Bermitra dengan UII, Desa Girirejo Sukses Mengatasi Masalah Sampah Setiap Hari

beritabernas.com – Sejak bermitra dengan UII melalui program KKN (Kuliah Kerja Nyata) mahasiswa mulai tahun 2014 hingga sekarang, banyak kemajuan yang dialami Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Salah satu keberhasilan yang diraih desa yang berada di kaki Gunung Andong itu adalah pengelolaan dan pengolahan sampah. Dengan bantuan dan dukungan teknologi tepat guna seperti insenerator atau alat pembakar sampah ramah lingkungan buatan dan bantuan dari UII, setiap 1 ton sampah residu di Desa Girirejo berhasil dibakar dan menjadi abu hanya dalam waktu 1 jam.

BACA JUGA:

“Alhamdulillah setiap hari sampah dari warga berhasil dipilah dan diolah di sini berkat dukungan teknologi tepat guna berupa insenerator buatan dan bantuan dari UII. Setelah dipilah, sampah residu dibakar dengan alat insenerator yang ramah lingkungan (tanpa asap yang mengepul ke luar atau ke udara, red). Ini benar-benar sangat membantu dan bermanfaat bagi masyarakat dan desa kami,” kata Kepala Desa Girirejo Slamet Riyadi kepada wartawan di TPS3R Girirejo, Ngablak, Magelang, Selasa 23 Juli 2024.

Berkat keberhasilan memilah dan mengolah sampah dari warga, menurut Slamet Riyadi, Desa Girirejo berhasil meraih juara I dalam lomba pengolahan sampah tingkat Kabupaten Magelang dan juara I tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam lomba yang sama.

Proses pembakaran sampah tanpa polusi/ asap dengan inseneator buatan/bantuan UII untuk Desa Girirejo, Ngablak, Magelang. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

“Sekarang kami sedang mempersiapkan diri untuk maju dalam lomba tingkat nasional mewakili Provinsi Jawa Tengah. Mohon doanya semoga kami berhasil meraih juara I tingkat nasional dalam lomba pengelolaan dan pengolahan sampah sehingga bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya,” kata Slamet Riyadi.

Menurut Slamet Riyadi, ada 3 jenis sampah yang dihasilkan 1.800 KK Desa Girirejo yakni meliputi sampah rumah tangga, sampah sisa panen atau organik mencapai 1-2 ton per hari dan sampah anorganik yang mencapai 1 ton per hari. Dari sekian ton sampah yang dihasilkan setiap hari tersebut, semuanya berhasil diilah, diolah dan diselesaikan/dimusnahkan pada hari itu juga. “Jadi sampah hari ini selesai dipilah dan diolah hari ini juga di sini,” kata Slamet Riyadi.

Rektor UII Fathul Wahid mengaku ikut berbahagia atas keberhasilan Desa Girirejo yang mampu memilah, mengolah dan menyelesaikan masalah sampah setiap hari berkat dukungan teknologi tepat guna berupa insenerator maupun alat pengolah sampah organik dari UII.

Kepala Desa Girirejo Slamet Riyadi (keempat dari kiri) foto bersama Rektor UII Fathul Wahid (keempat dari kanan) dan jajaran pimpinan UII serta pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup Magelang, pejabat dari Bank BSI DIY serta pekerja di TPS3R Girirejo, Selasa 23 Juli 2024. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Setelah berhasil di Desa Girirejo, menurut Fathul Wahid, UII siap hadir dan membantu desa-desa lain dengan fokus yang berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing desa. Ini juga berkat kerja para mahasiswa UII yang KKN di Desa Girirejo sejak tahun 2014.

Sementara Dosen Teknik Kimia FTI UII Arif Hidayat mengatakan, insenerator yang digunakan di TPS3R Girirejo berkapasitas 1 ton. Sehingga satu ton sampah residu bisa dibakar tanpa polusi/asap hanya dalam waktu 1 jam.

Dengan demikian, menurut Arif Hidayat, dengan insenerator berkapasitas 1 ton dengan biaya pembuatan hanya Rp 15 juta itu mampu mengatasi/menyelesaikan masalah sampah di satu desa. Arif Hidayat pun mengaku siap membantu bila ada desa-desa lain yang membutuhkan dengan sistem kerja sama.

Kunjungan Rektor UII bersama sejumlah pimpinan universitas, fakultas, jurusan hingga program studi ke Desa Girirejo pada Selasa 23 Juli 2024 merupakan rangkaian kegiatan Milad ke-81 UII. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *