beritaberns.com – Petugas pangruktilaya dilatih untuk merawat jenasah agar lebih sigap dan terampil. Pelatihan dilakukan oleh Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, Gunungkidul bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari di Aula Ignatius Loyola komplek gereja, Selasa 19 Juli 2022.
Pelatihan pemulasaran jenazah ini merupakan salah satu pelaksanaan program kerja bidang pelayanan kemasyarakatan Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, Gunungkidul.
Yohanes Marwoto, Ketua Tim Pelayanan Pangruktilaya Paroki Wonosari, mengatakan, pelatihan pemulasaran atau merawat jenasah ini diikuti perwakilan 57 lingkungan se-Paroki Wonosari. Pelatihan dilakukan untuk membekali petugas seksi pangruktilaya yang sewaktu-waktu dibutuhkan keluarga yang sedang berduka untuk melayani perawatan jenazah.
“Setiap lingkungan di Paroki Wonosari setidaknya sudah memiliki dua petugas pangruktilaya yang terlatih dan siap menjalankan tugas kemanusiaan merawat jenazah. Dengan demikian, setiap ada umat Katolik yang meninggal petugas yang sudah terlatih ini sudah siap rela membantu untuk merawatjenazah,” kata Yohanes Marwoto dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Rabu 19 Juli 2022.
Menurut Yohanes Marwoto, peserta diberi materi teori dan praktik oleh dua pemateri dari RSUD Wonosari yakni Avilia dan Sukarno. Beberapa materi dasar disampaikan Avilia, seperti kewajiban petugas pangruktilaya untuk mengetahui riwayat dan jenis penyakit yang diderita orang yang meninggal dan hendak ditangani.
Sementara Avi mengatakan, hal utama yang harus diperhatikan oleh petugas pemulasaran jenazah adalah menjaga keselamatan diri sendiri agar terhindar dari kemungkinan penularan virus atau penyakit dari jenazah yang ditangani.
Selain itu, petugas pemulasaran jenazah hendaknya menyiapkan beberapa jenis alat pelindung diri agar terhindar dari penularan penyakit yang masih aktif pada setiap jenazah yang sebelumnya ada riwayat penyakit tertentu seperti alat sarung tangan, alat pelindung diri (APD) hasmat, masker dan penutup kepala dan kacamata.
Peserta pelatihan diikuti dengan praktik langsung disampaikan Sukarno sebagai petugas berpengalaman setiap hari memandikan jenazah di ruang jenazah RSUD Wonosari. Dengan menggunakan bantuan alat peraga berupa boneka, Sukarno mempraktikkan teknik yang benar dalam memandikan jenazah.
“Harus yakin. Tidak perlu takut melakukan pekerjaan ini. Kuncinya dari dalam diri kita harus iklas dan jujur,” ujar petugas yang tercatat telah memandikan lebih dari 1.000 jenazah selama bekerja di RSUD Wonosari.
Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Paroki Wonosari FX Endro Tri Guntoro menambahkan pelatihan pemulasaran jenazah yang dilakukan Paroki Wonosari diikuti peserta dari perwakilan lingkungan sebagai upaya memwujudkan kesiapsiagaan lingkungan menghadapi tugas panggilan sosial umat katolik di tengah masyarakat.
Menurut Endro, pelatihan merawat jenazah ini kegiatan kedua kalinya dilaksanakan Paroki setelah sebelumnya dilaksanakan pelatihan merawat dan merias jenazah menurut tata cara iman katolik. Kesigapan petugas pangruktilaya sebagai salah satu pelayanan paroki yang sangat membantu kelancaran setiap keluarga yang sedang berduka. (lip)
There is no ads to display, Please add some