, mengataka TBC merupaka penyakit menular seperti Covid, tapi menyebabkan kematian lebih dari Covid.

“Saat ini 245.000 orang dengan TBC belum ditemukan, artinya penularan terus terjadi. TBC tidak bisa ditangani sebagai program oleh Kemenkes. Penanganannya membutuhkan gerakan dan harus inklusif, termasuk oleh sektor swasta dan di tempat kerja, sesuai tema dialog malam ini,” ujar Budi.

Senada dengan Menteri Kesehatan, Dr Hj Ida Fauziyah MSi, Menteri Ketenagakerjaan RI mengatakan untuk mengeliminasi TBC di tempat kerja, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh segenap pihak terkait, terutama dalam mengatasi stigma dan diskriminasi.

Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah dalam AP Dialog bertajuk Satukan Langkah,Stop TBC di Tempat Kerja. Foto: Dok AP Dialog

“Stigma terkait penyakit ini membuat perusahaan maupun pekerja merasa malu dan menghambat akses perawatan dan pencegahan TBC. Oleh sebab itu, yang harus dilakukan sekarang adalah sinergi dari semua stakeholder untuk mengatasi TBC,” kata Ida.

Sementara Melli Darsa selaku Presiden Harvard Club Indonesia (HCI) mengatakan bahwa TBC merupakan salah satu penyakit yang perlu ditanggulangi dengan serius, termasuk di tempat kerja, karena memiliki potensi penyebaran yang masif dan dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas, bahkan keberlanjutan dari sebuah perusahaan.

“Penanggulangan TBC di tempat kerja bukan hanya tentang meningkatkan produktivitas atau mendukung manusia Indonesia yang sehat demi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, tetapi lebih dari itu, karena kesehatan adalah bagian tak terpisahkan dari Hak Asasi Manusia. Untuk itu, jelas setiap pelaku industri harus mengedepankan kesadaran dan kesehatan para karyawan, termasuk dalam pencegahan dan penanggulangan TBC di lingkungan kerja,” kata Melli.

Melli pun mengajak seluruh komponen bangsa untuk berkontribusi dalam memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan bangsa, salah satunya TBC. Pihaknya berharap HCI dapat menjadi mitra kolaborasi dan menjadi motor penggerak putera dan puteri terbaik Indonesia dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah strategis bangsa agar cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat terwujud. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *