Dosen Fikom Unpad Bandung Prof Deddy Luncurkan Buku Absurditas Komunikasi

beritabernas.com – Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Fikom Unpad) Bandung Prof Deddy Mulyana MA PhD meluncurkan buku berjudul Absurditas Komunikasi. Peluncuran buku dilakukan secara dDaring melalui aplikasi zoom meeting, Selasa 28 Pebruari 2023.

Peluncuran buku Absurditas Komunikasi karya Dosen Fikom Unpad Bandung ini diikuti 839 peserta. Acara peluncuran buku ini diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Koorwil Jabodetabek bekerjasama dengan Universitas Pancasila.

Selain Prof Deddy Mulyana MA PhD sendiri, tampil sebagai narasumber adalah Dosen UIN Syarif Hidayatullah Dr Gun Gun Heryanto, Anna Agustina PhD (Sekjen ASPIKOM/ Dekan Fikom Universitas Pancasila) dan Dr Siti Karlinah (Dosen Fikom Unpad). Sedangkan keynote speaker Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ST MUD dan Rektor Universitas Pancasila Prof Dr Edie Toet Hendratno dengan moderator Dr Geofakta Razali.

BACA BERITA LAINNYA:

Buku terbaru karya Prof Deddy dengan warna cover dominan putih bersih ini pantas dimiliki dan dibaca oleh pegiat komunikasi, dosen, mahasiswa maupun mereka yang tertarik di bidang komunikasi.

Buku setebal 392 halaman yang diterbitkan oleh Arti Bumi Intaran tahun 2023 dengan Nomor ISBN 978-623-8026-17-3 ini ada 67 artikel ilmiah populer yang pernah diterbitkan di banyak media massa. Dalam buku ini, Prof Deddy membedah setiap kasus atau perkara melalui kaca mata komunikasi yang dipadukan dengan pendekatan sosiologi, psikologi, kesehatan, politik dan konteks pendekatan lainnya.

Kiprah Prof Deddy–suhu bagi dosen-dosen Ilmu Komunikasi di Indonesia ini–dekat dengan media massa sejak lama, tahun 1970 an. Tulisan-tulisannya yang enak dibaca dan diselingi humor, punya ruang jelajah yang luas dalam memandang sebuah topik dari sudut ilmu komunikasi. Berbagai media, seperti Pikiran Rakyat, Republika, Media Indonesia, Kompas, Gatra, Jakarta Post, Australasian Muslim Times, Insight dan sebagainya sudah berulangkali memuat tulisan-tulisan pria kelahirarr 1958 ini.

Dalam pengantar buku terbarunya ini, Prof. Deddy Mulyana menyampaikan bahwa semua artikel dalam buku ini, meski pernah terbit pada sejumlah surat kabar dan majalah, namun sudah dimodifikasi dengan kadar berlainan. Jadi, sedikit banyak berbeda dengan artikel aslinya, termasuk judul untuk sebagian artikel.

Prof Deddy Mulyana saat peluncuran dan bedah buku Absurditas komunikasi. Foto: Istimewa

Judul-judul artikel populer dalam buku ini relatif singkat, dengan pemilihan kata bergaya populer dan berani. Topik yang diangkat pun aktual. Judul-judul itu, di antaranya Etnometodologi Kasus Sambo, Dramaturgi Peradilan Sambo, Elegi untuk Eril, Silaturahim ala Aqua Dwipayana, Lie Detector pun Bisa Berbohong, Interaksi Simbolik LGBT, (tradisi) Mudik, dan Fenomenologi Poligami.

Meski Prof Deddy dikenal sebagai spesialis komunikasi lintas budaya dan komunikasi kesehatan, tetapi topik-topik sosial-budaya, politik, bisnis, agama, media serta ketokohan juga diminatinya. Sebagian artikel dalam buku ini, topiknya menarik, aktual, ilmiah dan sesekali terselip humor segar.

“Dengan keluasan pengetahuan dan pengalamannya, beliau mengupas topik-topik dalam buku ini dengan judul-judul yang eye catching atau menarik perhatian dan membuat orang penasaran. Meski teoritis, tulisan-tulisannya terasa ringan dan mencerahkan, ide-idenya mewakili pembacanya, sesuai dengan ungkapan ‘kau tahu yang kumau.’ Pokoknya, tulisannya membumi sekali,” ujar Dosen Fikom Unpad Dr Siti Karlinah MS saat menjadi narasumber dalam bedah buku itu.

Siti Karlinah juga memuji Prof Deddy yang jeli dan peka dalam menangkap ide. Kepekaan ini tidak lepas dari kepiawaian Prof Dedy yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis. Bahwa jurnalis yang baik itu harus jeli dan peka terhadap sebuah berita dan nilai berita.

Siti Karlinah melihat keseharian Prof Dedy yang tidak pernah lepas dari mencatat hal-hal ringan. “Ketika kami ngobrol santai, mendadak ada ide tulisan, langsung beliau catat. Saat wisuda ada nama Sumanto dipanggil, kemudian diikuti tepuk tangan, lalu dicatat. Pokoknya ada hal-hal ringan dicatat, yang saatnya nanti diramu jadi tulisan yang menarik,” ujar Siti Karlinah.

Sisi lain dari tulisan-tulisan Prof Deddy, lanjut Karlinah, adalah isinya yang komprehensif dan ada solusinya. “Juga judul-judulnya yang eye cathching, seperti Elegi untuk Eril, Hantu Scopus, dan Calo Scopus,” ujar Siti Karlinah.

Sementara Dr Gun Gun Heryanto M.Si mengungkapkan, ilmu komunikasi hendaknya tidak hanya menjadi menara gading yang hanya disajikan di kampus dan komunitas akademisi. Tapi dalam ranah tertentu, harus bisa disajikan, dimaknai dan dinikmati oleh masyarakat banyak dalam bentuk tulisan populer yang mudah dipahami.

BACA JUGA:

Bukankah filosofi dasar ilmu pengetahuan adalah bermanfaat bagi umat manusia? Melalui buku ini, Prof Deddy Mulyana sudah melakukan itu. “Semua artikel-artikel dalam buku ini layak diapresiasi,” ujar Gun Gun, dosen pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah.

Dosen Favorit

Di tempat terpisah Dr Adhi Iman Sulaiman, Dosen Fisip Unsoed mengaku mengenal Prof Deddy sejak  tahun 2006 ketika studi S2 di Ilmu Komunikasi Unpad Bandung.

“Beliau termasuk dosen yang kami kagumi dan menjadi favorit, karena selain karya-karyanya, juga cara mengajar beliau yang mudah dipahami, kritis tetapi humoris. Nyaris tidak ada bidang komunikasi yang luput dari karya kajian beliau mulai paradigma, teori, konsep dan analisis kasus faktual juga kontekstual di buku, jurnal ilmiah dan opini di media massa,” ujarnya kepada wartawan.

Buku terbaru Prof Deddy ini, menurut Adhi Iman, agak berbeda yaitu  syarat makna dari konstruksi realitas sebagai pembelajaran kehidupan.

“Saya haturkan terima kasih kepada Prof Deddy karena selalu memberikan buku karya terbaik beliau, dan ketika beliau memberikan buku ini kepada saya, lalu bertanya 4 tema yang paling disukai, saya menjawab (1) Tipologi Dosen, (2) Hantu Scopus, (3) To Forgive But Not To Forget dan (4) Pendidik Humoris. Karena semua itu seperti autokritik untuk dunia pendidikan yang selama ini saya geluti,” ujarnya.   

Dalam buku ini, pembahasan yang populer dan mudah dicerna dari setiap topik tulisan, bisa jadi adalah jawaban khususnya bagi setiap pemegang kebijakan, aparat hukum seperti polisi, penasihat hukum, jaksa, hakim, lembaga negara, akademisi, dan juga masyarakat secara umum.

Diharapkan, setelah membaca buku ini, kita dapat memahami dan menilai peristiwa lebih bijak dan menjadikannya sebagai bagian dari pendekatan untuk memecahkan persoalan. Bahwa memecahkan persoalan tidak hanya dari satu sisi, namun bisa dari banyak sisi, termasuk dari sisi ilmu komunikasi.

Buku berisi kumpulan artikel yang mencerahkan dan solutif ini dikemas dengan bahasa yang sederhana, sehingga layak kita baca dan miliki. (prasetyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *