BBM Bersubsidi Lebih Banyak Dinikmati oleh Golongan Masyarakat yang Lebih Mampu

beritabernas.com – Dari data yang ada, ternyata BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi lebih banyak dinikmati oleh golongan masyarakat yang lebih mampu. Sehingga anggaran subsidi BBM selama inijadi salah sasaran dan tidak adil.

Dengan demikian, subsidi BBM bukan mengurangi kemiskinan, tapi justru menciptakan kesenjangan. Sementara di sisi lain, anggaran sebesar Rp 502,4 triliun untuk subsidi energi sebenarnya bisa dipakai untuk membiayai begitu banyak pembangunan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas dan tepat sasaran.

Untuk itu, kebijakan subdisi dan kompensasi akan disesuaikan agar APBN dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat.

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani pun mengatakan, subsidi BBM bisa saja ditambah untuk membantu masyarakat, tapi apakah sudah tepat sasaran?

Karena itu, menurut Menkeu Sri Mulyani dalam akun instagramnya yang dikutip beritabernas.com mengatakan, di tengah badai ketidakpastian global, APBN terus bekerja keras sebagai untuk melindungi daya beli masyarakat dan ekonomi nasional dari guncangan yang terjadi.

https://www.instagram.com/smindrawati/

Konsekuensinya anggaran subsidi dan kompensasi telah dinaikkan 3 kali lipat dari sebelumnya menjadi Rp 502,4 triliun melalui Perpres 98/2022, dengan harapan agar daya beli masyarakat dapat dijaga serta trend pemulihan ekonomi tetap berlanjut dan semakin menguat.

Menurut Menkeu, mencermati perkembangan terkini diperkirakan harga minyak mentah masih terus naik akan mencapai US$ 105/barel pada akhir tahun, lebih tinggi dari asumsi makro pada Perpres 98/2022, yaitu US$ 100/barel. Nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah juga berada di angka Rp 14.700, lebih tinggi dari asumsi sebesar Rp14.450. Sejalan aktivitas ekonomi yang makin pulih dan mobilitas yang meningkat, kuota volume BBM bersubsidi yang dianggarkan dalam APBN 2022 diperkirakan akan habis pada Oktober 2022.
Menanggapi hal itu, sejumlah warganet memberikan beberapa masukan. Pintarsaham.id, misalnya, mengusulkan agar pakai aja data STNK kendaran terus link ke mypertamina. Kalau mobil orang kaya harga BBMnya non subsidi.

Sementara Pintarsaham..id mengatakan, salah satu cara untuk maju adalah subsidi yang tepat sasaran. Memang ada ongkos sosialnya. “Coba dicek seluruh negara di dunia sudah terdampak meningkatnya harga minyak yang naik, jadi mau tidak mau harus naik,” katanya. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *